Part 18 (Sahabat)

822 69 33
                                    

Sahabat lebih setia dari pacar!

"Jan akan tunggu Rara siap, Jan akan setia tunggu". Ujar Jan
"Makasih". Ujar Rara tersenyum
.
.
.
*Sepulang sekolah*
"Main ke rumah gue yuk". Ajak Syeina
"Yuk lah udah lama ga kerumah Lo". Ujar Rara semangat
"Najla ikut?". Tanya Daniel
"Iya". Ujar Najla
"Ekhmm, baru pacaran so sweet banget yahh". Ujar Syeina
"Lo kapan?". Tanya Rara
"Heh, Lo itu yang harusnya kapan, jangan digantungin Mulu". Sindir Syeina
"Rara belum siap". Ujar Jan
"Ya elah Rara, kok belum siap sih". Ujar Syeina
"Rara belum buat hadapi masalah yang akan datang karena nanti pasti banyak banget masalah nya, Rara belum siap untuk itu". Ujar Rara
"Tak apa, Jan akan setia tunggu Rara". Ujar Jan menarik bahu Rara kedekapannya
"Udah lah, kalian semua ada pasangan nya, iri gue, yuk langsung aja kerumah gue". Ajak Syeina
.
.
.
*Dimobil*
"Jan...". Ujar Rara
"Apa?". Ujar Jan fokus ke hp nya
"Ihhhh kok cuek sih, Rara ngambek nih". Ujar Rara cemberut
"Tak ada bidadari cemberut". Ujar Jan mengusap pipi Rara
"Emang Rara bidadari apa". Ujar Rara manja
"Iya, lebih cantik dari bidadari". Ujar Jan
"Bidadari kan punya selendang buat turun ke bumi". Ujar Rara
"Tapi selendangnya Jan simpan supaya bidadari nya tak dapat balik, dan tinggal di bumi". Canda Jan
"Lalu bidadari nya terjebak sama seorang pangeran". Ujar Rara meletakkan kepalanya di bahu Jan
"Terus pangeran nya selalu lindungi bidadari cantiknya". Ujar Jan memegang bahu Rara
"Lalu bidadari nya jatuh cinta sama pangerannya". Ujar Rara
"Mereka saling jatuh cinta, tapi hubungan mereka tak berstatus, bukan pacar, tapi cinta". Ujar Jan
"Karena bidadari nya belum siap". Ujar Rara
"Pangerannya selalu tunggu bidadari nya siap". Ujar Jan
"Bidadari ketemu selendangnya". Ujar Rara
"Terus pangerannya ditinggal oleh bidadari nya". Ujar Jan
"Pangerannya nya sedih, bidadari ga tega ninggalin pangerannya, bidadari tetep tinggal di bumi, supaya pangerannya bahagia". Ujar Rara
"Pangerannya tak pernah tinggalkan bidadari nya". Ujar Jan
Mereka memandang satu sama lain, senyum manis terukir dibibir keduanya
"Mereka so sweet yah". Ujar Daniel
"Iya". Ujar Najla
"Ampun deh gue, mereka masih sempet romantisan kayak gitu". Ujar Syeina
"Ehh ada toko bunga, mampir dulu yuk". Ajak Najla
"Stop ya pak ditoko bunga itu". Ujar Syeina
*Ditoko bunga*
.
.
.
"Bunga nya bagus ihhh Rara suka". Ujar Rara mengambil bunga rose
"Tau tak perbedaan Rara dengan bunga apa?". Tanya Jan
"Apa?". Tanya Rara
"Kalau bunga banyak yang suka dan memiliki nya, tapi kalau Rara banyak yang suka, tapi hanya Jan yang dapat memiliki nya". Ujar Jan
"Berarti Rara hanya milik Jan". Ujar Rara
"Iya, milik Jan". Ujar Jan
"Kalau Jan milik siapa?". Tanya Jan tiba-tiba
"Jan milik Rara". Ujar Rara memegang tangan Jan
"Rara nak bunga nih?". Tanya Jan
Rara mengangguk
"Tunggu sini kejap". Ujar Jan berlalu

"Bunganya cantik ya kayak kamu tau ga". Ujar Daniel
"Cantikan bunga, atau aku?". Tanya Najla
"Ehmm, cantikan kamu lah". Ujar Daniel
"Gombal". Ujar Najla mencubit Daniel
"Sakit tau, yaudah tunggu sini yah". Ujar Daniel
"Jangan lama-lama ntar aku kesepian". Ujar Najla
"Ga akan lama". Ujar Daniel pergi

"Kapan ya gue kayak kalian?, Sepupu gue udah punya pacar, sahabat gue lagi pdkt". Ujar Syeina murung sambil memutar bunga yang dipegang nya
"Nanti Lo juga bakal ada kok". Ujar Najla
"Iya, Lo ga usah sedih, ada kita kok sahabat Lo, walupun Lo belum ada pasangan nih, tapi kita terus jadi sahabat Lo sayang sama Lo, walupun kita sering debat, tapi kita selalu saling sayang, inget persahabatan kita lebih dahulu sebelum gue ketemu Jan, sebelum Najla pacaran Ama Daniel kita udah jadi sahabat, sahabat lebih setia dari pacar, pacar bisa putus cari yang baru, sahabat susah mutusin nya, dan nyari pengganti nya ga akan mudah". Ujar Rara bijak
"Makasih". Ujar Syeina memeluk Rara dan Najla
Air mata Syeina mengalir tanpa ia sadari
"Lo ga usah nangis". Ujar Najla menghapus air mata Syeina
"Dalam persahabatan tak boleh ada air mata, kalaupun ada hanya boleh air mata kebahagiaan aja". Ujar Rara
"Iya, ini air mata kebahagiaan kok". Ujar Syeina

Tanpa mereka sadari Jan dan Daniel memperhatikan mereka

"Mereka bertiga saling sayang yah, beruntung banget". Ujar Daniel
"Haah, kerna memang seorang sahabat harus tetap sayang dengan sahabat nya dalam keadaan suka ataupun duka, sahabat memang lebih penting dari pacar, sebab yang selalu ada untuk kita itu sahabat bukan pacar, pacar bila dah putus dapat saling membenci sahabat susah putus, dan bila putus pun akan baik lagi". Ujar Jan
"Iya, terhura gue, ehh terharu maksudnya". Ujar Daniel
"Kamu jaga perasaan Najla jangan bikin dia menangis, kerna sahabat nya yang dah kenal lama dengan dia tak pernah bikin dia menangis". Ujar Jan
"Iya, gue ga bakal bikin Najla nangis, dan Lo harus jagain Rara, tunggu sampai dia siap jadi pacar Lo". Ujar Daniel
"Saya selalu tunggu, tapi saya takut bila nanti pacaran akan putus, lalu saling benci, saya pun tak siap bila harus macam tu". Ujar Jan
"Mantan ga harus membenci". Ujar Daniel
"Musuh pun tak harus saling menyakiti". Ujar Jan
"Yaudah yuk beli bunganya". Ujar Daniel
"Saya dah beli bunga untuk bidadari saya tu". Ujar Jan
"Lah ga ngajak". Ujar Daniel
"Cepatlah beli sana, saya tunggu sini". Ujar Jan
.
.
.
*Jan dan Daniel membelikan bunga untuk pasangan mereka, tak lupa mereka membelikan bunga untuk Syeina*
"Rara nah bunga untuk Rara". Ujar Jan memberikan bunga rose yang disukai Rara
"Terimakasih". Ujar Rara menerima bunga tersebut
"Hey cantik dapet bunga dari Daniel". Ujar Daniel memberikan bunga untuk Najla
"Makasih". Ujar Najla
"Yang ni Rara kasih Syeina, sebagai sahabat". Bisik Jan
"Iya". Ujar Rara pelan
"Syeina, nih bunga dari kami, bunga dari sahabat lebih penting daripada bunga dari pacar, karena sahabat akan selalu ada". Ujar Rara
"Makasih, nanti gue bakal dikasih bunga juga dari pasangan gue, doain!". Ujar Syeina
"Pake minta doa segala nih bocah". Ujar Daniel
"Ihhh Daniel". Ujar Syeina memukul badan Daniel
"Kamu itu yah ga pernah berubah selalu mukul badan aku!, Sakit tau". Ujar Daniel mencubit pipi Syeina
"Ihhh pipi Syeina sakit!". Ujar Syeina
"Sekarang Lo ga usah sedih lagi ya, ada kita, sahabat Lo!". Ujar Najla
"Inget...". Ujar Rara
"Sahabat lebih Setia dari pacar!". Ujar Rara, Syeina, dan Najla tersenyum
"Kalian janji yah ga bakal ninggalin gue". Ujar Syeina
"Dalam persahabatan ga perlu janji, hanya perlu bukti, dan kita akan buktikan itu, kita ga akan ninggalin Lo dan persahabatan kita ga akan pernah berakhir". Ujar Rara
"Gue sayang kalian". Ujar Syeina memeluk Rara dan Najla
"Kami juga". Ujar Rara dan Najla
Daniel mencoba ikut dalam pelukan mereka
"Eiiiit... Ini pelukan persahabatan yah". Ujar Syeina mendorong Daniel
"Terus gue bukan sahabat kalian gitu?". Ujar Daniel
"Lo sepupu gue". Ujar Syeina
"Kamu kan pacar aku". Ujar Najla
"Iyaaaa Najla". Ujar Daniel mencubit pipi Najla
"Nah Lo baru sahabat gue". Ujar Rara
"Kalau Jan siapa Rara?". Tanya Jan
"Jan orang yang Rara cintai, Jan orang yang mengisi hati Rara". Ujar Rara
"Udahlah kita semua sahabat ya ga....". Ujar Syeina
"Iyaaaa". Ujar mereka kompak lalu tersenyum
"Yukkk lanjut ke rumah gue". Ujar Syeina
.
.
.
Bersambung
Kali ini author bahas tentang persahabatan nihhh.... Tapi masih ada lah baper nya, jadi buat kalian jangan sedih yah kalau belum punya sahabat karena sahabat lebih setia dari pacar!
Pacar bisa putus, lalu bisa saling membenci, lalu mencari pengganti
Persahabatan akan susah putusnya dan akan susah saling membenci, dan susah mencari pengganti nya!
Jadi jangan lupain sahabat kalian guys kalau kalian udah punya pacar Yaaa!
Okay mudah-mudahan ada pesan moral ya...
Sekali-kali lah author buat cerita yang agak berfaedah nya wkwk:v
Bagaiman kelanjutannya ya?
Penasaran?
Nantikan cerita selanjutnya Yaaa
Silakan comment bila ada kritik dan saran karena itu penting banget buat author ❤️
Happy reading!
15-02-2019
Next/No?
Ig author: @jnationsdaa4_

Mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang