Bonus Chapter ; Mual

1.2K 103 8
                                    

Pernikahan diadakan dua bulan setelah lamaran Brian diterima oleh Airin. Jika pada pernikahan sebelumnya hanya dihadiri oleh keluarga dekat dan terkesan private, maka yang sekarang beda lagi. Brian sengaja membuat pesta yang lumayan mewah, menyuarakan pada dunia bahwa dirinya dan Airin telah kembali bersama.

Tentunya bukan hanya pihak Brian yang membiayai itu semua, ada campur tangan dari keluarga Airin, personel Enam Hari, dan juga orang-orang perusahaan. Berkat mereka semua, hal yang dulu hanya menjadi impian kini dapat terwujud.

Satu bulan setelah pernikahan, Airin menjual rumah pribadinya dan memutuskan untuk tinggal di rumah Brian.

Iya, kan kalian memang suami istri! Jadi ya harus tinggal bersama.

"AWAN! WOY, BANGUN LO BOCAH! " Brian berteriak sambil menggedor pintu kamar Adiknya dari luar. Hening, yang ada di dalam sana tak terdengar memberi respon. Mungkin saja Awan belum bangun, mengingat ini adalah hari minggu dan dia libur sekolah. "WAN, BANGUN DONG! BUKAIN PINTUNYA, GUE MAU AMBIL JAKET! " Teriak Brian untuk yang kedua kalinya. Kali ini sepertinya berhasil. Samar-samar Brian mendengar suara sendal yang beradu dengan permukaan lantai dari dalam sana. Selang beberapa saat pintu pun dibuka, menampilkan sosok anak laki-laki yang rambutnya masih berantakan.

*kira-kira seperti ini *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*kira-kira seperti ini *

Awan menatap Brian dengan malas, bahkan dengan mata yang belum terbuka sempurna. Sejujurnya Awan juga kesal karena suara Brian tadi benar-benar mengganggu tidur paginya.

"Please deh, Bang! Tuan muda lagi tidur, jangan diganggu! " Kata Awan membuka suaranya. Tangan Brian reflek menyentil kening Awan yang masih tertutup oleh rambut menggunakan jarinya. Awan mengaduh sakit sambil memegangi bekas sentilan Brian tadi. "APA SIH?! LO KIRA KENING GUE BATOK KELAPA?! " Tanya Awan yang suaranya meninggi, masa bodoh dengan raut wajah Brian yang terlihat masam itu.

"Gue mau ambil jaket yang lo pinjam kemarin! Susah banget bangunin lo, turunan siapa sih? "

"Ya turunan lo lah, Bang! Masa turunannya Bang Jae? " Jawab Awan yang masih saja tidak santai.

Suara gaduh antara Kakak beradik itu agaknya terdengar sampai di telinga Airin yang baru saja menyelesaikan kegiatan memasaknya. Sebenarnya Airin sendiri sedang merasa tidak enak badan hari ini, tapi ia tetap ingin melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri.

Karena penasaran dan juga karena suara mereka berdua tidak berhenti, akhirnya Airin memutuskan untuk menghampiri. Ia melihat Brian dan Awan yang saling beradu kata-kata di depan pintu kamar. "Ada apa sih? Kok ribut-ribut? " Tanya Airin yang kakinya berusaha untuk lebih dekat ke arah mereka.

Awan langsung melayangkan jari telunjuknya tepat ke depan wajah Brian. "Bang Brian nih, Kak! Gangguin gue tidur pagi-pagi! " Ucapnya mengadu pada Airin. Yang diadukan juga tidak terima. Ia langsung menepis telunjuk Awan dengan sarkas.

"Kalau gue nggak ganggu nanti lo nggak akan bangun-bangun! "

"Ya namanya juga masih tidur! "

"Maka dari itu gue bangunin! "

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang