->II<-
Luniana berjalan dengan gagah di koridor istana sayap timur, sepatu baja yang dia kenakan membuat bunyi khas saat bersentuhan dengan lantai. Di belakang, para perwira ksatria RedBloods membuntuti.
Kemudian dia berhenti di depan pintu sebuah ruangan, terpajang tulisan "Ruang Jenderal" di atasnya. Dia menarik nafas dan menghembuskannya, lalu membuka pintu itu perlahan.
"Putri Ksatria Luniana, silahkan duduk," kata Jenderal Cornwallis yang segera mengambilkan minuman untuk Luniana.
Gadis ksatria itu duduk di kursi yang tersedia, para perwira menunggu di luar ruangan.
"Kuharap kau tak keberatan dengan wine," ujar Cornwallis meletakkan segelas minuman dan duduk di kursinya.
"Langsung saja, jenderal. Apa maksud dari pemanggilanku?" tanya Luniana datar.
Cornwallis meneguk segelas wine-nya, dan bersiap untuk bicara.
"Kudengar. ReichViktoria akan menyerang Windland terlebih dahulu," kata Cornwallis.
Luniana memiringkan kepalanya bingung, "Windland? Apa informasi ini akurat?"
"Tentu saja, aku memiliki mata dan telinga yang terpercaya di sana."
"Bagaimana jika dia berbohong?"
"Itu tidak mungkin, Luniana. Aku yakin seratu persen bahwa informasi ini akurat," kata Cornwallis membanggakan diri.
"Windland adalah negeri para elf, menyerang negeri itu sama saja bunuh diri."
"Hal itu akan menguntungkan kita, Luniana. Saat mereka menyerang Windland, pastinya pasukan mereka berkurang banyak, hal tersebut menguntungkan bagi kita."
"Kau tidak mengenal Ichsan dengan baik, Jenderal Cornwallis. Bahkan, aku sendiri yang pernah berjuang bersamanya pun tidak mengenal dengan baik."
"Mungkin kau benar, tapi tetap saja menyerang Windland adalah kebodohan terbesar Ichsan. Sudahlah, aku hanya ingin kau memasang pertahanan di Smilenburg."
"Baik, Jenderal Cornwallis. Segera aku laksanakan," jawab Luniana, lalu pergi bersama para perwira.
"Gadis yang unik, tak pernah berubah sama sekali dari dulu," gumam Cornwallis.
*II*
Smilenburg, kota distrik pelabuhan dan perdagangan Royal Gloriuse
"Cepat letakkan itu di sana!" perintah seorang kapten tentara, dia dan unitnya sedang menyiapkan pertahanan kota ini.
Luniana datang menunggangi seekor kuda putih jantan yang telah dilengkapi dengan pelindung baja.
"Yang mulia Putri Ksatria," hormat kapten tersebut.
"Siapa yang berwenang di sini, kapten?" tanya Luniana.
"Mayor Hars. Saya akan menghantarkan Anda," kata kapten tersebut.
Luniana turun dari kudanya, seorang prajurit datang dan mengikatkan kuda putih itu. Sang kapten menuntun Luniana hingga sampai di kantor Mayor Hars.
"Saya hanya bisa menghantar Anda sampai di sini, maafkan saya."
"Tidak masalah, kapten. Terimakasih atas bantuannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DER WELT II : REICH KRIEG
Fantasy[COMPLETED] [Sequel of DER WELT] "Always learn from history!" -Kaizer of Reich [DerProject] Raja Tharlos kalah? yah, itu benar. Apakah dunia aman? Tentu tidak! Raja Tharlos berhasil dikalahkan, kekuatannya tersegel aman dan dijaga dengan ketat. Duni...