Aku, Brian Yang Lemah

764 100 0
                                    

Bagaimana bisa seseorang mengatakan hal semacam itu? Bagaimana mereka tahu bahwa aku merasa bahagia atas perpisahan ini?

Bukan.

Ini bukan sesuatu yang pantas untuk dipertanyakan. Bahkan untuk dibayangkan.

Masih lekat dalam ingatan, ketika aku memperjuangkan hatinya dengan separuh napasku. Aku menggenggam jemarinya dengan kuat, aku seperti tidak ingin membiarkannya pergi menjauh.

Dia mendekati daun telingaku, membisikkan seuntai kalimat terang di sana.

Katanya, “Aku mencintai kamu, untuk hari ini, besok, lusa, tulat, tubin, dan bahkan selamanya. ”

Dia kembali berbicara saat aku memasang wajah bingung.

“Bahasa Indonesia kamu bagus, kan? ”

Pertanyaan yang konyol! Tapi mampu membuatku melebarkan tawa saat itu juga. Aku bahagia bersamanya, dia pun demikian.

Lalu, kami berpisah.

Aku bahkan mengutuk diriku sendiri atas keputusan yang menjadi penyesalanku saat ini.

Aku sangat bodoh!

Jika ada kata yang lebih buruk dari itu, anggaplah aku mengalaminya.

Kini aku terjebak oleh kenyataan, bahwa aku akan melewati lembah sulit untuk menangkapnya kembali. Menjemputnya untuk kembali ke dalam pelukanku.

Atau mungkin akan menjadi sesuatu yang mustahil untuk terjadi?

Ketika aku memiliki sebuah perkumpulan untuk berbagi kisah, justru mereka adalah alasan mengapa aku menjadi seperti ini.

Aku harus kemana lagi? Harus meminta bantuan siapa lagi?

Pikiran buruk ini terus menghantuiku. Memaksa dan menuntutku untuk memilih di antara dua pilihan. Itu sangat tidak mungkin untuk dipercaya!

Sekarang. Bisakah aku bertanya kepada Tuhan? Bertanya akan sepuas apa takdir ini mempermainkan hati manusia?
Hati kami diciptakan dengan berbagai perasaan rumit di dalamnya.

Haruskah sekejam ini, Tuhan?

Jangan terlalu bercanda! Siapa yang akan menyukai perpisahan? Sebuah peristiwa yang menyebabkan timbulnya luka, bahkan rasa sakit yang bisa saja menjamur sampai tempat terdalam.

Siapa?

Coba katakan padaku!

Bagaimana bahagianya melepaskan orang yang kita sayangi? Bisakah seseorang menjelaskannya padaku? Aku mulai penasaran.

Jenuh.

Penat.

Bingung.

Rutinitasku hari ini.

Aku mengambil koin 500 perak dari dalam saku celanaku. Jariku memutar koin itu di atas meja, lalu ku dekap tiba-tiba.

Bibirku berucap, “Garuda! ”

Aku berharap tebakanku adalah benar dan dapat membuat suatu permohonan untuk dikabulkan seperti di cerita-cerita fiksi.

Saat ku buka, itu adalah gambar Garuda!

Aku terlampau senang sampai lututku tidak sengaja beradu fisik dengan kaki meja. Aku tertawa meskipun sedang menahan sakit. Ku pikir, aku adalah orang paling beruntung saat ini.

Dengan bodohnya aku menyatukan kedua telapak tanganku sembari memejamkan mata. Aku mengucapkan permohonanku dalam hati agar tidak ada satu orang pun yang bisa mendengarnya.

Hanya aku dan Tuhan yang tahu.

“Tuhan, aku ingin kembali di masa lalu. Di masa saat aku baru ingin memulai semua ini. ”

Lalu aku membuka mata.

Semuanya masih sama seperti beberapa menit yang lalu. Aku berpikir, mungkin aku kurang sungguh-sungguh dalam mengucapkan permohonanku. Maka aku mengulanginya.

Dan masih tetap sama saat aku membuka mata.

Aku terus mengulanginya hingga entah sudah berapa kali.

Rasa kesal menghinggapi diriku, hingga otakku merasa panas dan ingin meluapkannya dalam kalimat kasar.

Aku seorang laki-laki yang seharusnya lebih kuat dari perempuan, tapi aku juga hanya manusia biasa yang bisa menangis dalam kesedihan.

Aku merasa aku sedang marah, tapi entah dengan siapa? Aku merasa aku telah menjadi orang jahat, tapi kejahatan seperti apa? Aku melukai hati seorang perempuan, namun hatiku sendiri juga terluka.

Aku menatap cermin di hadapanku. Aku melihat pantulan dari bayanganku di sana, aku melihat Brian yang lemah.

Benar, Brian yang sangat menyedihkan.

Aku memang menyedihkan seperti tiga tahun yang lalu.

Tidak berbeda sedikit pun.

Tidak ada yang berubah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang