MASALAH SELALU DATANG!
*Keesokan harinya*
*Dikelas Rara*
.
.
.
"Jan, Rara bingung deh". Ujar Rara
"Bingung kenapa?". Ujar Jan
"Kenapa Jan baik ke Rara?". Tanya Rara
"Kerna Jan sayang lah". Ujar Jan
"Kalau Jan udah ga sayang lagi?". Tanya Rara
"Tak akan terjadi!, Jan selalu sayang Rara". Ujar Jan
"Serius?". Ujar Rara
"Iya". Ujar Jan tersenyum
*Bu guru datang*
"Anak-anak kita kedatangan murid baru, namanya Refina, Refina silakan masuk". Ujar Ibu guru
Refina masuk ke kelas, semua siswi dibuatnya terkagum, kecuali Jan karena Jan hanya mengagumi 2 orang Keluarga nya dan Rara!
"Hello semua, perkenalkan nama saya Refina, saya dari Malaysia". Ujar Refina
"Refina kamu duduk dibelakang Jan dan Rara". Perintah Ibu guru
"Terimakasih Bu". Ujar Refina berlalu ke tempat duduknya
"Hello". Ujar Refina kepada Rara dan Jan lalu dia duduk
"Hi". Ujar Rara tersenyum
Sementara Jan tak memperdulikan Refina, dia sama sekali tak tertarik dengan murid baru itu, baginya bidadari hanya satu yaitu Rara!
"Rara tukar tempat duduk boleh tak?, Mata saya minus sikit". Ujar Refina
"Minus kenapa tak pakai kacamata". Ujar Jan ketus
"Jan, kamu ga boleh gitu!, Yaudah aku pindah kebelakang ya". Ujar Rara
"Tak boleh!, Rara pindah Kat belakang Jan ikut pindah pula". Ujar Jan
"Yaudah ayo". Ujar Rara
"Ehhh, tak payah lah, Rara ja yang pindah Kat belakang, Jan Kat situ ja". Ujar Refina
"Maksud kau apa?, Suruh Rara ja yang pindah Kat belakang?!, Bila kau nak duduk Kat depan duduk lah sendiri, saya akan duduk dengan Rara paham!". Tegas Jan
"Sorry lah, tak pa lah Refina duduk Kat sini ja, tak payah pindah". Ujar Refina
"Udah Jan". Ujar Rara
"Jan tak nak jauh dari Rara". Ujar Jan
"Rara pun tak nak, ehhh kita perhatikan pelajaran aja ntar dimarahin lagi". Ujar Rara
"Permisi Bu, boleh tak bila saya pindah duduk Kat depan, Rara pindah Kat belakang". Ujar Refina
"Loh kenapa?". Ujar Bu guru
"Mata saya minus sikit". Ujar Refina
"Iya, Rara kamu pindah yah". Ujar Bu guru
"Iya Bu". Ujar Rara
"Bu bila Rara pindah Jan pun pindah Kat belakang". Ujar Jan
"Iya boleh". Ujar Bu guru
"Ehmm Bu, boleh tak kalau Refina duduk sebelah Jan, soalnya Kita sama-sama cakap bahasa Melayu, boleh ya Bu". Ujar Refina (Murid baru kok ngatur sih🙄 author kesel😶)
"Terserah kalian aja laah Ibu pusing jadinya". Ujar Bu guru
"Tadi saya dah cakap kan, bila kau nak duduk Kat depan duduk sendiri paham!, Saya tak nak duduk dekat kau". Ujar Jan pindah duduk belakang
"Issshhh". Ujar Refina duduk ditempat nya
.
.
.
*Istirahat*
"Jan, ayoooo". Ujar Rara
"Iya, kejap ya". Ujar Jan
"Ayo dong, perut gue laper nih". Ujar Syeina
"Cacing nya dah demo tuh hahaha". Ujar Najla
Tiba-tiba Refina menarik tangan Jan
"Apa maksud kau ni". Ujar Jan melepas tangan Refina dengan kasar
"Upsss sorry lah, saya cuma nak minta Temankan ke kantin, saya tak tau kantin Kat mana". Ujar Refina
"Kenapa harus saya, orang dalam kelas ni banyak kan, pergi lah dengan mereka". Tolak Jan
"Jan". Ujar Rara
"Apa?". Ujar Jan
"Udahlah ayo". Ujar Rara
"Iya, Rara". Ujar Jan
*Irwan pun datang*
"Rara bareng kakak aja yuk". Ujar Irwan
"Apaan sih kak!". Ujar Rara
"Please.... Sekali ini ajaaaaa mohon banget yaaaaah please lah Ra...". Ujar Irwan memohon
"Ga!". Ujar Rara
"Mohon banget sekali ini aja janji deh". Ujar Irwan
"Berapa kali Rara cakap, dia tak nak". Ujar Jan
"Gue ga ngomong sama Lo". Ujar Irwan
"Kenapa?, Marah?". Ujar Jan
"Bisa ga sih Lo diem, udah lah ayo kita pergi ke kantin". Ujar Irwan menarik tangan Rara paksa
"Rara". Teriak Jan, Jan berusaha mengejar Rara yang ditarik Irwan
"Jan, tak payah lah kejar mereka, lebih baik Jan temankan Refina ja". Ujar Refina
"Lepas tak?". Ujar Jan
"Please lah". Ujar Refina
Jan melepas tangan Refina dengan kasar lagi dan mengejar Rara
"Ehhh Lo murid baru ga usah ganggu mereka yah". Ujar Syeina lalu pergi
"Tau nih centil banget". Ujar Najla ikut pergi
"Arghhh". Ujar Refina kesal
.
.
.
"Awww, kak sakit". Ujar Rara kesakitan karena tangannya ditarik dengan kasar
"Gue ga peduli Ra, tadi gue udah ngajak Lo baik-baik, rasain sendiri tuh". Ujar Irwan tambah menarik Rara dengan kasar
"Lepaskan Rara". Ujar Jan melepaskan tangan Irwan dari Rara
"Jan". Ujar Rara langsung memeluk Jan
"Rara okay?". Tanya Jan
"Haah". Ujar Rara
Jan melihat tangan Rara yang nampak kesakitan
"Tangan Rara kenapa?". Tanya Jan
"Tak pa". Bohong Rara
"Bohong, ini semua kerna dia kan". Ujar Jan melirik Irwan
"I-iya". Ujar Rara
Jan sangat marah dengan Irwan
"Belum puas kau bikin Rara nangis, kau nak sakiti dia pula". Ujar Jan marah
"Hak Lo apa hah?". Tanya Irwan seakan tak bersalah
"Hak kau pula apa, berani sakiti Rara, lelaki macam apa kau ni". Ujar Jan mulai geram
"Hah? Apa?, Denger ya, gue tuh udah kenal Rara lama jadi Rara itu punya gue dan gue lebih berhak miliki Rara". Ujar Irwan santai
Jan mulai tak sabar
"Lelaki macam kau tak pantas dapatkan Rara". Ujar Jan
"Lo yang ga pantas". Ujar Irwan
"Kau!, Bukan hanya Rara, lelaki macam kau ni tak pantas miliki wanita yang penyayang". Ujar Jan
"Heh, liat aja nanti siapa yang lebih pantes". Ujar Irwan dengan santainya pergi dari hadapan Mereka
.
.
.
*Plaaaaak*
Sebuah tamparan mendarat di pipi Irwan
"Sekarang Lo tau kan gimana rasanya". Ujar Syeina
"Apaan sih Lo?". Ujar Irwan
"Apaan?, Bukannya kemarin Lo nampar gue, Yaaa wajar dong gue bales". Ujar Syeina berkacak pinggang
"Nihhh gue tambahin". Ujar Najla
*Plaaaaak*
"Rasain tu, berani Lo ganggu kami lagi, bertubi-tubi tangan yang akan mendarat di pipi lo itu". Ujar Syeina pergi diikuti dengan Najla
"Arghhh siaaal". Ujar Irwan pergi dengan kesal
.
.
.
"Ehh Ra Lo kenapa". Tanya Syeina
"Ga, cuma tangan gue tadi ditarik sama kak Irwan aja". Ujar Rara
"Bener-bener ya tuh anak". Ujar Najla kesal
"Tangan Rara masih sakit?". Ujar Jan memegang tangan Rara
"Sedikit". Ujar Rara
"Kita ke kelas ja ya?". Tawar Jan
Rara mengangguk setuju, mereka pergi kekelas
*Dikelas*
"Jan, maaf ya". Ujar Rara
"Kenapa minta maaf?". Tanya Jan
"Karena Rara bikin repot Jan". Ujar Rara
"Tak, tak sama sekali, Rara, berapa kali Jan cakap, Jan akan selalu lindungi Rara". Ujar Jan
"Terimakasih". Ujar Rara memeluk Jan
A
ir mata Rara mengalir dipelukan Jan
"Rara benci kak Irwan". Ujar Rara pelan namun Jan mendengar nya
"Jan pun benci, karena dia dah sering buat Rara menangis". Ujar Jan
Rara melepaskan pelukannya
Refina kesal melihat kedekatan mereka berdua
"Jan, temankan Refina, kejap ja". Ujar Refina
"Tak nak". Ujar Jan tanpa menoleh ke arah Refina
"Rara aja yuk". Ujar Rara
"Ehmm tak payah lah, Jan ja". Tolak Refina
"Jan bilang tak nak ya tak nak dengar tak". Ujar Jan dengan nada tinggi
"Jan, kamu ga boleh gitu". Ujar Rara
"Jan tak nak temankan dia". Ujar Jan
"Iya,iya, udah ya". Ujar Rara
"Sini sama gue aja,Lo mau kemana gue tau semua tempat disekolah ini karena gue lebih lama dari Jan, yuk". Ujar Syeina menarik tangan Refina kasar
"Sakit, sakit Lo, kesel banget gue". Batin Syeina
"Aww, ehh tak payah lah nanti saya pergi sendiri ja". Ujar Refina melepaskan tangan Syeina
"Oh bagus". Ujar Syeina pergi ke tempat duduknya
"Arghh, Jan selalu nolak". Batin Refina
.
.
.
"Rara sakit?". Ujar Jan
"Tak". Ujar Rara
"Bohong, badan Rara panas ni, kita ke UKS ya". Ajak Jan
"Ga usah, Rara ga mau ke UKS ada kak Irwan, hari ini jadwal kak Irwan jaga UKS". Tolak Rara
"Tapi nanti Rara tambah sakit". Ujar Jan
"Gapapa, Rara disini aja". Ujar Rara meletakkan kepalanya di bahu Jan
Jan mengelus pelan rambut Rara
"Rara". Ujar Jan
"Hmm". Ujar Rara mendongakkan kepala nya
"Jan tak nak Rara sedih, hari ni Rara terus tangis, Jan tak nak tengok air mata Rara mengalir". Ujar Jan
"Tapi ada Jan yang selalu menghapus air mata Rara". Ujar Rara
.
.
.
BERSAMBUNG
Masalah baru muncul nih🙄
Kira-kira apa yang akan terjadi?
Apakah mereka akan terus bersama, atau malah berpisah?
Nantikan cerita selanjutnya Yaaa
NEXT/NO?
Silakan comment bila ada kritik dan saran karena itu penting banget buat author ❤️
Ig author: @jnationsdaa4_
