Masalah baru lagi
*Rara menyusul Jan kekamar*
*Dikamar Jan*
.
.
.
"Jan". Ujar Rara
"Jan buka dong sayang, kamu bercanda kan, yaudah jangan bercanda Mulu". Ujar Rara
Jan membuka pintunya
"Bercanda?, Rara cakap bercanda?". Ujar Jan sedikit membentak
"Iya, ini ga serius kan?". Ujar Rara khawatir memegang tangan Jan
"Iya, cinta kita cuma bercanda, status kita sekarang cuma bercanda". Ujar Jan kesal melepaskan tangan Rara kasar lalu masuk kekamar
"Jan kok ngomong gitu". Ujar Rara ikut masuk kekamar
"Rara anggap ni semua bercanda, Rara tak merasa bersalah". Ujar Jan
"Salah Rara apa". Ujar Rara
"Kesalahan diri sendiri pun tak tau". Ujar Jan
"Jan cemburu?, Yaampun Jan, cinta Rara cuma buat Jan, Rara sama dia cuma Sahabat, Rara ga ada perasaan sama sekali sama dia". Ujar Rara
"Sahabat?, Kita dulu Sahabat juga kan?". Ujar Jan tersenyum sinis
"Tapi, ini beda Jan". Ujar Rara
"Beda cinta?". Ujar Jan
"Jan percaya sama Rara". Ujar Rara
"Percaya?, Jan harus percaya?, Apa yang harus Jan percaya, Jan harus percaya Rara lebih cinta dia dari Jan?, Itu yang harus Jan percaya". Bentak Jan
"Gaaa, Rara cuma cinta Jan, Rara cuma sayang sama Jan". Ujar Rara menangis
"Heh, air mata tu, tak payah selalu dilibatkan". Ujar Jan
"Jan kenapa?, Kalau Jan marah sama Rara, hukum Rara, atau kalau perlu pukul Rara, Rara ga mau Jan seperti ini, Rara sayang Jan". Ujar Rara semakin menjadi nangisnya
"Rara dah buat hati Jan sakit, Rara tau disitu ada Jan, tapi Rara tak pedulikan Jan, Jan pergi pun Rara cuek, Rara asik dengan dia, sampai tak tau hati Jan sakit". Ujar Jan
"Rara ga cueeeek, Rara bener-bener ga tau Jan marah, Rara pikir Jan bercanda, Rara ga pernah mau bikin hati Jan sakit, Rara cinta Jan, Rara ga cinta diaaa, kenapa Jan ga percaya". Ujar Rara sedikit berteriak
"Pacar sendiri marah pun tak tau". Ujar Jan makin kesal
"Rara bener-bener ga tau, Rara cuma bercanda sama Afian, kami cuma main-main kayak dulu". Ujar Jan
"Arghhh, Senang lah tuuu". Ujar Jan melempar fotonya dengan Rara sehingga bingkai foto tersebut pecah
"Aaaaaa". Ujar Rara terkejut, takut, sedih, semua bercampur
"Rara minta maaaf". Ujar Rara semakin menangis
"Rara minta maaf". Ujar Rara tersedu-sedu
"Maafin Rara Jan, kalau Rara buat hati Jan sakit, buat Jan marah, untuk apa Rara hidup?, Rara cuma buat orang susah, Rara manja,pemarah, selalu buat hati orang sakit". Ujar Rara mengambil pecahan kaca fotonya, dan berusaha menyayat tangannya
"Jangan gilaaaa". Ujar Jan langsung mengambil pecahan kaca tersebut dari Rara
"Jan buat Rara gila, Jan marah dengan Rara, Jan kesal dengan Rara, Rara ga berguna, biarin Rara mati". Ujar Rara berusaha mengambil pecahan kaca itu dari tangan Jan
Jan tak memberikan pecahan kaca tersebut, dia malah menggenggam pecahan kaca tersebut, sehingga tangannya terluka
"Jan". Ujar Rara langsung menarik tangan Jan yang terluka, lalu membuang pecahan kaca tersebut
"Rara dah buat hati Jan sakit, nak buat Jan jadi gila pula, Jan memang marah dengan Rara, tapi Jan tak dapat kehilangan Rara". Ujar Jan
"Rara ga berguna Jan, Jan lihat tangan Jan ini karena Rara lagi". Ujar Rara
"Luka ditangan ini tak sakit, lebih sakit luka dihati Jan, Rara dah buat hati ni terluka, nak buat jadi hancur pula". Ujar Jan
"Gaaa, maafin Jan Rara". Ujar Rara memeluk Jan
"Maaf". Ujar Rara
Jan mengusap mukanya kasar
"Kalau Rara coba bunuh diri lagi, Rara buat hati Jan sakit lagi, berarti Rara tak sayang dengan Jan". Ujar Jan
"Rara janji ga bakal ngulangin kesalahan ini lagi, maafin Rara Jan, Rara cuma sayang dengan Jan, Rara cuma cinta dengan Jan". Ujar Rara
Jan melepaskan pelukan Rara
"Maafin Rara Jan". Ujar Rara
Jan sebenarnya tak tega melihat pacarnya itu menangis, tapi hatinya sakit, cemburu melihat Rara dan Afian
Jan menghela nafas
"Ya". Ujar Jan singkat
"Maafin Rara ya". Ujar Rara, ia tau Jan masih marah dengannya
"Iya". Ujar Jan
"Cuma iya?, Sayangnya mana?". Ujar Rara
"Iya sayang". Ujar Jan
"Makasih". Ujar Rara memeluk Jan
Jan ragu-ragu mengusap rambut Rara, akhirnya diusapnya rambut Rara
"Sini Rara obatin tangan Jan". Ujar Rara, lalu mengambil kotak P3K, lalu mengobati tangan Jan yang terluka
"Sakit ga?". Tanya Rara
"Tak". Ujar Jan
Rara membersihkan luka Jan, lalu mengobati nya
"Udah". Ujar Rara
"Makasih". Ujar Jan sedikit cuek
"Jan istirahat ya, Rara kebawah dulu". Ujar Rara
"Mau berduaan lagi dengan Afian?". Ujar Jan
"Engga, Rara mau masakin makanan kesukaan Jan". Ujar Rara
"Memangnya tau?". Tanya Jan
"Apa sih yang ga Rara tau tentang Jan". Ujar Rara
"Heleh, tau dari mami lah tu". Ujar Jan
"Iyalah, kan Rara Deket sama Mami, mami sayang dengan Rara". Ujar Rara
"Mami lebih sayang dengan Jan". Ujar Jan
"Sama Rara". Ujar Rara
"Dengan Jan". Ujar Jan
"Ihhhhhhhhhhhhhhhh sama Raraaaaaaaaaaa". Teriak Rara
"Diamlah, sakit telinga". Ujar Jan menutup telinganya
"Udah ah, Rara mau kedapur". Ujar Rara
"Kedapur, atau nak ketemu Afian?". Tanya Jan
"Ga percaya banget, sini ikut Rara masak aja, pasti masakan Jan ga enak". Ujar Rara
"Heh, baru dapat masak pun sombong sangat, belum tentu rasanya enak". Ujar Jan
"Enak aja, masakan Rara tu terbest". Ujar Rara
"Bisa sakit perut makan masakan Rara hahahaha". Ujar Jan
"Ihhhh, emang Rara kasih obat sakit perut apa". Ujar Rara
"Tak, tapi karena tak sedap jadi sakit perut hahaha". Ujar Jan
"Diaaam, awas aja nanti habis makan masakan Rara". Ujar Rara
"Kalau habis bagus lah". Ujar Jan
"Ihhh". Ujar Rara
"Jangan teriak". Ujar Jan
"Biarin". Ujar Rara pergi kekamar
"Nak ketemu dengan Afian lah tu". Ujar Jan
"Euhhh, udah sini ikut Rara, ga percaya banget". Ujar Rara menarik tangan Jan
*Didapur*
"Nak masak apa?". Tanya Jan
"Ehmmm ada deh". Ujar Rara
"Suka hati Rara lah". Ujar Jan lalu duduk
Rara mulai memasak, sedangkan Jan memperhatikan Rara masak, sambil memainkan hp nya
"Serius sangat muka tu". Ujar Jan tertawa
"Kalo ga serius nanti ga enak". Ujar Rara
"Memang tak sedap". Ujar Jan
"Apa?, Tunggu hasilnya". Ujar Rara
"Ihh tak nak makannya". Ujar Jan
"Nanti pasti Jan habisin". Ujar Rara
"Terserah". Ujar Jan
"Awwww". Ujar Rara kesakitan jari terkena pisau
Jan langsung menghampiri Rara
"Kalau pakai pisau hati-hati lah, kan jadi luka macam ni". Ujar Jan lalu mengambil kotak P3K
"Iya". Ujar Rara
"Sini Jan obatkan". Ujar Jan
"Tangan sendiri juga luka". Ujar Rara
"Inikan kerna pecahan kaca tadi". Ujar Jan
"Maaf ya". Ujar Rara
"Iya". Ujar Jan lalu mengobati jari Rara yang terkena pisau
"Aww". Ujar Rara
"Sakit ya?". Ujar Jan
"Sedikit". Ujar Rara
"Lain kali hati-hati sayang". Ujar Jan
"Iya". Ujar Rara
"Masih sakit kah?". Tanya Jan
"Ga lagi". Ujar Rara
"Udah selesai". Ujar Jan
"Yaudah Rara lanjut masak ya". Ujar Rara
"Nanti jarinya sakit". Ujar Jan khawatir
"Ga kok, kan Rara mau buat makanan kesukaan Jan". Ujar Rara
"Makasih ya". Ujar Jan
"Iya baby". Ujar Rara
.
.
.
BERSAMBUNG!
Hello semua, maafin author yah karena author sempet mau berhenti bikin ceritanya, jujur kemarin author drop banget, sampe ada spam negatif chat-_-, makasih banget yang udah semangatin author, dan bikin author bangkit lagi, author sengaja nyempetin waktu disela-sela waktu belajar author, sebagai tanda terimakasih udah semangatin author, makasih udah bikin author bangkit ❤️, author ga nyangka kalian setia baca😭, sekali lagi terimakasih semua!
Happy reading!
Nantikan cerita selanjutnya Yaaa ❤️
Oh ya Mulai besok sampe Jum'at author izin ga up dulu yah, fokus mid, Alhamdulillah hari pertama mid lancar
Next/No?
11-03-2019
Ig author: @jnationsdaa4_
