Kereta Salju (Part 1)

961 49 0
                                    


Matahari pagi menyapa dari ketinggian. Langit biru membentang bagai permadani raksasa. Rumput-rumput bergoyang mengikuti ke mana laju angin. Raka tampak sedang berlari pagi. Sesekali ia berhenti untuk sekedar minum atau istirahat. Kemudian ia kembali berlari.

Sudah hampir satu jam ia berlari, tapi kenapa ia masih belum merasa tenang? Sejak pertemuannya dengan wanita itu kemarin, ia jadi merasa tidak tenang. Hatinya yang selama ini padam, tiba-tiba saja bergejolak kembali.

Kemarin saat ia akan mencari Nayna yang tiba-tiba berlari begitu saja, ia bertemu dengan wanita itu. Wanita yang membuatnya tidak bisa menerima cinta lagi. Wanita yang membuatnya harus menderita selama bertahun-tahun. Wanita yang seperti sebuah kereta salju. Yang membuat hatinya meluncur begitu jauh. Lalu terjatuh.

♫♥♫

Salju menyelimuti bumi Amerika enam tahun yang lalu. Seorang pemuda dengan mata yang indah dan lesung pipi yang menawan menatap langit putih itu. Ia tampak sangat marah. Masih teringat jelas perkataan ayahnya barusan.

"You're not my son!"

Kata-kata itu terasa seperti palu besar yang menghantam kesadaran jiwanya. Bagaimana ia bisa menjadi orang asing hanya dalam waktu sehari?

Ia bahkan tidak tahu apa kesalahan yang telah diperbuatnya. Ia hanya mengatakan keinginannya untuk menjadi seorang seniman. Apakah itu adalah sebuah kesalahan? Sebuah kesalahankah jika ia tidak ingin melanjutkan bisnis keluarganya?

"Sh*t!!" rutuknya kesal.

Dukk!! Sebuah bola salju - yang entah dari mana - sukses mengenai wajah tampannya.

"Aish... hey, who..."

Dukk!! Lagi-lagi sebuah bola salju mengenai wajahnya.

"Ah! Hey!!" Teriaknya marah.

"Apakah sakit?" sebuah suara muncul dari belakangnya.

Pemuda itu pun menoleh. Seorang wanita berambut hitam panjang dengan mantel bulu coklat sedang tersenyum ke arahnya sambil membuat sebuah bola salju.

"Sakit, ya?"

"Who... are you?"

"My name is Marissa. Will you be my friend?" wanita itu masih tersenyum. Senyum yang sangat menawan.

Pemuda itu terdiam beberapa saat. Lalu ia pun tersenyum. Menampilkan gigi gingsulnya yang menambah manis dirinya. "I'm Raka."

♫♥♫

Kemarin...

Raka sedang berbicara dengan salah seorang pegawai toko saat tiba-tiba Nayna tidak sengaja menabraknya. "Aish... ada apa dengannya?" Gerutunya sebal.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya pegawai toko itu sambil membantunya berdiri.

"Tidak apa-apa. Terima kasih." Ucap Raka lalu tersenyum tipis. Tipis sekali.

"Kalau begitu, bagaimana dengan yang ini?" Pegawai toko itu menunjuk sebuah mainan.

"Eh, maaf, saya harus mengejar teman saya tadi." Ujar Raka sambil memandangi Nayna yang berlari semakin jauh.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi." Pegawai toko itu tersenyum, lalu berjalan pergi meninggalkan Raka.

Raka hanya sedikit mengangguk dan membalas senyumannya. Ia akan segera pergi menyusul Nayna saat tiba-tiba seseorang menyentuh lengannya. Sontak, ia pun menoleh. Seorang wanita berambut hitam panjang sedang tersenyum padanya.

Love Disease (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang