Part 21 (Petunjuk)

664 74 34
                                    

Temukan petunjuk nya!

Jan mengangguk pelan pikirannya saat ini sedang kacau sangat kacau
.
.
.
*30 menit kemudian*
"Yuk laah kita cari Rara". Ujar Syeina
"Iya, gue khawatir nih". Ujar Najla
"Cari kemana?". Ujar Daniel
"Kalian cakap ni villa Irwan kan?, Petunjuk yang kita temukan pun Kat sini, macam mana kalau kita cari disekitar villa ni ja". Usul Jan
"Ide bagus tuh". Ujar Daniel
Baru beberapa langkah mereka berjalan Jan menemukan secarik kertas terselip di pot bunga
"Ehh kejap ni ada kertas". Ujar jan
"Coba gue liat". Ujar Syeina mengambil kertas tersebut
'Temukan petunjuk di tempat yang suka kami kunjungi'
"Taman!". Seru Syeina
"Kenapa ditaman?". Tanya Jan
"Soalnya dulu, kami pernah diajak kesini, dan Rara sama Irwan suka ada ditaman, siapa petunjuknya disana". Ujar Syeina
"Yaudah buruan kita ketaman". Ujar Najla
*Sesampainya ditaman*
Mereka mencari petunjuk, tapi sudah 25 menit mereka mencari, tetapi tidak menemukan apapun
"Mana?, Kat sini tak ada petunjuk satupun". Ujar Jan
"Kita harus cari lagi". Ujar Daniel
"Nihh gue ketemu foto". Ujar Najla
"Foto?". Ujar Syeina heran
"Ini ada foto ruangan gitu". Ujar Najla
"Mana, coba gue liat". Ujar Syeina mengambil foto tersebut
"Ruangan penuh alat musik". Ujar Syeina
"Ruangan itu ada dilantai dua". Ujar Najla
"Iyaa!". Ujar Syeina
"Jom lah, kita keruangan tu". Ujar Jan
"Yaelah, tadi disuruh ke taman, udah sampe taman disuruh kedalam villa lagi". Ujar Daniel
"Ini kan demi Rara". Ujar Syeina
"Iya, iya, yaudahlah buruan ayo". Ujar Daniel
*Dilantai 2* (skip)
"Euhhh, ruangan ini udah lama ga dibuka ya?, Kotor banget". Ujar Syeina
"Kayaknya sih". Ujar Najla
"Aaaaa". Teriak Syeina
"Ehh Lo kenapa?". Tanya Daniel
"Ada laba-laba". Ujar Syeina jijik
"Yaelah laba-laba doang". Ujar Daniel
"Ehh kejap, ni macam laba-laba mainan lah". Ujar Jan mengambil laba-laba mainan tersebut
"Ihh sebel gue Ama tu laba-laba". Ujar Syeina kesal
"Nih apa?". Tanya Jan sambil mengamati kertas yang ditemukannya
"Kayaknya itu petunjuk nya". Ujar Najla
"Coba buka kertas nya". Ujar Syeina
Jan membuka kertas tersebut lalu membacanya
"Pergi ke hutan dibelakang villa"
"Apa?!, Hutan belakang villa?". Ujar Syeina histeris
"Iya, tulisan dikertas ni suruh kita pergi ke hutan belakang villa". Ujar Jan
"Gue ga berani". Ujar Najla takut
"Terus sekarang kita harus macam mana?, Rara dalam bahaya!". Ujar Jan
"Tapi kalo kita pergi ke hutan belakang villa, sama aja kita bunuh diri!". Ujar Syeina
"Okay, bila kalian tak nak, saya akan pergi sendiri". Ujar Jan
"Lo udah gila?!, Lo mau kehilangan nyawa Lo?". Tanya Syeina
"Lebih baik saya kehilangan nyawa daripada kehilangan orang yang saya sayangi". Ujar Jan
"Jangan bodoh!". Ujar Daniel
"Saya tak bodoh, tapi kalian yang bodoh, kalian rela kehilangan orang yang kalian sayang daripada nyawa Kalian, sahabat yang baik akan merelakan nyawanya untuk sahabat nya". Ujar Jan
"Ini pasti jebakan, pasti, Lo kaya ga tau Irwan aja!". Ujar Najla
"Jebakan?". Tanya Jan
"Iya, bisa jadi itu hanya jebakan dia, biar kita mati didalam hutan itu". Ujar Najla
"Iya mungkin aja, terus kita harus ngapain". Ujar Syeina
"Kita tadi dari taman, disuruh balik lagi ke villa, nah mungkin nih ya, kita tadi disuruh ke hutan nantinya disuruh balik ke villa lagi, bikin capek". Ujar Daniel
"Berarti kita cari disekitar villa ini aja?". Ujar Syeina
"Iya". Ujar Daniel
"Yaudah kita berpencar". Ujar Najla
"Nanti kamu kenapa-kenapa sayang". Ujar Daniel
"Aku bakal jaga diri, sekarang yang terpenting itu Rara". Ujar Najla
"Beneran?". Ujar Daniel
"Iya, kamu percaya yah sama aku sayang". Ujar Najla
"Iya, jaga diri ya". Ujar Daniel
"Yaudah sekarang kita berpencar, gue keatas sama Najla, Lo cari diluar villa, Jan kamu cari dibawah, habis itu kita kumpul disini lagi". Ujar Syeina
"Iya gue setuju". Ujar Daniel
"Yaudah sekarang mencar". Ujar Najla
Mereka berpencar untuk mencari petunjuk.
Jan menemukan kalung Rara dia kembali ketempat awal mereka
"Yaampun sayang kamu kemana?". Tanya Jan panik
"Kita ga ketemu apapun". Ujar Syeina
"Iya gue juga, Jan kamu ketemu sesuatu?". Tanya Daniel
"Hanya kalung". Ujar Jan
"Kita cari kemana lagi?". Ujar Syeina
"Raraaaa". Teriak Jan sangat khawatir
"Rara dimana sayang, Rara okay kah?, Yaampun sayang Jan khawatir". Ujar Jan sedih
"Mending kita istirahat dulu deh". Ujar Daniel
"Jan tak dapat tenang". Ujar Jan
"Lo harus tenang Jan, supaya nanti saat kita lanjut cari Rara lagi, kita bisa fokus". Ujar Daniel
"Yaudah kita istirahat aja dulu, nanti jam 19.00 kita lanjut nyari". Ujar Syeina mulai kelelahan
Mereka semua Setuju, lalu kekamar mereka dan beristirahat sejenak
*Kamar Jan dan Daniel*
"Sayang, kamu lagi ngapain?, Ayo dong jangan bikin khawatir, kamu kemana?, Keadaan kamu macam mana?, Sayang...". Ujar Jan memandangi foto nya dengan Rara
"Jan, Lo ga boleh sedih, Lo harus semangat". Ujar Daniel
"Semangat Jan lagi hilang, rasanya tak ada guna hidup tanpa ada Rara". Ujar Jan memeluk foto tersebut
"Heyy, Lo harus yakin Rara ketemu". Ujar Daniel
"Iya". Ujar Jan singkat
*Tok...Tok...Tok*
Daniel membukakan pintu, dan ada pelayan didepan pintu
"Maaf menganggu, teman kalian tidak ada dikamarnya". Ujar pelayan tersebut
"Apa?!, Jangan bercanda dong ga lucu". Ujar Daniel
"Saya tidak bercanda, teman kalian memang tidak ada dikamarnya". Ujar pelayan tersebut lalu pergi
"Arghhh,,, kok mereka ikutan hilang sih". Ujar Daniel kesal
"Siapa yang hilang?". Tanya Jan
"Syeina sama Najla ikutan hilang". Ujar Daniel kesal
"Sabar, kita cari mereka ber3 sama-sama". Ujar Jan
"Gimana gue mau sabar?!, Syeina itu sepupu gue, Najla pacar gue, Rara sahabat gue, arghhh Irwan liat aja Lo". Gerutu Daniel
"Kita cari sekarang ja, nanti tambah susah carinya". Saran Jan
"Iya ayo". Ujar Daniel
"Kejap, saya ambil hp dulu". Ujar Jan
"Buruan". Ujar Daniel
Jan masuk untuk mengambil hp nya, setelah keluar dari kamar Daniel juga menghilang
"Daniel?". Ujar Jan heran
"Daniel kamu kemana?". Ujar Jan
"Kenapa semua menghilang ni, kenapa bukan Jan ja". Ujar Jan sedih
"Daniel". Teriak Jan
"Lebih baik cepat cari". Ujar Jan bergegas pergi
Jan memasuki segala ruangan di villa
Tapi saat dia digudang
*Digudang*
"Ihhh jorok nya gudang ni, dah berapa lama tak dibersihkan?". Tanya Jan
"Apa ni?". Ujar Jan mengambil secarik kertas
"MATI!"
"Astaghfirullah, lindungi Jan ya Allah". Ujar Jan langsung membuang kertas tersebut
Saat sedang asyik mencari petunjuk, Jan hampir menginjak cairan berwarna merah
"Apa ni?". Ujar Jan mengamati cairan merah tersebut
"Darah". Ujar Jan kaget
"Ini darah siapa?, Atau jangan-jangan, Jan kamu kena positif thinking okay". Ujar Jan kepada dirinya sendiri
Jan lanjut mencari petunjuk
Tapi tiba-tiba lampu digudang padam
"Euhh, kenapa lampu ni tiba-tiba mati". Gerutu Jan
*Kret...Kret...Kret*
"Suara apa tu?". Ujar Jan heran
Jan menghidupkan lampu dihp nya
Jan melihat kursi tua yang sudah lusuh bergoyang sendiri
"Astaghfirullah". Ujar Jan lalu pergi dari gudang tersebut
Saat Jan mau pergi pintu gudang tertutup dengan sendirinya
"Ya Allah macam mana ni?". Ujar Jan panik
"Semua menghilang, sekarang saya kena terjebak Kat sini pula?, Arghh". Ujar Jan mulai kesal
*Sret....*
Jan menoleh ke arah suara tersebut, tapi tak ada siapa-siapa disana
"Lindungi Jan ya Allah". Ujar Jan
"Siapapun yang ada Kat luar, tolong buka kan pintu nih". Ujar Jan mengedor pintu tersebut
Tapi tak ada respon sama sekali
"Tolong". Teriak Jan dari dalam sambil mengetuk pintu keras
Lagi-lagi tak ada jawaban
Saat Jan berusaha keluar, tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang
*Saat Jan sadar*
"Kondisi anda sudah baikkan?". Tanya pelayan tersebut
"Masih pusing sikit, sebenernya ada apa dengan villa ni?, Dan masa saya digudang saya terkunci dari dalam". Jelas Jan
"Tapi tadi saat saya menemukan anda, anda sedang duduk di kursi goyang, dan pintu gudang terbuka, tidak terkunci sama sekali". Ujar pelayan tersebut
"Terbuka?, Tadi terkunci, saya teriak-teriak tak ada yang dengar". Ujar Jan
"Saya tidak mendengar teriakan anda". Ujar pelayan tersebut
"Ehhh okay, saya nak lanjut cari teman-teman saya dahulu". Ujar Jan
"Tapi ini sudah jam 23.45". Ujar pelayan
"Astaghfirullah lamanya saya pingsan, tak pa saya kena selamatkan teman-teman saya segera". Ujar Jan lalu pergi
"Ya Allah bantu Jan menemukan teman dan orang yang sangat Jan cintai". Batin Jan
Jan menuju lantai 3
"Kenapa lantai 3 ni macam seram Sangat". Ujar Jan
Lagi-lagi lampu mati
"Siaaal, kenapa lampu terus mati?". Ujar Jan lalu menghidupkan lampu dihp lagi
Saat Jan sedang berjalan tak sengaja ia mengarahkan lampu hp nya ke dinding dan terlihat kepala tergantung dinding tersebut, mata kepala tersebut terbuka dan melihat ke arah Jan
"Astaghfirullah Ya Allah". Ujar Jan lalu pergi
Jan terus mencari petunjuk untuk menemukan teman-teman nya
"Rara, Daniel, Syeina, Najla kalian kemana". Teriak Jan
"Hihihi..."
Jan menoleh kearah suara tersebut dan betapa kagetnya dia melihat hantu berpakaian putih dengan rambut yang berantakan, noda darah di bahu nya
"Kamu harus mati...". Ujar hantu tersebut
"Pergi kau, saya tak takut dengan kau, saya hanya takut dengan Allah". Ujar Jan
"Hihihi". Ujar hantu tersebut semakin mendekat
Jan melempar pot bunga disampingnya, tapi sia-sia lemparannya meleset
Jan lalu lari pergi ketempat yang aman
Jan bersembunyi di bawah meja
"Hihihi, kemana kamu, kemarilah aku membutuhkan darahmu...". Ujar hantu tersebut mendekat
"Lindungi Jan ya Allah". Batin Jan
"Baaaaaaaa....". Ujar hantu tersebut dari bawah meja
"Astaghfirullah". Teriak Jan
"Hihihi, sekarang kamu akan mati". Ujar hantu tersebut mencekik Jan
"Saya akan mati ditangan Allah, bukan ditangan busuk kau!". Ujar Jan menendang hantu tersebut lalu lari
Jan terus berlari, tanpa ia sadari ia memasuki ruangan yang sangat gelap...,
Dia membuka pintu ruangan tersebut perlahan, dilangkahkan kakinya perlahan
"Sekarang saya kena hati-hati". Ujar Jan
"Bismillahirrahmanirrahim". Ujar Jan terus memasuki ruangan tersebut
Tiba-tiba lampu menyala pada suatu tempat, terlihat dari belakang wanita berbaju merah
Jan menghampiri wanita tersebut dan!😱
.
.
.
Bersambung!
Okay sesuai permintaan kalian author up, author bela-belain bangun jam 01.00 malam guys cuma buat ngetik ini, tadi author ketiduran, terus bangun, ngecek hp, yaudahlah daripada author ga ada kerjaan author nulis cerita ini Alhamdulillah kelar 1 jam, walaupun buatnya merinding, asli author merinding, bayangin tengah malam, buat cerita yang ada horornya gini, yaampun 😱😰, makanya author ga mau terlalu horor, author Takut wkwk:v
Okay udah curhatnya
Siapa wanita itu?
Dan apakah teman-teman Jan akan ditemukan?
Nantikan cerita selanjutnya Yaaa 😘
Silakan comment bila ada kritik dan saran karena itu penting banget buat author ❤️
Author mau tau dong, kalian baca cerita ini b aja atau takut? (B aja ya? Wkwk)
01-03-2019
Next/No?
Ig author: @jnationsdaa4_


Mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang