Part 9 (Cemburu)

891 63 20
                                    

BERSAMA,TAPI, TIDAK HANYA BERDUA ADA YANG MENGGANGGU

*Dimall*
"Jan, sini". Ujar Arina menarik tangan Jan
"Apaan sih nih orang main tarik tangan Jan segala, gue Jambak nanti rambut Lo". Batin Rara
"Cantik tak?". Tanya Arina melihat kan kalung yang dibelinya
"Cantik". Jawab Jan
"Tolong pasangkan". Pinta Arina
"Sini gue aja". Ujar Rara
"Nah". Ujar Arina memberikan kalungnya
"Nah, udah selesai, cantik banget". Ujar Rara
"Terpaksa banget gue harus bilang cantik 🙄". Batin Rara
"Rara lebih cantik". Batin Jan
"Jan, cincin ni bagus tak?". Tanya Arina lagi
"Bagus sangat, ini cincin untuk tunangan nanti?". Tanya Jan
"Hah?, Tunangan!, Ga mungkin Jan tunangan sama Arina😣". Batin Rara kecewa
"Iya, suka tak?". Tanya Arina
"Jan suka, kenapa tanya Jan?". Ujar Jan heran
"Tak lah, kalau Jan suka Arina pun suka". Ujar Arina
"Sumpah ni cewe rasanya mau gue buang ke laut". Ujar Rara
Tiba-tiba Rara memegang tangan Jan dengan erat
"Eh, Rara kenapa?". Tanya Jan yang kaget tangannya dipegang
"Tak pa". Ujar Rara singkat
"Jan, Temankan Arina ke situ kejap". Pinta Arina
"Sini bareng gue aja yuk". Ujar Rara lagu memegang tangan Arina
"Jom". Ujar Arina
"Rara kenapa?". Ujar Jan dalam hati kebingungan
*Setelah puas belanja*
"Jan, Arina nak es cream". Pinta Arina
"Nih cewe manja banget, gue aja ga sampe segitunya manja, euh kesel gue sama nih cewe". Batin Rara
"Kejap ya, Jan belikan". Ujar Jan
"Jan, Rara ikut yaa". Ujar Rara memasang wajah imut
"Tak usah, Rara Kat sini ja". Tolak Jan
"Rara mau ikuuuut". Ujar Rara memaksa
Jan menghela nafas
"Okay, jom". Ujar Jan menarik tangan Rara
"Rara mau rasa apa?". Tanya Jan
"Rasa dihatimuuu". Batin Rara
"Stroberi". Ujar Rara singkat
"Okay". Ujar Jan
*Setelah selesai*
"Nah Arina". Ujar Jan menyerahkan es cream Arina
"Suapkan boleh". Tanya Arina
(Okay,author mulai kesel nih ngetiknya 🙄)
"Boleh, sini Jan suapkan". Ujar Jan
"Gue tumpahin nih es cream ke muka lo, pake minta suap segala 🙄". Batin Rara
Jan menyuapi Arina
"Hey, ada bekas es cream". Ujar Rara
"Mana?". Tanya Arina
"Kat sini". Jawab Jan menghapus bekas es cream di dekat bibir Arina
"Sumpah, mending gue tadi ga usah ikut, mama Rara ga kuat, Rara nyeraaah😭😭😭😭😭". Batin Rara
"Jan, Rara pulang duluan ya". Ujar Rara
"Kenapa?". Tanya Jan
"Tak pa". Ujar Rara lalu pergi
Tapi Jan dengan cepat menarik tangan Rara
"Rara tak boleh balik, Rara Kat sini dengan Jan". Cegah Jan
"Tapi". Ujar Rara
"Pokoknya Rara tetap dekat Jan". Tegas Jan
*Setelah puas Jan, dan Rara pulang*
"Arina, kita balik dulu, sampai jumpa lagi". Ujar Jan
"Bye, Arina akan rindu dengan Jan, doakan pertunangan Arina lancar ya Jan". Ujar Arina
"Mesti Jan doakan, bye". Ujar Jan lalu pergi bersama Rara
"Syukurlah, ternyata Arina dan Jan ga tunangan lega, Rara bangkit...". Batin Rara

*Sesampainya Dirumah*

"Ehh, ada kak Randa". Ujar Rara menghampiri Randa
"Rara, bang Uwan nya mana?". Tanya Randa
"Ih, kak Randa, ngapain nanya bang Uwan, bukannya nanya Rara". Ucap Rara sebal
"Iya, iya Barbie kakak apa kabar?, Kakak udah lama ga ketemu Rara". Ujar Randa
"Rara baik kok, kakak mana coklat buat Rara, kalo kakak kesini pasti bawa coklat". Tagih Rara
"Barbie kakak masih inget aja, nihh mana mungkin kaka lupa". Ujar Randa memberikan coklat untuk Rara
"Makasih kakak Panda". Ujar Rara
"Kok panda sih?". Tanya Randa
"Iyaa, Putri,Randa". Ujar Rara langsung berlari sebelum kena jitak Putri
"Rara, awas kamu!". Ancam Putri
"Ampun Kaka". Ujar Rara
"Rara tumben kamu pinter". Ucap Najla tertawa
"Iya, encer juga otak nih anak". Ujar Syeina ikut tertawa
"Ini siapa?". Tanya Randa menunjuk Jan
"Saya Jan". Ucap Jan
"Ohh, kenalin gue Randa". Ucap Randa
"Iya". Ucap Jan
"Rara, ini boneka siapa". Ujar Najla mengambil boneka Teddy bear besar yang dibelikan Jan
"Boneka Rara, balikin". Ujar Rara mengambil bonekanya
Tapi Najla dengan cepat mengelak
"Najla pinjem". Ujar Najla
"Najlaaaaa". Jerit Rara
"Mereka ga pernah berubah ya!". Ucap Putri
"Iya, kayak kamu ga pernah berubah, masih tetap cantik". Ujar Randa
"Apaan siiiih". Ujar Putri
"Rara, hati-hati nanti jatuh". Ujar Jan
"Iya". Ujar Rara
Rara mulai kecapean berhenti mengejar Najla
"Jan, boneka Rara diambil". Rengek Rara
"Biarlah". Ujar Jan
"Ihhhh Jan". Ujar Rara cemberut
"Rara, harus senyum, karena Jan suka Rara senyum, jangan cemberut". Ujar Jan
"Rara mau boneka Rara". Rengek Rara
"Najla, pinjam boneka tu". Ujar Jan
"Nih". Ujar Najla memberikan boneka ditangannya
"Nah boneka Rara dah Jan ambilkan, sekarang Rara kena senyum". Perintah Jan
"Terimakasih". Ujar Rara tersenyum
"Jan ada sesuatu untuk Rara". Ujar Jan
"Apa?". Tanya Rara penasaran
"Pejamkan mata Rara". Pinta Jan
"Ga mau, gelappp". Ujar Rara
"Iyalah gelap namanya juga nutup mata". Ujar Syeina
"Kejap ja". Ujar Jan
"Okay, tapi sebentar ya". Ujar Rara menutup mata
"Sekarang buka mata Rara". Perintah Jan
"Gelang,Rara sukaaaa".  Ujar Rara
"Nak Jan pasangkan?". Tawar Jan
"Iya". Ujar Rara
Jan memasangkan gelang yang bertuliskan huruf J
"Jan, kenapa gelangnya huruf J?, kan nama Rara R bukan J". Tanya Rara
"Biar Rara selalu ingat Jan". Ujar Jan menatap mata Rara
"Rara selalu ingat Jan, dalam mimpi Rara pun selalu ada Jan". Batin Rara
"Makasih". Ujar Rara
*DUAAAAR⚡⚡⚡*
"Mama.....". Jerit Rara tanpa sadar memeluk Jan
"Rara jangan takut, ada Jan disini". Ujar Jan
"Jan, Rara takut sama petir". Ujar Rara
"Tak perlu takut, Jan selalu jaga Rara". Ujar Rara memeluk Rara
*Ceklek*(author ga tau bunyi lampu mati gmna, jadi author nulis itu aja deh)
Tiba-tiba lampu padam
"Haaaa, Rara takuuuut". Ujar Rara semakin erat memeluk Jan
"Rara, Jan disini". Ujar Jan menenangkan
"Randa kamu dimana?". Tanya Putri
"Gue disini Put, disebelah kamu". Jawab Randa
"Syeinaaaaaaa". Jerit Syeina yang juga memeluk Syeina
"Paan sih nih bocah lebay amat". Jahe Syeina berusaha melepaskan pelukan Najla
"Gue takuuuut tauuuu". Teriak Najla
"Ga usah teriak kalii, kuping gue kesiangan". Ujar Syeina
Lampu pun menyala lagi
"Jan., Jangan tinggalin Rara yaah". Ujar Rara
"Iya, Jan masih disini, disamping Rara, Jan tak kemana-mana, Jan tak akan meninggalkan Rara". Ujar Jan
"Rara takut Jan pergi, Rara sayang Jan, sangat sayang". Ujar Rara pelan jadi hanya dirinya yang bisa mendengar ucapan nya sendiri
"Jan pun sayang Rara, Jan selalu lindungi Rara, Jan tak akan membiarkan Rara terluka". Batin Jan
"Hiks...Hiks...". Tangis Rara
"Rara kenapa nangis?". Tanya Jan
"Tak, tadi Rara hanya takut". Ujar Rara
"Rara tak boleh nangis". Ujar Jan menghapus air mata Rara
"Rara nyaman dekat Jan". Ujar Rara
"Jan juga". Ujar Jan
.
.
.
BERSAMBUNG
HEMMM APA YANG AKAN TERJADI SELANJUTNYA YA?
Semakin dekat/ justru menjauh?
Nantikan cerita selanjutnya Yaaa
Next/No?
Hayo siapa yang ikut baper!
Silakan comment bila ada kritik dan saran karena itu penting banget buat author ❤️
Ig author: @jnationsdaa4_

Mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang