Empat puluh tiga

2.1K 159 18
                                    

Conan duduk dengan begitu santainya sambil memerhatikan seorang pria yang tengah duduk di hadapannya. Lelaki itu telihat begitu gusar karena tidak menyangka jika dirinya akan berhadapan dengan pria yang sudah mengambil gadis yang dijodohkan dengannya. Harusnya, ia menyadari jika kuli itu bukanlah orang biasa, karena tidak mungkin seorang kuli akan mendekati seorang mahasiswi berprestasi dengan latar keluarga baik, meski cinta itu buta dan tak pandang bulu.

"Jadi, kenapa kamu membohongi kami?" tanya Conan setelah terdiam selama beberapa saat, "apa kamu pikir semuanya akan berjalan dengan mulus?"

Alex, ialah lelaki yang kini ada di hadapan Conan. Di tersangkut masalah dengan pria berperawakan tinggi itu bukan karena cinta dan perjodohannya dengan Chacha, melainkan karena pengiriman barang dari luar negeri yang merupakan bagian kerja sama mereka yang beberapa waktu lalu ditangani orang kepercayaan Conan. Awalnya ia ingin mengambil untung banyak karena yakin jika barang selundupannya itu akan lepas dari bea cukai, tapi ternyata dirinya salah.

"Kenapa hanya diam?"tanya Conan dengan tatapan tajam yang siap menghujam jantung Alex hingga tak berbentuk.

"Saya tidak membohongi anda," kata Alex yang berusaha menghindar dari setiap masalah yang siap menghampirinya.

Alex memang hanya bisa mengelak dari masalah yang ada di hadapannya. Ia cukup tahu bagaimana track record seorang Ranma yang ditakuti banyak pebisnis. Lelaki di hadapannya adalah orang yang tidak memiliki hati dan kejam. Ia tak akan memandang kawan atau lawan, jika salah maka bersiap menghadapi sesuatu yang lebih menakutkan. Dan kini dirinya harus menghadapi hal itu.

Alex tak pernah menyangka jika dirinya akan tersandung masalah dengan seorang Ranma. Sebelumnya, dia berpikir semua akan berjalan lancar karena yang berhadapan dengannya bukanlah Ranma, melainkan tangan kanannya dan tidak ada yang tahu mengenai keberadaan bosnya itu bahkan diperkirakan tengah berada di belahan bumi lainnya. Tapi ternyata dirinya salah, Ranma berada di dekatnya, di hadapannya.

"Tidak membohongi saya? Lalu ini apa?" tanya Ranma dengan nada cukup tinggi sambil melemparkan sebuah map berisi dokumen perjanjian dan photo-photo barangnya yang tertahan bea cukai beberapa hari lalu.

"Itu bukan kesalahan saya, saya sudah melengkapi semua dokumenny." Alex masih mencoba untuk mengelak dari masalah yang ada di hadapannya.

"Lengkap kamu bilang? Ini tidak akan terjadi jika kamu melengkapi semuanya!" Kali ini Ranma sudah tidak dapat lagi menahan emosi yang menaungi dirinya sejak kejadian penahanan barangnya oleh bea cukai. Selama ia terjun ke bisnis eksport-import, ini adalah pertama kalinya ia harus berusuan dengan bea cukai. Dia selalu memastikan semua dokumen lengkap dan orang-orang yang bekerja sama dengannya mengetahui kinerja Ranma.

"Itu ... itu ...," kata Alex yang masih mencoba untuk membela dirinya.

"Saya memiliki bukti lain yang akan membuatmu tidk bisa berkutik," kata Ranma dengan penuh penekanan sambil menunjukkan senyum evil-nya.

Ranma menunjukkan laptop  yang sedari tadi ada di hadapannya. Tangan besarnya dengan lincah mencari sebuah file yang ia dapatkan dari anak buahnya tadi kemarin. Dengan cekatan, Ranma menunjukkan file yanh berisi rekaman CCTV saat Alex meminta anak buahnya mengirimkan barang-barang tanpa kelengkapan dokumen untuk rekan kerjanya yang baru itu. Ia berpikir jika semuanya akan baik-baik saja dan lolos dari jerat bea cukai. Melihat vidio itu, Alex hanya dapat terdiam tanpa kata sambil sesekali menyeka keringat dingin yang keluar dari dahinya.

"Ini buktinya jika anda telah sengaja memberikan barang tanpa kelengkapan dokumen!" Penekanan pada setiap kata yang diucapkan oleh Conan mampu membuat Alex semakin mengucurkan keringat dingin.

Lagi, Alex masih belum dapat mengatakan sesuatu untuk membela dirinya. Ia tak menyangka jika dirinya akan tertangkap basah melakukan hal kotor padahal saat itu mereka melakukan perjanjian di sebuah meeting room sebuah hotel, tapi ternyata dirinya salah. Dia memang tidak mengerti bagaimana  Ranma mendapatkan rekaman CCTV itu, tapi hal itu cukup membuatnya berada dalam masalah besar setelah ia berhasil melengkapi dokumen-dokumen barang yang tertahan dan membebaskannya dari bea cukai.

"Kaget karena saya memiliki rekaman itu?" tanya Conan yang kembali menunjukkan senyuma evil-nya pada Alex. "Tidak usah kaget, itu bukan hal yang sulit bagi saya. Karena perlu anda tahu, hotel itu milik keluarga saya."

Bagai mendengar petir di siang bolong, Alex begitu kaget dengan pernyataan yang baru saja diberikan Conan. Ia sungguh tak pernah mengira jika rakan bisnisnya itu pemilik dari hotel yang selama ini sering digunakan sebagai tempat ia melakukan berbagai perjanjian bisnis yang tidak dapat dilakukan di kantornya. Dan semuanya kini menemui sebuah masalah besar yanh pasti tidak dapat ia elakkan lagi.

"Saya minta maaf atas kejadian itu, saat ini amda sudah mendapatkan barang anda kembalikan dan tidak merugi sepeserpun?" tanya Alex yang berharap jika semuanya akan selesai saat mengatakan hal itu. Dia begitu yakin jika jalan terakhir keluar dari masalahnya adalah dengan megatakan semua dokumen telah beres dan barangnya telah berada di tangan Conan. Namun ternyata masalahnya tak semudah itu, karena Ranma masih saja menatap lelaki itu dengan tatapan tajam seperti singa yang siap menerkam mangsanya tanpa ampun.

"Jadi, anda pikir masalahnya telah selesai hanya karena barang saya telah saya dapatkan?" tanya Conan yang kali ini memperlihatkan wajah datar tanpa senyuman.

"Ya harusnya begitukan? Bukankah yang menjadi masalah itu adalah penahanan barang anda di bea cukai? Dan jelas ketika saya telah menyelesaikam semuanya maka masalah ini selesai, tidak ada kerugian kan?" Alex sedikit pongah dengan harapan dapat membuat pria di hadapannya berhenti mempermasalahkan hal itu dan ia segera keluar dari masalah yang bisa jadi berefek besar pada perusahaannya.

"Saya memang tidak ada kerugian materi, tapi inmateri yang lebih besar dari yang anda pikirkan. Nama baik perusahaan saya tercoreng karena anda, dan anda harus menanggung semuanya!" Conan menatap tajam Alex tanpa berkedip sedikitpun.

"Baik, saya akan mengatakan pada media jika saya yang bersalah dalam hal ini sehingga nama baik perusahaan anda akan kembali baik seperti semula," kata Alex masih berusaha agar dirinya terbenas dari masalah ini dengan mudah.

"Saya tunggu secepatnya," kata Conan.

"Dengan begitu, semua masalah kita selesaikan?" tanya Alex sambil berdiri.

"Tidak semudah itu, Pak Alex. Bukankah dalam perjanjian kita tertulis jika anda melakukan kesalahan, maka uang yang telah saya berikan akan anda kembalikan pada saya!" kata Conan sambil menunjukkan nota perjanjian kerja sama mereka yang secara otomatis langsung membuat Alex pucat pasi, ia benar-benar tidak teliti dengan isi perjanjian itu. Dan jika ia mengembalikan semua uang yang telah Conan berikan serta menggratiskan barang yang conan minta, maka artinya perusahaannya bisa gulung tikar mengingat saat ini mereka sedang mengalami kesulitan ekonomi.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang