KECEWA!, ITU YANG KURASAKAN SEKARANG
*Sepulang sekolah*
*Malam harinya*
.
.
.
Jan dan Rara sedang duduk di bangku putih panjang yang ada ditaman belakang rumah Rara
"Cahaya bulannya terang ya". Ujar Rara tersenyum
"Iya, tapi cinta Jan ke Rara lebih terang". Ujar Jan
"Apakah nanti akan redup?". Tanya Rara
"Tak akan". Ujar Jan
"Ehhh coba liat deh bintangnya, banyak banget yah, Rara suka". Ujar Rara
"Mulai malam ni,Jan tak suka dengan bintang". Ujar Jan
"Kenapa?". Tanya Rara
"Kerna dia dah bikin cinta Rara terbagi". Ujar Jan
"Ga kok, cinta Rara cuma buat 2 orang". Ujar Rara
"Hah siapa?". Ujar Jan terkejut
"Keluarga Rara dan Jan!". Ujar Rara
"Jan juga". Ujar Jan
.
.
.
*Dikelas*
"Afternoon guys". Ujar Syeina
"Morning!". Ujar Najla
"Iya, sama aja". Ujar Syeina
"Bedaaaaa kaleeee". Ujar Najla
"Selow aja ngomong nya". Ujar Syeina
"Diaaaam". Ujar Rara cerewet
Membuat Syeina Najla, dan Jan tertawa
"Hahaha, keluar deh sikap aslinya, biasanya kan dia depan Jan kalem". Ujar Syeina tertawa
"Hahahaha iya berhasil juga rencana kita, dah Lo ga usah kaku deh depan Jan". Ujar Najla
"Siapa yah kaku sih, orang biasa aja". Ujar Rara
"Rara, comel". Ujar Jan
"Makasih". Ujar Najla
"Ehhh bukan buat Lo pe'a". Ujar Syeina
"Yahhh apa salahnya coba gue wakilin Rara bilang makasih gituh". Ujar Najla
"Salah...". Ujar Syeina
"Kalian aneh deh". Ujar Rara
"What?!, Aneh...., Waaah ngajak debat nihhh". Ujar Syeina
"Iya nihhh". Ujar Najla
"Ikutin omongan aja Lo". Ujar Syeina
"Terserah gue dong". Ujar Najla
"Yuk berantem yuk, lapangan luas". Ujar Syeina
"Gaa ah panas". Ujar Najla
*Irwan datang*
"Nah ini baru panas, panas banget". Ujar Rara ketus
"Iya nihhh, kayak ada aura negatif". Ujar Syeina
"Heh Lo pikir gue setan apa". Ujar Irwan
"Mikir aja sendiri". Ujar Syeina
"Keterlaluan banget sih Lo". Ujar Irwan
Irwan menampar Syeina, tapi tangannya ditahan oleh seseorang
"Daniel". Ujar Syeina
"Heh Lo, jangan beraninya sama cewe dong, Lo berani nyakitin sepupu gue habis Lo!". Ujar Daniel
"Cihhh, awas aja Lo semua ini belum selesai". Ujar Irwan pergi
"Pengecut loo". Teriak Syeina
"Lo gapapa?". Tanya Daniel
"Ga, Lo ngapain kesini bukannya sekolah, Lo minggat yaa". Ujar Syeina
"Ehhh ga mungkin gue minggat dari Amerika kesini mikir dong". Ujar Daniel
"Terus ngapain kesini". Ujar Syeina
"Mau ketemu sepupu kesayangan gue lah". Ujar Daniel
"Tapi gue ga sayang sih". Ujar Syeina
"Okay, fine". Ujar Daniel
"Ehhh jangan ngambek, serius ihhh ngapain Lo kesini?". Tanya Syeina
"Gue mau pindah, gue bosen di Amerika". Ujar Daniel
"Busett pake bosen segala, gue aja udah 2 kali kesana ga pernah bosen". Ujar Najla
"Ehhh gue dari kecil udah di Amerika, wajar lah gue bosen". Ujar Daniel
"Dah lah, gue seneng Lo pindah, jadi ada yang jagain gue". Ujar Syeina
"Gue pindah bukan buat jadi bodyguard Lo". Ujar Daniel
"Yaudah awas lo kalo mau minta nunjukin kantin atau apapun disekolah ini". Ujar Syeina
"Eh, jangan dong, yaudah deh gue rela jadi bodyguard Lo, puas". Ujar Daniel
"Iyaaa makasih Daniel". Ujar Syeina
"Rara ketoilet dulu yah". Ujar Rara pergi
"Ehhh gue ikut dong". Ujar Najla menyusul Rara
.
.
.*Refina datang*
"Jan temankan Refina, kejap ja please laahh". Ujar Refina memohon
"Dapat pergi sendiri kan?". Tolak Jan
"Sekali ni ja, habis tu Refina tak minta temankan lagi, please lah". Ujar Refina
"Udahlah temenin aja daripada nanti maksa Mulu nih anak". Ujar Syeina
Jan menghela nafas
"Okay, tapi kejap ja". Ujar Jan
"Jom". Ujar Refina menarik tangan Jan
Dengan cepat Jan melepaskan tangan Refina
"Tak payah pegang tangan". Ujar Jan
.
.
.
"Jan, Refina sayang dengan Jan". Ujar Refina memegang tangan Jan
"Jan tak sayang dengan kau!". Ujar Jan ketus melepaskan pegangan tangan Refina
"Tapi Refina sayang sangat dengan Jan". Ujar Refina
"Jangan cakap tu lagi, dah berapa kali Jan cakap Jan tak sayang kau Jan sayang Rara, dengar tak Jan sayang Rara". Ujar Jan
"Ehh, Daniel tuh ganteng juga yah, beruntung deh Syeina punya sepupu kayak dia". Ujar Najla
"Masih ada yang lebih ganteng kali". Ujar Rara
"Iya, gue tau Jan kan, udah iya Jan itu segalanya buat Lo". Ujar Najla
"Emang punya Rara, bukan yang lain". Ujar Rara dalam hati
"Itu Rara". Batin Refina
Dengan cepat Refina memeluk Jan
"Iyaa, Refina pun sangat sayang dengan Jan, Refina beruntung punya Jan". Ujar Refina memeluk Jan erat sehingga Jan kesulitan melepaskan pelukan Refina
"Jan...". Teriak Rara kepada Jan
Jan langsung melepaskan pelukan Refina
"Rara, ni semua tak seperti yang Rara tengok". Ujar Jan
"Jan bilang Jan hanya sayang Rara!, Jan bilang Jan hanya cinta Rara!, Tapi apa ini semua!". Ujar Rara
"Rara dengarkan penjelasan Jan dahulu". Ujar Jan memegang tangan Rara
Tapi Rara melepaskan tangan Jan dengan kasar
"Apa yang perlu Rara dengar, Apa!, Ohh Rara harus dengar bahwa Jan hanya pura-pura sayang Rara, iya!". Ujar Rara kesal
"Takkk, Jan hanya sayang dengan Rara". Ujar Jan
"Bohong, tu semua bohong, Jan, tadi Jan cakap Jan hanya sayang dengan Refina, Jan hanya pura-pura ja sayang dengan Rara, Jan hanya cinta Refina ja". Ujar Refina berbohong
"Rara, Refina cakap bohong, Rara percaya dengan Jan". Ujar Jan
"Refina ga bohong!, Lo yang bohong, Ra, selama ini Jan itu pura-pura sayang Lo Ra, gue yang tulus cinta dan sayang sama Lo". Ujar Irwan
"Rara kena percaya dengan Jan". Ujar Jan
"Udaaaah, Rara udah tau semuanya, Rara kecewa dengan Jan, Rara kecewa". Ujar Rara menangis lalu pergi diikuti Najla
"Kenapa kau cakap bohong ha!". Ujar Jan
"Upsss sorry, ini semua salah kau, kerna kau selalu tolak temankan Refina, sekarang Refina puas kalian berdua begaduh Refina senang". Ujar Refina tertawa
"Hahahaha apa yang gue bilang, gue yang menang". Ujar Irwan
"Tak akan, tak akan saya biarkan kau menang, tak akan, kau tengok ja nanti". Ujar Jan pergi menyusul Rara
"Hahaha makasih ya". Ujar Irwan
"Terimakasih untuk apa?". Tanya Refina
"Karena Lo udah bikin mereka Rara marah sama Jan". Ujar Irwan
"Hey, saya lakukan ni semua untuk saya sendiri, bukan untuk kau, paham". Ujar Refina berlalu
"BODOAMAT, yang penting tinggal buat Rara Deket Ama gue". Batin Irwan
.
.
.
*Dikelas*
"Hiks...Hiks...Hiks". Tangis Rara
"Rara, Jan tak bersalah, Jan cakap betul, Jan hanya sayang Rara". Ujar Jan
"Rara ga percaya, Rara udah liat pake mata Rara sendiri dan udah denger pake telinga Rara sendiri". Ujar Rara
"Itu semua tak betul Ra, Refina sengaja lakukan tu, supaya Rara jauh dari Jan". Ujar Jan
"Itu kan yang Jan mau?, Rara menjauh dari Jan, dan mulai sekarang Rara akan menjauh dari Jan". Ujar Rara
"Rara dengarkan dahulu penjelasan Jan". Ujar Jan
Rara memasangkan earphone nya dan mendengarkan musik dengan suara keras, Rara tak peduli apa yang Jan bilang
.
.
.
BERSAMBUNG
APA MEREKA AKAN BAIKAN LAGI?
ATAU JUSTRU AKAN TAMBAH MENJAUH?
APAKAH JAN BERHASIL MEMBUAT RARA TAK KECEWA LAGI?
PENASARAN?
Nantikan cerita selanjutnya Yaaa
Silakan comment bila ada kritik dan saran karena itu penting banget buat author ❤️
Next/No?
Ig author: @jnationsdaa4_