Pelukan Hangat

1.2K 172 29
                                    

“Airin, aku mau makan bubur ayam deh. Sama minum jus jambu. ”

“Pengen sate kambing, Rin. ”

“Nasi jagung yang digoreng enak kayaknya. ”

“Lontong kecap, tahu gejrot, bata.... ”

Brian berhenti menggumam tentang bayangan makanan lezat yang terputar di otaknya saat ia mendapatkan tatapan tajam dari Airin.

Wanita itu kesal karena permintaan Brian saat ia sedang sakit. Tadi malam Brian tidak seperti itu, hanya sekedar deman dan mengeluh pusing. Pagi ini bahkan Brian tak henti-hentinya berbicara tentang makanan enak.

"Kamu ini sakit atau lagi hamil sih, Bri? Orang sakit biasanya nggak doyan makan, tapi kamu malah kayak bumil lagi ngidam gini! " Tanya Airin yang bingung bercampur kesal.

Bayangkan saja, dari Brian membuka mata sampai jam menunjukkan pukul sembilan pagi, Brian selalu meraung meminta Airin untuk memberikan makanan yang ia inginkan.

Binar mata Brian meredup seiring rasa kecewanya yang mencuat tatkala Airin menolak semua permintaannya. Bukannya tanpa sebab Airin menolak, masalahnya wanita itu sudah memasak di rumah, hanya saja Brian terlalu rewel dengan tidak ingin memakannya dan tetap meminta apa yang dia inginkan.

Airin menghela napas frustasinya, ia bahkan tidak tahu harus berbuat apa lagi sekarang. Nasi di dalam mangkuk yang sedang dipegangnya mulai mendingin karena Brian tidak bersedia untuk makan. "Kamu yakin nggak mau makan ini, Bri? " Tanya Airin kembali dan respon Brian tetap sama seperti sebelumnya, menggelengkan kepala sembari memanyunkan bibir.

"Kamu tuh maunya makan apa? "

Brian terlihat antusias untuk menjawab. "Aku mau nasi jagung yang digoreng! "

"Mana ada yang jual, Bri?! Harus beli nasi jagung biasa, nanti digoreng sendiri! "

"Yaudah, beli yang biasa dulu. "

Airin terlihat ingin memukul lengan Brian, tetapi ia membatalkan niatannya mengingat Brian sedang sakit saat ini.

Andai tidak sakit, entah seperti apa nasib Brian di tangan Airin sekarang.

"Jam segini pasar udah agak sepi, Bri! Yang jual pasti juga udah pulang. " Kalimat Airin seperti mematahkan semangat Brian, itu terlihat dari raut wajah sang pria yang berubah menjadi murung kembali. Airin semakin bingung. Jujur saja ia kasihan melihat Brian yang sangat rewel untuk makan, padahal biasanya Brian itu doyan dengan segala makanan. Dia kan omnivora.

"Lainnya deh, aku beliin! Mau apa? " Airin mencoba untuk membujuk Brian kembali.

"Bubur ayam? Aku pengen bubur ayam! "

"Yang di depan komplek itu, Bri? "

Brian menggelengkan kepalanya. "Bukan, tapi yang ada di dekat Taman! "

"Kenapa jauh-jauh ke sana, Bri? Kan di depan komplek juga ada! "

Pria berusia 25 tahun itu tak ingin menjawab Airin. Ia semakin memanyunkan bibirnya sembari bersila tangan di depan dada. Dari tadi Brian duduk menyandar pada sandaran kasur dengan setengah tubuhnya dibalut oleh selimut tebal berwarna abu-abu tua.

Melihat Brian begitu menggemaskan ketika memakai piyama bermotif Minion akhirnya sukses membuat Airin luluh. "Iya, iya! Belinya yang di dekat Taman aja! "

"Nah, gitu dong! Yuk! "

Brian sangat bersemangat sekarang, ia sampai turun dari kasur dengan brutal. Sementara Airin yang terkejut juga tak tinggal diam ketika Brian ingin menarik tangannya. "Lah, kamu mau kemana? "

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang