Even Though I Already Know

839 38 0
                                    

Nayna merias diri di depan cermin. Sebentar lagi Putri akan menjemputnya, jadi ia harus selesai sebelum ia mendengar ocehan Putri. Ia mengenakan dress selutut tanpa lengan warna toska, dengan sepatu warna senada. Accessorys-nya hanya kalung etnic warna coklat yang ia beli di mal beberapa waktu yang lalu. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai begitu saja.
Terdengar suara klakson mobil Putri menjerit-jerit dari luar rumahnya. Nayna meraih undangannya dan memasukkannya ke dalam tas, lalu pergi menghampiri Putri yang sudah menunggu dengan tidak sabar di luar sana.

“Wow… sungguh cepat sekali kedatangan Anda tuan putri…” Putri menyindir saat Nayna memasuki mobilnya. Nayna hanya nyengir. Putri mendengus, “Okay, let’s go!” ucap Putri, lalu menjalankan mobilnya.

Nayna dan Putri memasuki gedung sambil tertawa-tawa. Beberapa teman mereka langsung menyambut begitu melihat kedatangan mereka berdua.

“Hey, Na. Apa kabar? Gila, lama banget ya kita nggak ketemu? Lo masih inget gue, ‘kan?” ujar salah seorang teman Nayna, Talita.

Nayna tersenyum, “Ya masih lah. Mana mungkin aku lupa sama wajah judes kamu, Ta.” Jawabnya.

“Enak aja, elo tuh yang judesnya minta ampun. Sampai dipanggil apa ya dulu?” Talita tampak berpikir.

“Lidah Belati.” Sahut salah seorang lainnya, Kania. Sontak mereka pun tertawa. “Eh, tapi tumben kamu nggak bareng sama Kak Reza?” lanjutnya setelah tawa mereka reda.

Nayna terdiam, ia tersenyum canggung. Talita menyikut perut Kania. “Mereka, ‘kan udah putus…” bisiknya pada Kania.

Kania meringis, “mana aku tahu?” jawabnya sambil berbisik juga.

“Aah… apa kalian udah pada makan? Kita cari makan, yuk?” Putri segera memecahkan suasana yang mulai terasa canggung itu.

“Bener juga, ya udah deh ayo.” Jawab Talita sambil menggandeng tangan Putri dan berjalan mencari makanan.

Nayna yang berjalan di belakang mereka bertiga tiba-tiba berhenti ketika telinganya menangkap sebuah suara yang tidak asing. Suara tawa khas yang hanya dimiliki oleh Reza. Ia menoleh ke sana ke mari mencari keberadaan Reza. Reza berada tak jauh darinya. Ia sedang mengobrol dengan beberapa temannya – yang diketahui Nayna adalah mantan tim basket sekolahnya dulu. Nayna terus memandangi Reza yang sedang tertawa. Ia benar-benar merasa rindu dengan suara tawa itu. Suara tawa yang dulu hampir setiap hari didengarnya.
Merasa diperhatikan, Reza pun menoleh ke arah Nayna. Tatapan mereka bertemu. Tapi Nayna segera mengalihkan pandangannya dan berlalu. Reza terus memerhatikan Nayna.

“Lo kenapa, Za?” tanya salah seorang temannya.

Sorry, gue tinggal dulu ya.” Ucapnya sebelum berlari mengejar Nayna.

Nayna sudah bergabung bersama teman-temannya lagi saat Reza sampai. “Kak Reza?” ucap Putri begitu melihat kehadiran Reza.

Talita dan Kania pun menoleh ke arah Reza. Tapi tidak dengan Nayna. “Sini, Kak!” Talita melambai-lambaikan tangannya pada Reza sambil tersenyum. Reza pun tidak menyia-nyiakan hal ini. Ia balas tersenyum dan menghampiri mereka.

“Apa kabar, Kak? Gila, Kakak makin cakep aja sekarang.” Ujar Talita, disambut anggukan Kania.

“Iya, nih. Tambah cakep aja.” Ucapnya.

Reza hanya tersenyum. Pandangannya tidak bisa lepas dari Nayna. Tapi Nayna sama sekali tidak menoleh sedikit pun. Kania yang menyadari hal ini pun langsung memulai dramanya.

“Ee… kayaknya kita ke anak-anak yang lain aja deh, Put, Ta.” Ucapnya sambil menyikut Putri.

“Ya udah, ayo.” Jawab Putri. “Aku ke sana dulu ya, Na.” pamitnya pada Nayna. Talita dan Kania sudah berjalan mendahuluinya.

Love Disease (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang