Alarm Tak Berguna

2.1K 290 20
                                    

Semalam Brian sampai di rumah dengan membawa sedikit rasa kesedihan karena pertemuannya dengan Airin. Kesedihan Brian bukan disebabkan oleh penolakan Airin, melainkan karena rasa bersalah yang kini menggerogoti nyali serta mental dari bassist Enam Hari itu.

Brian sempat membuat kesal adiknya, Awan, saat pulang tengah malam. Bagaimana tidak, Brian jelas-jelas membawa kunci cadangan, tetapi ia lebih memilih untuk meneriaki Awan yang sudah tidur dari luar rumah. Beruntung Awan itu termasuk anak yang pendengarannya peka, jadi Awan segera bangun dan membukakan pintu sebelum tetangga rumahnya mengamuk akibat suara berisik Brian.

Kali ini, Awan harus kembali dibuat jengkel. Ia masuk ke dalam kamar Brian yang sejatinya jarang sekali di kunci, kecuali saat masih bersama Airin dulu. Awan kemudian mematikan alarm yang sedari tadi mengganggu gendang telinganya.

"Percuma pasang alarm kalau telinga lo kedap suara, Bang! " Gerutu Awan saat meletakkan alat pengingat waktu itu kembali ke atas meja setelah mematikannya. Ia beralih menatap malas Kakak laki-lakinya yang tidur meringkuk di balik selimut.

"Bang, bangun! Udah siang tuh, nanti rezeki lo di sedot gajah! Bangun! "

Brian mirip seperti patung. Jangankan menyahut, bergerak saja tidak ketika Awan membangunkannya.

Awan tidak kehabisan akal, ia menyingkap paksa selimut tebal yang Brian pakai, sukses itu membuat Kakaknya sedikit memberikan reaksi.

"Apa sih, Wan? Masih ngantuk gue! " Brian kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh.

"Gimana dah, katanya ada manggung pagi? "

Brian mengerjapkan matanya kaget. Ia baru ingat tentang hal itu, sontak Brian langsung terbangun dengan kasar sembari mulutnya mengomeli Awan. "Lo kenapa nggak bangunin gue dari tadi?! "

Brian loncat dari atas kasur seperti pemain sirkus, ia menghampiri handuk yang tergantung dan mengambilnya, setelah itu Brian masuk ke kamar mandi.

"GUE UDAH BANGUNIN LO YA, TAPI LO AJA YANG SUSAH BANGUN! " Teriak Awan yang kemudian memilih untuk segera keluar dari kamar Brian.

-

Jam manggung pagi ini adalah pukul sembilan waktu Indonesia bagian Barat, itu artinya beberapa menit lagi, dan parahnya Brian satu-satunya personel yang telat datang.

Semua orang yang berkaitan dengan acara hanya tinggal menunggu kedatangan bassist itu.

"Ini Brian habis malam mingguan jadi telat bangun pasti! " Serka Sungjin menebak.

Dowoon tak tinggal diam, ia ikut bicara menyahut kalimat yang Sungjin katakan tadi. "Atau jangan-jangan Bang Brian semalam nonton dangdut di alun-alun kota, makanya dia pulang paling lambat? "

"Anak Band masa nonton dangdut, Woon? Yang masuk akal dikit napa? "

"Apa salahnya, Pil? Nggak ada larangan buat anak Band nonton dangdut, kan? "

Dowoon dan Wonpil memang dua personel muda yang sering sekali bertengkar hanya karena masalah sepele.

"Ya memang enggak, tapi kan... "

"Udah weh! Kenapa kalian berdua malah ribut masalah dangdut sih? Ini Brian belum datang, kita harus berangkat sebentar lagi! " Omel Jae yang terlihat kesal setelah memotong kalimat Wonpil tadi. Sementara Sungjin memilih untuk diam dan bersikap santai. Apa pun dan dimana pun, Sungjin memang selalu santai. Baginya, beban pekerjaan tidak boleh sampai dijadikan beban hidup.

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang