KEDEKATAN YANG TERJADI SEMAKIN MEMBUAT MU INGIN TERUS BERSAMA NYA
*Sesampainya dirumah Rara*
"Ya ampun Jan kamu kenapa?". Tanya Mama
"Jan, tak apa-apa aunty, ini tadi kerna Jan tak hati-hati masa nak sebrang jalan tadi, untung ada Rara yang selamatkan Jan, tapi kepala Jan terbentur batu sikit, Jan dah okay sekarang". Ujar Jan berbohong, karena Jan tak ingin Rara dimarahin mamanya (Dah mulai jadi sahabat ni wkwk:v)
"Nih anak kok belain gue yah?". Batin Rara
"Syukurlah, Rara bawa dia ke kamar ya, Putri,Rani,Syeina sama Najla nginep aja ya, soalnya Tante sama Uwan mau pergi kesian Rara sama Jan ga ada temen". Ujar Mama
"Siap Tante". Ujar Syeina,Najla, Putri, dan Rani
"Yaudah, Jan aunty pergi dulu ya, Rara jagain Jan ya". Ujar mama lalu pergi diikuti bang Uwan
"Ra, Kakak sama Rani pergi cari makanan dulu ya, mau nitip ga". Ujar Putri
"Adeknya ga ditawarin nih?". Ujar Najla
"Kamu mah apa aja dimakan, kayu dikasih nasi aja mau". Ejek Putri
"Enak aja, kakak tuh pemakan segalanya". Ujar Najla
"Serah🙄, yaudah Rara, Jan, Syeina mau nitip apa nih". Tawar Putri
"Rara mau hati kakak aja deh😄". Canda Rara
"Ra, kakak masih waras tau!". Ujar Putri
"Iya tau, Rara juga waras kok, tapi otak Rara yang gila🤣, just kidding kak, Rara mau nasi goreng aja deh yang pedes ya kak". Ujar Rara
"Iya, Jan, Syeina kalian mau apa?". Ujar Putri
"Syeina apa aja deh kak, terserah kak aja". Ujar Syeina
"Ntar dikasih kak Putri kayu sama nasi loh". Ujar Najla
"Kamu tuh yang kakak kasih kayu sama nasi". Ujar Putri
"Ye, mana kuat gigi Najla makan kayu". Ujar Najla
"Diblender supaya bisa dimakan". Ujar Putri
"Emang enak?". Tanya Najla
"Enak banget, mau?". Ujar Putri
"Ga usah, kakak aja, Najla mau pizza aja". Tolak Najla
"Sok-sokan makan pizza, padahal tiap hari makan kayu sama nasi". Ejek Putri
"Ih kakak". Jerit Najla
"Iya, iyaaaa, Jan kamu apa?". Ujar Putri
"Jan nak bakso". Ujar Jan
"Okay deh, cusss Rani kita let's go". Ujar Putri
"Lo aja gue males". Tolak Rani
"Ntar gue kasih batu Lo". Ujar Putri
"Nih anak cantik-cantik sadis banget". Ujar Rani
"Makanya ayoo". Ujar Putri
"Kakak, ikut aja sana kami udah laper". Ujar Syeina
"Kamu tega nanti kakak dimakan sama mput". Ujar Rani bercanda
"Gapapa kakak dimakan kak Mput Syeina jadi bebas ga ada kakak yang sering gangguin Syeina". Ujar Syeina tertawa
"Ihhh, mana mau juga kali gue makan daging lo pait ga ada vitamin nya". Ujar Putri tertawa kecil
"Hahahaha, Memang daging kak Rani ga enak, daging Syeina enak, kakak mau". Ujar Syeina
"Ga ah, Pait jugaa". Ujar Putri
"Pait, pait banyak vitamin lohhh". Ujar Syeina
"Yaudah lah Mput ayo, daripada gue gila debat ama nih bocah, pasti dia yang menang". Ujar Rani menarik tangan Putri
"Kak Mput,kak Rani nya ditinggal di jalan ya, biar dia nyasar ga balik lagi". Teriak Syeina tertawa
"Yaampun kenapa gue punya adek kayak dia, apa salah saya punya adek sesadis itu". Ujar Rani
"Kita senasib nih Ran". Ujar Putri tertawa
Putri dan Rani pun pergi
"Najla, kekamar Rara yuk". Ajak Syeina
"Kuy, Ra, kami kekamar Lo ya, makasih". Ujar Najla
"Lah?, Udah bilang makasih aja, gue aja belum ngomong iya". Ujar Rara
"Nah, itu lo udah ngomong, kita kekamar Lo ya, atau kita balik nih". Ancam Najla
"Iya, iya sanaaaaaa". Ujar Rara mendorong Najla dan Syeina
"Rara, nanti mereka jatuh". Ujar Jan
"Biarin". Ujar Rara
Jan hanya menggeleng melihat kelakuan julit Rara"Ra, Jan nak ke kamar Jan". Ujar Jan
"Yaudah sana". Ujar Rara sibuk dengan hp nya
"Bantu Jan ke kamar". Ujar Jan
"Yaudah sini gue bantu". Ujar Rara
"Terimakasih". Ujar JanRara pun membantu Jan kekamar nya
*Dikamar Jan*
"Jan udah makan?". Tanya Rara
"Belum". Jawab Jan menggeleng
"Yaudah tunggu sini Yaaa". Ujar RaraRara pergi dari kamar Jan menuju dapur
"Bi, kalo orang sakit makan apa?". Tanya Rara
"Makan bubur non". Jawab Bibi
"Ohhh,Cara buatnya gimana Bi?". Tanya Rara memasang wajah polos*Note: Jadi ceritanya kan Rara anak manja, jadi dia ga bisa masak, nah jadi ceritanya tuh Rara baru kali masak
"Bibi aja ya yang masak. Non". Tawar Bibi
"Ga usah Bi, Rara mau buat sendiri, sekalian Rara belajar masak". Ujar Rara
"Tumben Non mau belajar masak". Ujar Bibi heran
"Hehehe lagi pengen aja Bi". Ujar Rara
"Ohh, cara buat bubur itu gini". Ujar Bibi
Bibi pun mengajari Rara cara memasak bubur
.
.
.
Tak lama kemudian bubur pun sudah siap
"Makasih ya Bi udah ajarin Rara masak bubur". Ujar Rara senang
"Iya, sama-sama Non, kalo Non mau belajar masak lagi Bibi siap ajarin Non". Ujar Bibi
"Iya Bi, makasih, Rara keatas dulu ya". Ujar Rara lalu pergi kekamar Jan
.
.
.
*Dikamar Jan*
"Jan, Rara bawa bubur buatan Rara nih, kamu makan ya". Ujar Rara
"Sedap tak?". Tanya Jan
"Dijamin enaaaak". Ujar Rara sombong
"Makan ya". Ujar Rara
Rara pun menyuapi Jan
"Aaaa...,Pinter Jan mau makan horee". Ujar Rara
"Ehmmm, sedap jugak". Puji Jan
"Bener?, Yes aku berhasil, ini masakan pertama aku loooh". Ujar Rara menyuapi Jan kembali
"Kamu baru pertama kali masak?". Tanya Jan tak percaya
"Iya". Ujar Rara santai
"Sini, aku makan sendiri ja". Ujar Jan
"Ga mau, Rara yang masak, Rara yang nyuapin". Tolak Rara
"Terserah Rara". Ujar Jan
Rara terus menyuapi Jan sampai buburnya habis
"Yeeee, Jan pinter buburnya habis". Puji Rara
"Apa lah Rara ni, macam budak kecil ja". Ujar Jan
"Hehehe, Rara tuh seneng masakan Rara habis dimakan, Jan orang pertama loh makan masakan Rara, seharusnya Jan merasa beruntung karena Barbie Rara rela masak ke dapur, cuma buat masak bubur". Ujar Rara
"Iya". Ujar Jan mengalah karena capek berdebat 🤣
"Sekarang Jan minum obat". Ujar Rara mengambil obat Jan diatas meja
"Jan tak nak minum obat, pahit". Tolak Jan menutup mulutnya
"Liat muka Rara aja manis". Ujar Rara
"Tambah pahit". Ujar Jan
"Pokoknya harus tetap minum supaya Jan cepat sehat". Paksa Rara
Rara memaksa Jan minum obat, akhirnya dengan terpaksa Jan meminum obatnya
"Yaudah Rara kebawah dulu ya, Jan kalo capek tidur aja". Ujar Rara mengambil bekas wadah bubur
"Iya". Ujar Jan singkat
Rara pergi ke dapur*1 jam kemudian*
"Kami pulang". Teriak Putri
"Kakak lama banget sih". Ujar Najla
"Iya, Rara udah laper nih, keluarga cacing Rara udah demo nih minta makan nasi goreng". Canda Rara
"Hehehehe udah nungguin yah?, Cieee yang nungguin kami🤣🤣😄😄". Ujar Putri tertawa
"Kak Rara mau muntah denger nyah". Canda Rara
"Kaka ambil lagi nih nasi gorengnya". Ancam Putri
"Eh, bercanda kok kak". Ujar Rara mengambil nasi gorengnya
"Makanan Syeina mana". Ujar Syeina
"Nih, kakak beliin pizza aja". Ujar Rani
"Pizza Najla mana?". Tanya Najla
"Loh?, Bukannya kamu makan kayu ya?". Canda Putri
"Kakak". Jerit Najla
"Iyaa,nih pizza nya bawel". Ujar Putri
"Jan mana?". Tanya Putri
"Ada dikamarnya, aku panggil dulu ya". Ujar Rara berlalu kekamar Jan
*Tok...Tok...Tok*
"Jan, kebawah yuk bakso kamu udah ada". Ujar Rara
"Iya kejap". Ujar Jan
"Cepet". Ujar Rara
Jan pun membukakan pintu kamarnya
"Kamu ga tidur?" Tanya Rara
"Sudah, ini baru bangun" Ujar Jan
Mereka pun ke bawah
.
.
.
"Eh, Jan ini baksonya". Ujar kak Putri
"Terimakasih". Ujar Jan
"Mau Rara suapin lagi?". Tawar Rara
"Tak usah, Rara juga makan nasi gorengnya, atau Jan yang suapin Rara". Tawar Jan balik
"Iyaa". Ujar Rara manja
"Kok kebalik sih, yang sakit yang nyuapin". Ujar Syeina
"Hehehe, dia yang mau". Ujar Rara
"Nih, Aaaaa...". Ujar Jan menyuapi Rara
"Rara pintar". Ujar Jan
"Jan, ngikutin kata-kata Rara tadi". Protes Rara
"Ya sudahlah, nah makan lagi". Ujar Jan kembali menyuapi Rara
Jan terus menyuapi Rara sampai makanan nya habis
.
.
.
BERSAMBUNG
Wahh Rara perhatian banget ya, siapa nih yang ikut baper?, Author aja ikut baper nulisnya
Terus apa yang akan terjadi selanjutnya ya?
Nantikan cerita selanjutnya Yaaa
Next/No?
Silakan comment bila ada kritik dan saran karena itu penting banget buat author ❤️
Oh ya, kalian penasaran ya kenapa Randa belum muncul?, Nanti ya tunggu sabar 🤗
Ig author: @jnationsdaa4