Kalian Rujuk?

1.4K 205 13
                                    

Brian baru saja kembali dari dapur, ia membawakan segelas air putih untuk Airin yang sedang duduk di sofa. "Kamu minum dulu deh. " Kata Brian mengulurkan gelas di tangannya.

Awalnya Airin hanya memandangi gelas itu dan juga Brian secara bergantian, namun tak berselang lama ia menerimanya dengan sukarela. Brian ikut duduk di samping Airin. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang ingin diajukan oleh Brian, tetapi ia sadar akan situasi.

Keadaan menjadi hening. Airin tidak berbicara apa pun setelah meneguk hingga habis setengah gelas air putih yang diberikan oleh Brian tadi.

"Kamu tinggal di rumahku aja. " Ucap Brian memecah keheningan. Airin langsung menatapnya bingung.

"Maksud kamu? "

"Maksud aku ya kamu jangan tinggal di sini sendirian! Kalau di rumahku kan ada temennya. "

Airin menggeleng tanda menolak ajakan Brian, padahal maksud Brian itu baik. Dia tidak ingin Airin diganggu lagi oleh Bapak-Bapak tadi.

"Bahaya loh tinggal sendiri, Rin. Gimana kalau Bapak-Bapak sama anak buahnya tadi datengin kamu lagi? "

"Ya aku kan bisa minta bantuan tetangga, Bri! " Sahut Airin dengan cepat, namun Brian belum kehabisan kata-kata.

"Itu kalau datangnya siang. Kalau malam gimana? Mereka masuk diam-diam ke rumah saat kamu tidur, terus kamu dibekap pakai obat bius, habis itu dimasukin karung dan.. ADUH! "

Brian terpaksa berhenti bicara karena lengannya baru saja dipukul oleh Airin. Ia mengaduh sakit sembari mengusap pelan bekas pukulan Airin tadi.

"Sakit, Rin! "

"Salah siapa bikin orang jadi parnoan? "

Bibir Brian melebar, tampak ia mulai ketawa mendengar kalimat Airin. Entah letak lucunya di mana.

"Lagian kamu susah banget kalau dinasehatin! " Jawab Brian yang masih tetap mempertahankan tawa kecilnya. Airin menjadi diam, dia malas berbicara dengan Brian.

"Tadi itu sebenarnya siapa, kok ngaku-ngaku calon suami kamu? Kamu kalau mau cari penggantiku itu yang agak gantengan dikit, Rin. Kalau yang modelan tadi, akunya jadi nggak rela! "

"Ih, enggak lah! Gila apa aku nikah sama Bapak Kuncoro? " Entah kenapa Airin merasa geli sendiri membayangkan kalau ia benar-benar menikah dengan Bapak Kuncoro tadi.

"Oh, namanya Bapak Kuncoro? " Tanya Brian memastikan sembari kepalanya mengangguk beberapa kali. "Yaudah, sekarang kamu harus ceritain dari awal! "

"Harus? Kenapa? "

"Ya supaya aku bisa membela dan melindungi kamu lah, Rin! "

Airin tersenyum remeh. "Nggak usah repot-repot, Brian! Aku bisa kok tanpa kamu. " Kata wanita itu yang seakan sedang menggampangkan masalah ini.

"Mendingan kamu cerita dulu deh, siapa Bapak Kuncoro itu! " Suara Brian sedikit kurang santai, ia lelah harus berlari-larian dengan kalimat Airin.

Sempat bungkam, akhirnya Airin menurut lalu menceritakan siapa itu Bapak Kuncoro. Beliau adalah seorang warga terhormat di kampung, mempunyai penangkaran bebek besar dan juga mempunyai dua istri, dan besar-besar juga. Badannya.

Sebenarnya Airin datang ke kota bukanlah karena ingin menjadi model, melainkan karena dirinya ingin melarikan diri dari Bapak Kuncoro yang terus saja mengganggunya.

Brian semakin mantap untuk mengajak Airin tinggal bersama setelah mendengarkan cerita wanita itu. Bukannya Brian ingin mengambil kesempatan untuk mendekati Airin, tetapi ia tidak tega juga kalau Airin harus menahan ketakutannya seorang diri.

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang