Part 2 (Rencana)

1.4K 93 7
                                    

KETIKA RENCANAMU MEMBUAT MU TERJEBAK PADANYA

Sesampainya di rumah Rara
.
.
.
"Mama... Rara pulang". Teriak Rara

"Ehh Rara sudah pulang". Ucap mama

"Aunty ini Jan". Ujar Jan tersenyum

"Eh... Jan, udah besar ya kamu, tambah ganteng". Puji mama

"Terimakasih aunty, tapi aunty ada yang nak sangat jadi sepupu saya". Ujar Jan

"Ha, siapa?". Tanya mama penasaran
"Rara". Ujar Jan melihat ke arah Rara yang dari tadi mengobrol dengan Syeina dan Najla

"Eh..., Ga bener ma, dia itu tuh yang ngarep". Bantah Rara

"Apa pula tak betul". Ujar Jan

"Nanti kau". Bisik Rara

"Aunty, dia ancam saya". Ujar Jan ke mama

"Rara, kamu ini yah, mendingan kamu bawa tuh barang-barang Jan ke atas, nah Syeina sama Najla juga ya bantuin". Perintah mama

"Dengar tuh!, Bawa ya semua barang-barang nih keatas". Ujar Jan senang

"Mama kok tega sih nyuruh Rara, Syeina, sama Najla bawa barang Jan, kan berat mana barangnya banyak banget lagi". Rengek Rara

"Ya kan bertiga bawa nya". Ujar mama lalu pergi ke dapur

"Yah Rara, masa kita disuruh bawa barang sebanyak ini ke lantai 2 lagi". Gerutu Syeina

"Aku gapapa deh, kan ini barangnya Jan". Ujar Najla tersenyum ke arah Jan

"Najla". Ucap Rara melirik Najla

"Sudahlah berdebat nya, cepat bawa barang-barang nih keatas saya nak istirahat, capek". Ujar Jan

"Ga mau, bawa sendiri bawa kamu". Ujar Rara lalu berlalu diikuti Syeina dan Najla

Tapi, lagi-lagi Jan dengan sigap menarik tangan Rara dan membiarkan Syeina dan Najla pergi

"Ihh... Lepasin". Ujar Rara

"Tak nak, bawa barang-barang nih keatas dulu". Perintah Jan

"Ihhh ada tikus...". Bohong Rara

"Tak peduli". Ujar Jan

"Ya elah nih anak susah banget dibohongin". Batin Rara

"Aku pura-pura akting aja deh". Ucap Rara dalam hati

"Aduh... Kenapa kepala aku tiba-tiba pusing yah". Ujar Rara sambil memegang kepalanya

"Eh,eh kamu kenapa?". Tanya Jan

"Gatau nih tiba-tiba kepala aku pusing". Bohong Rara

"Mari sini saya antarkan kamu ke kamar". Ujar Jan

"Barang kamu gimana?". Tanya Rara

"Tak pa lah, kan nanti ada bibi yang bawakkan". Ujar Jan tanpa curiga

"Terimakasih". Ujar Rara

Mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang