|24°

1.2K 237 0
                                    

"untung gue nemuin tempat pensilnya dia."

"padahal awalnya gue khawatir dan gak tau apa yang harus gue lakuin." gumam ara disepanjang jalan dikoridor menuju lobi kampus.

"sekarang lo jadi terbiasa, ya?" tanya jisung.

"nggak juga kayaknya, kadang gue suka takut kalo liat arwah yang nyeremin kayak yang dibelakang gue ini."

ara lesu. sekarang dia diikutin sama dua makhluk astral sekaligus.

"ara!" panggil shuhua.

"kemarin dia gak ada, gue se— oh ternyata dia lagi sama lo." shuhua langsung gemeteran.

ara ketawa hambar, "iya. Oh iya shu, dia ternyata bukan ngikutin lo tapi ngikutin tempat pensil lo." ara ngasih tempat pensilnya ke shuhua.

"kok bisa? padahal gue beli ini sebulan yang lalu, kok."

"apa mungkin didalemnya ada benda yang gak pada tempatnya selain alat tulis?"

"oh iya gue inget!" shuhua ngebuka tempat pensilnya, "gue nemuin kalung ini."

"hah??"

shuhua ngeluarin kalung warnanya hitam, karatan, keliatan kayak barang antik.

"iya gue inget! hantu itu mulai ngikutin gue waktu gue mungut ini. kenapa gak pernah kepikiran ya?"

"hah? lo mungut dimana?"

"di deket tiang listrik, deket gedung apartemen xx disebelah sana."

ara ngejengkang. gak.

ara ngambil alih kalungnya, "lo ada ada aja sih, shu." shuhua cuma senyum malu sambil ngegaruk lengannya.

ara beralih ngeliat kalungnya lagi, "jadi apa yang harus kita lakuin sekarang sama kalung ini? buang ke sungai aja kali, ya? eh tapi di deket sini mana ada sungai." ara bego.

"dikubur aja ra, kalo kalungnya dikubur pasti dia bakal ikut masuk ketanah." usul jisung.

"oke sekarang kita ke tempat dimana ini ditemuin!"

°•°

setelah sampai diujung persimpangan jalan deket gedung apartemen ara, tepatnya ditiang listrik biasanya.

ara ngegali cukup dalem dan masukin kalung itu kedalamnya. Terus ditutup lagi. dan sosok perempuan itu mulai masuk kedalem tanah.

"akhirnyaa."

"makasih banyak, ra." kata shuhua, ara ngangguk sambil senyum.

seen [ h.jisung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang