Part 5 (Sakit)

1.3K 75 16
                                    

KEJADIAN YANG MEMBUAT MU SEMAKIN DEKAT DENGANNYA

*Dirumah Sakit*
"Bang Rara takut, Rara takut Jan kenapa-kenapa". Ujar Rara tak berhenti menangis
"Udah, Rara adek Abang jangan takut ya..., Jan itu kuat kamu harus yakin dan berdoa agar Jan selamat". Ujar Uwan menenangkan Rara
"Tapi bang, ini semua gara-gara Rara, Rara salah". Ujar Rara terisak-isak
"Udah Ra, kita berdoa aja supaya Jan selamat". Ujar Syeina
"Iya Ra, satu-satunya cara kita nolong Jan itu cuma dengan cara berdoa, kamu tenang ya Ra, berhenti nangis". Ujar Najla
"Rara ga bisa berhenti nangis, Rara benci diri Rara, kenapa tadi Rara harus keras kepala 😭, kenapa Rara tadi ga dengerin omongan Jan dulu😭, Rara benci diri Rara, Rara benci". Ujar  Rara semakin menangis
"Ra, udah dong". Ujar Syeina ikut menangis
"Bang, gimana Rara bang". Ujar Najla meneteskan air mata
"Abang juga ga tau". Ujar Uwan
*Dret...Dret...Dret*
"Halo ka Putri". Ujar Najla
"Halo Najla, kamu dimana?, Kata guru kamu Rara, Syeina, dan Jan ga ada dikelas". Tanya Putri panik
"Kita dirumah Sakit kak, Jan masuk ke rumah sakit". Ucap Najla
"Astaghfirullah, yaudah pulang sekolah kakak sama Rani kesana ya". Ujar Putri
*Iya kak, Assalamualaikum". Ujar Najla
"Waalaikumsalam". Ujar Putri
Najla pun menutup teleponnya

Tak lama kemudian Dokter pun keluar dari ruangan Jan
Uwan, Rara, Syeina,dan Najla pun berdiri tak sabar mendengar kondisi Jan

"Dok, bagaimana keadaan Jan dok?". Tanya bang Uwan
"Kondisinya baik-baik saja, tapi dia perlu istirahat, pasien sudah bisa dibawa pulang". Ujar Dokter

Rara, Syeina,dan Najla  tersenyum senang tak terkecuali Bang Uwan

"Apakah kami sudah boleh bertemu dengan Jan dok?". Tanya Uwan
"Boleh, silakan masuk". Ujar Dokter
"Terimakasih dok". Ujar Uwan
"Saya tinggal dulu ya". Ujar Dokter
"Iya terimakasih dok". Ujar Uwan
Dokter pun pergi

Mereka masuk ke ruangan Jan
Jan terbaring lemah disana namun dia sudah sadar

"Jan...". Ujar Rara lirih lalu mendekat ke Jan
Jan menoleh ke arah Rara, dia tersenyum melihat orang yang dia sayang memanggil namanya
"Rara kenapa nangis". Ujar Jan menghapus air mata Rara
"Maafin Rara Jan, maaf". Ujar Rara memegang tangan Jan
"Rara tak salah, Jan yang salah, Jan tak nak Rara menangis kerna Jan, Jan nak tengok Rara tersenyum kerna Jan". Ujar Jan melihat ke arah Rara
"Ra, Abang pulang dulu ya, Abang ada urusan". Ujar Uwan
"Iya bang, makasih ya". Ujar Rara
"Cepet sembuh ya Jan". Ujar Uwan lalu pergi
"Tapi, karena Rara Jan jadi seperti ini, kenapa Jan selamatkan Rara, seharusnya Jan biarin aja mobil itu tabrak Rara supaya Rara ma---". Ujar Rara terpotong karena mulutnya dibungkam Jan
"Rara tak boleh cakap macam tu". Ujar Jan
"Tapi ini semua gara-gara Rara, Rara bodoh, Rara keras kepala, Rara ini jahat". Ujar Rara
"Tak, Rara tak boleh cakap macam tu, ni semua bukan kerna Rara, Rara anak baik, Rara tak jahat". Ujar Jan
"Gini deh kalo udah ngobrol berdua kita dianggap patung". Ujar Syeina bercanda ke Najla
"Iya nih, mereka pikir kita patung apa?". Ucap Najla juga bercanda
"Rara". Ucap Jan
"Iya?". Jawab Rara
"Jan nak minta tolong boleh". Ujar Jan
"Apa?". Ujar Rara
"Jan nak Rara tersenyum untuk Jan, Jan tak nak tengok Rara menangis kerna Jan". Ucap Jan memegang tangan Rara
Rara pun tersenyum semanis mungkin untuk Jan
"Rara janji ya, kalau Rara tak kan pernah menangis kerna Jan, Jan hanya nak tengok Rara tersenyum kerna Jan, Rara tertawa kerna Jan". Ujar Jan
"Iya". Ujar Rara
"Tapi Jan, Rara dah jahat dengan Jan, Rara tak percaya omongan Jan, Rara dah bentak Jan, kenapa Jan masih selamatkan Rara". Ujar Rara
"Nanti, bila mobil tu tabrak Rara, Rara masuk rumah sakit, Rara jadi sakit, Jan tak dapat perintah Rara lagi, nanti Rara pula yang perintah Jan". Ujar Jan bercanda supaya Rara tertawa
"Ih Jan, lagi sedih gini masih aja inget perjanjian itu". Ujar Rara ngambek
"Hahaha, Jan bercanda, Jan nak tengok Rara tertawa". Ujar Jan
"Rara ngambek nih". Ujar Rara memasang muka cemberut sok imut (author geli sendiri sumpah:v)
"Ngambek tuh apa?". Ujar Jan
"Ngambek tuh merajuk". Ujar Syeina
"Ohhhh". Ujar Jan mengucapkan o panjang
"Rara cantik". Ujar Jan
"Hah?". Ujar Rara malu
"Iya, Rara cantik". Ujar Jan sekali lagi
"Jan, mau buat Rara keluar dari rumah sakit juga?😆". Ujar Rara teringat kejadian di sekolah
"Tak, Jan nak Rara disamping Jan". Uajr Jan
(Jan, Jan lagi sakit masih aja gombal)
"Rara pergi nihh". Ujar Rara
"Jangan, nanti Jan perintah siapa". Ujar Jan
"Ihhhh, Jan". Ujar Rara memukul bahu Jan
"Aduh, sakit". Ujar Jan
"Eh, maaf, maaf Rara ga salah, tapi tangan Rara yang jahil". Ujar Rara
"Ehkmmm, hello kita ini bukan patung kaleeee". Ujar Syeina
*Syeina ganggu aja author kezel*
"Tau ni, kita dianggap apa nihh". Ujar Najla
"Hehehehe gue lupa ada kalian🤣". Ujar Rara
"Ih, Rara jahat betul". Ujar Jan
"Apaan sih, orang baik gini juga, kamu tuh ya, kalo belum tau Rara diem". Ujar Rara mulai bawel
*Tuh, kan giliran udah dimaafin mulai lagi deh berantemnya kalian yang sabar ya bacanya*
"Hey, Memang kamu jahat, siapa pula yang cakap kamu baik". Kata Jan tak sadar kalo dirinya sendiri yang bilang Rara baik
"Nih anak amnesia kali ya, kamu sendiri yang bilang Rara baik". Ujar Rara
"Bukan saya yang cakap, tapi mulut saya". Bantah Jan
"Masa?". Ujar Rara
"Iyaaaa". Ujar Jan
"Ah, masa iyaaa?". Ujar Rara
"Eh, Rara orang sedang sakit masih buat kesal". Ujar Syeina
"Tau nih Rara mulai kumat lagi". Ujar Najla
"Siapa yang buat kesel, mana mungkin orang sebaik Rara. Secantik Rara, seimut Rara, sepintar Rara, sependiam Rara itu bikin kesel, ga ada sejarahnya Barbie kayak Rara gini bikin kesel". Ujar Rara memuji diri sendiri
*Author jijik sendiri ngetik nya*
"Semua yang kamu cakap tak betul, kamu masih ja bikin Jan kesel". Ujar Jan
"Kenapa pula tak betul". Ujar Rara menirukan logat Melayu
"Diam lah". Ujar Jan mulai kesal
"Nih anak kumat lagi". Ujar Syeina
"Iya, kita harus Sabar aja punya temen kaya dia". Ujar Najla tertawa kecil
"Yaudah pulang yuk, kan kata dokter Jan udah boleh pulang". Ajak Syeina
"Iya ayo". Ujar Najla
"Ntar, ntar kan Abang Uwan dah pulang terus kita pulang sama siapa". Ujar Rara
"Cantik kok tak pintar". Ejek Jan
"Siapa bilang Rara bodoh". Ujar Rara
"Saya". Ujar Jan santai
"Enak aja bilang Rara bodoh, Rara itu pinter". Ujar Rara
"Serah lo Ra, serah". Ujar Syeina pasrah
"Pesan taksi online kan bisa, macam tu pun susah.". Ujar Jan
"Tumben Lo pinter, masih pinteran gue sih, jauh banget". Ujar Rara yang tak pernah mau mengalah

Tak lama kemudian putri dan Rani datang

"Eh Ra, gimana keadaan Jan". Ujar Putri
"Baik kok". Ujar Rara
"Udah boleh pulang?". Tanya Rani
"Iya, nah kebetulan nih ada kak Putri sama kak Rani, kita nebeng mobil kakak ya, soalnya Abang Uwan dah pulang". Ujar Rara
"Yaudah lah ayo". Ujar Putri

Setelah semua selesai mereka pun pulang
.
.
.
BERSAMBUNG
Kira-kira sikap Rara bakal berubah ga ya?, Atau masih aja bawel ke Jan?
Nantikan kisah Selanjutnya ya
Next/No?
Silakan comment bila ada kritik dan saran karena itu penting banget buat author ❤️
Maaf kalo banyak typo
Ig author: @jnationsdaa4_

Mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang