Part 7 (Dekat)

972 65 28
                                    

KAU SEMAKIN DEKAT DENGANNYA DAN SIKAPMU PADANYA PUN BERUBAH

*Malam hari*
.
.
.
Semua sibuk dengan hp nya masing-masing
"Ra, ada es cream". Ujar Putri
"Ada tuh kak dikulkas, ambil aja". Jawab Rara lalu sibuk dengan hp nya lagi
"Ra,kakak ambil ya, ada yang mau ga?" Tanya Putri
"Rara mau". Ujar Rara
"Syeina mauuuuu". Ujar Syeina
"Gue mau laaah". Ujar Rani
"Jan, kamu mau ga?". Tanya Rara pada Jan yang sibuk dengan hp nya sambil senyum-senyum sendiri (ada yang tau Jan kenapa?)
"Hah, Apa?". Tanya Jan kaget
"Kamu mau es cream ga?". Tanya Rara mengulangi pertanyaannya
"Oh, yaa Jan nak". Jawab Jan kembali sibuk dengan hp
"Najla juga ya kak". Ujar Najla
"Najla, kamu ikut kakak ke dapur". Perintah Putri lalu ke dapur
"Yuuk". Ujar Najla menyusul ke dapur
"Ehhh, gue ikut". Ujar Rani lalu berlari menuju dapur
"Jan". Panggil Rara
"Mmm...". Ujar Jan terus sibuk dengan hp nya
"Jan lagi chat siapa sih kok kayak seneng banget". Ujar Rara (cemburu ni wkwk)
"Teman". Ujar Jan cuek tanpa melihat ke arah Rara
"Teman, tapi kok seneng banget,Rara dicuekin". Ujar Rara memasang wajah cemberut
"Memangnya kenapa?". Ujar Jan menatap Rara sekilas
*Aelah Jan ga peka nihh... Author jadi greget*
"Rara boleh liat?". Tanya Rara ragu-ragu
"Hak Lo apa Ra". Tanya Syeina tanpa melihat Rara
"Rara kepo aja hehehe". Ujar Rara tertawa kecil padahal dihatinya dia kesal karena Jan cuek padanya
"Jan belum jawab pertanyaan Rara". Ujar Rara
"Pertanyaan apa?". Tanya Jan
"Au ah gelap". Ujar Rara ngambek dan lebih memilih sibuk dengan hp nya juga
"Gelap?, Ini terang,tak gelap". Ujar Jan polos
"Seraaaah". Ujar Rara masih ngambek
"Rara marah dengan Jan?". Ujar Jan memegang tangan Rara
"Ga". Ujar Rara melepas tangan Jan berharap Jan minta maaf
"Ohh okay lah". Ujar Jan kembali sibuk dengan hp nya
"Yaampun kenapa ga peka sih?, Orang lagi ngambek niiih". Batin Rara kesal
*5 menit kemudian es cream pun datang*
"Waah es cream". Ujar Syeina mengambil es cream
Najla,Putri,Rani,dan Jan pun mengambil es cream
"Rara ga mau es cream?". Tanya Putri
"Iya, nanti aja kak". Ujar Rara sibuk dengan hp nya
"Rara, buka mulutnya". Ujar Jan ingin menyuapi Rara (aaaa author baper sumpah, ada yang baper juga?)
Rara menatap Jan tersenyum lalu membuka mulutnya
Jan pun menyuapi Rara es cream
"Ooo, jadi mau disuapin Jan dulu nih". Goda Putri
"Kak, suapin aku dong". Ujar Najla
"Ogaaah". Tolak Putri
"Jahat, coba kalo kak Randa yang minta suapin pasti mau". Ujar Najla
"Eh,apaan sih kamu!". Ujar Putri malu
"Ekhm,,, kayaknya bener tuh apa yang dibilang Najla". Ujar Rani
"Apaan sih Ran". Ujar Putri
"Sekarang Rara yang nyuapin Jan". Ujar Rara mengambil es cream dia atas meja
"Habiskan nih dulu,". Ujar Jan
"Emmm, tapi Rara mau nyuapin Jan". Ujar Rara dengan nada kekanak-kanakan
"Iya". Ujar Jan
Rara lalu menyuapi Jan
Mereka pun saling suapan
"Kak, kakak kapan disuapin gitu". Goda Syeina
"Apaan sihhh". Ujar Rani
"Udah kak, kakak terus terang aja kalo kakak jomblo". Ujar Syeina memakan es cream
"Gue tumpahin es cream nih muka Lo". Ancam Rani
"Ampun monster". Ujar Syeina
"Didekat bibir Rara ada bekas es cream". Ujar Jan menunjuk ke arah dekat bibir Rara
"Mana?". Tanya Rara berusaha mencari bekas es cream disekitar bibirnya
"Itu". Tunjuk Jan
"Dimana?". Tanya Rara
Jan pun dengan ragu mengelap bekas es cream di dekat bibir Rara
"Makasih". Ujar Rara malu
*Deg...Deg...Deg*
"Nih jantung kenapa?, Normal aja dong detaknya, jangan bikin Rara maluu". Batin Rara
"Rara tadi marah dengan Jan". Ujar Jan meletakkan mangkuk es cream yang sudah habis
"Ga". Ujar Rara menggeleng lalu juga meletakkan mangkuk es cream yang sudah kosong
"Jangan berbohong, Jan tak suka". Ujar Jan
"Rara ga marah, cuma merajuk". Ujar Rara
"Kak, pernah ketemu ga orang selalu bikin kesel". Ujar Syeina geram
"Pernah". Ujar Rani
"Contohnya?". Ujar Syeina
"Ya kamu". Ujar Rani
"Kakak". Jerit Syeina memukul badan Rani
"Awww, sakit tau". Keluh Rani
"Biarin". Ujar Syeina kesel
"Kenapa Rara merajuk?". Ujar Jan menatap Rara
"Tadi Jan nyuekin Rara, emangnya Jan lagi chatan sama siapa sih kayak seneng banget". Ujar Rara
"Ohh. Itu teman Jan". Ujar Jan santai
"Cewe apa cowo?". Tanya Rara
"Rara, Rara Lo jadi kayak polisi deh nanya Mulu, Jan kayak jadi korban tau ga". Ucap Putri
"Biasalah kak, dia takut nanti Jan diambil". Ujar Najla tertawa
"Lo siapa?, Gue ga kenal". Canda Putri
"Kakak😣, kasih tau kak Randa nih". Ancam Najla
"Ehhh jangan dong". Ujar Putri
"Makanya, jangan bikin Najla kesel". Ucap Najla
"Hehehe Rara kepo aja". Ujar Rara
"Cowo". Bohong Jan, karena dia tak mau Rara marah
Rara bernapas lega
"Syukur deh cowo, aman". Batu Rara lega
Sebenarnya Rara mulai sayang dengan Jan, makanya dia takut kalo Jan chatan sama cewe
*Dret...Dret...Dret*
"Hello Assalamualaikum Arina". Ujar Jan senang
"Arina?, Bukannya itu nama cewe?, Apa Jan bohong sama Rara". Batin Rara
"Hello waalaikumsalam Jan apa kabar?,Arina rindu sangat dengan Jan". Ucap Arina melalui telepon
"Jan pun rindu sangat dengan Arina, Alhamdulillah kabar Jan baik, Arina sehat?". Tanya Jan tampak gembira
"Alhamdulillah Arina sehat, Jan sebentar lagi Arina nak tunangan, sayangnya Jan tak dapat datang ke pertunangan Arina". Ujar Arina
"Alhamdulillah Jan ikut senang, tapi Jan pun sedih tak dekat Arina, sedih sangat". Ucap Jan
"Sedih?, Apa Arina itu pacarnya ya?, Pupuslah harapan gue". Batin Rara
"Jan doakan ya, semoga pertunangan Arina lancar". Ujar Arina
"Iya, mestilah". Ujar Jan
"Sudah ya Jan, Arina nak beritahu itu ja Assalamualaikum". Ujar Arina
"Waalaikumsalam". Ucap Jan menutup teleponnya

Ingin rasanya Rara bertanya "itu siapa?, Pacar Jan?, Putusin Jan, Jan itu milik Rara, cuma milik Rara". Tapi bibirnya seakan tak dapat bicara, lagipula siapa Rara?, Apa hak nya?, Sudah berapa lama dia kenal dengannya?
Ah,dirinya saja baru kenal Jan 2 hari
Dan dia tak punya hak apa-apa karena dia bukan pacar Jan dan mereka sering berselisih pendapat
"Rara kekamar dulu ya". Ujar Rara
"Tunggu, Rara disini saja dulu sama Jan dan yang lain". Cegah Jan
"Iya". Ujar Rara tak mampu menolak
Rara bingung, sangat bingung kenapa sikapnya pada Jan berubah, tak hanya sikap, tapi perasaan nya pun mulai berubah, dia selalu ingin didekat Jan.
"Jan". Panggil Rara
"Iya?". Jawab Jan
"Emm, Besok Jan sekolah". Bohong Rara, ahhh shit, kenapa bibir ini tak mampu berkata "Jan sayang ga sama Rara?" Itu seharusnya yang ia katakan tapi bibirnya tak mampu mengatakan itu
"Iya". Jawab Jan singkat
Mereka pun mengobrol sampai larut malam
Rara tak sengaja tertidur
Dan tinggal Syeina, Najla dan Jan
"Eh Rara udah tidur". Ujar Syeina
"Iya nih kebo dah tidur aja". Ujar Najla
"Siapa nih yang mau ngangkat Rara, Rara kan berat". Ujar Syeina
"Biar saya saja". Ujar Jan
"Serius?". Ujar najla
Jan mengangguk, lalu menggendong Rara sampai kekamar nya
"Good night Rara, mimpi indah, Jan akan jaga Rara didalam mimpi sekalipun, Jan sayang Rara, sangat sayang. Ucap Jan pelan sehingga Syeina dan Najla tak mendengar nya
"Makasih ya Jan".Ucap Syeina dan Najla
"Iya, saya ke kamar dulu ya". Ujar Jan lalu pergi kekamar nya
.
.
.
BERSAMBUNG
Hayo siapa yang ikut baper?, Author aja baper pake banget
Kira-kira Rara sama Jan akan semakin dekat atau ga?
Nantikan cerita selanjutnya Yaaa
Next/No?
Silakan comment bila ada kritik dan saran karena itu penting banget buat author ❤️
Ig author: @jnationsdaa4_

Mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang