Tolong Lupakan

698 112 16
                                    

*Disarankan membaca sambil mendengarkan Day6 - Like A Flowing Wind. Terus ulangi sampai kalian selesai membaca😊*

-

Setelah pulang dari perusahaan, Brian kembali mengurung diri di dalam kamar. Kepalanya pusing karena terlalu memaksakan daya otaknya untuk berpikir.

Ini sudah jam 5 sore dan Brian belum juga terlihat keluar dari kamar.

Terdengar ketukan pintu dari arah luar kamar, itu sudah pasti Awan.

"Bang, di luar ada Kak Airin! "

Brian yang awalnya tak merespon, langsung bangun dari posisi duduknya di lantai. Ia membuka pintu dengan cepat dan melihat sang Adik tengah berdiri di hadapannya. "Di mana? " Tanya Brian sembari pandangannya meneliti sekitar.

"Ada di luar, gue suruh masuk nggak mau. "

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Brian segera berlari keluar dari rumah. Ia membuka pagar rumahnya saat tidak melihat Airin ada di area pekarangan.

Napas Brian sedikit berantakan karena tadi berlari. Ia senang bisa melihat Airin kembali, saking senangnya Brian sampai memeluk wanita itu. "Aku kangen banget sama kamu, Rin! " Kata Brian yang masih memeluk wanitanya dengan erat.

Airin tersenyum sembari membalas pelukan Brian. Tak lama, Brian merenggangkan pelukannya sampai terlepas. "Kenapa nggak mau masuk? Kok malah di sini? " Tanya Brian dengan suara yang dibuat-buat agar terdengar menggemaskan.

"Nggak apa-apa. Aku nggak lama kok. "

Brian mengangguk paham, ia masih senang karena kembali bertemu dengan Airin.

Wanita itu mengheningkan suaranya sejenak, bingung harus mulai bicara dari mana.

"Aku.., "

"Aku mau ngomong duluan, Bri! " Ucap Airin menyela kalimat Brian. Setelah Brian diam, Airin malah mengatupkan kembali bibirnya alih-alih meneruskan kalimat. Hal ini sontak membuat Brian bertanya-tanya.

"Kamu mau ngomong apa? "

"Aku udah tahu soal artikel itu, Bri. "

Ekspresi tidak suka sangat terlihat jelas di wajah Brian. Ia kembali mengingat berita menyebalkan itu, terlebih dengan kejadian siang tadi di perusahaan.

"Kamu tahu sendiri atau ada yang ngasih tahu? Suho ya yang ngasih tahu? Cari gara-gara aja itu orang! "

"Bukan, Bri! Bukan Suho! "

"Terus siapa? "

Airin menggelengkan kepalanya. Ia tidak mungkin memberi tahu Brian kalau Sungjin yang mengatakan hal ini kepadanya, itu hanya akan menimbulkan masalah baru yang akan menambah kepusingan pria yang ia cintai.

"Bukan siapa-siapa, Bri. Kita nggak bisa biarin artikel itu menyebar lebih luas lagi! "

"Kamu nggak perlu mikirin itu, Rin. Biar itu jadi urusan aku sama anak-anak. "

"Nggak bisa, Brian! Masalah itu muncul karena aku juga! Kamu pikir enak hidup sebagai sumber masalah? "

"Kamu bukan sumber masalah, Airin! Justru tanpa kamu, aku akan merasa berat menghadapi masalah-masalah ini! "

Airin membuang pandangannya ke arah lain, seperti enggan untuk menatap Brian yang baru saja selesai bicara.

"Bri, gini ya! Aku udah merasa tenang saat kita pisah. Tapi sekarang saat kita mencoba untuk bersama kembali, aku selalu dipusingin sama masalah ini, masalah itu! Nggak ada habisnya! Aku juga capek, Bri! " Airin menjeda kalimatnya. Bibirnya bergetar hebat ketika menyuarakan kebohongan yang sengaja ia buat itu. Airin melakukan ini agar Brian bisa membenci dan menjauhinya.

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang