->II<-
"Bersulang untuk kemenangan kita!"
Cangkir-cangkir besar berisi bir diangkat ke udara dan ditabrakan sesamanya dari tangan ke tangan. Sebuah pesta kemenangan digelar malam ini di kedai minuman Woodvalid. Pesta yang seharusnya tak diperbolehkan ini, malah mendapatkan izin dari Jenderal Wolven.
Para tentara bermabuk-mabukkan, menyanyikan lagu, merayu pelayan kedai, bermain dengan beberapa wanita, dan bahkan melakukan kontes minum. Mereka melanggar kode etika seorang tentara Reich dan berlagak bagai tentara bayaran.
Apa yang salahnya dengan pesta kemenangan ini? Tidak ada yang salah bagi negara lain, tapi bagi Reich ini dilarang.
Alasannya? Karena Reich melakukan perang ini untuk menciptakan kedamaian di bawah bendera hitam Reich. Pesta kemenangan yang seperti ini sangat bertentangan dengan prinsip perdamaian yang Kaizer inginkan.Vionna, gadis berumur 16 tahun yang merupakan ajudan Jenderal Wolven terpaksa mengikuti pesta ini karena diperintahkan oleh Wolven sendiri. Dia satu-satunya perempuan dalam divisi Jenderal Wolven, dan satu-satunya perempuan Reich yang ada di kedai minuman ini.
Seorang pria naik ke atas meja, semua mata tertuju padanya. Pria ini mencekik sebuah botol minuman dan mengangkatnya ke udara.
"Jika tadi kita bersulang untuk kemenangan. Sekarang mari kita bersulang untuk satu-satunya gadis di divisi kita yang berhasil membunuh jenderal musuh. Bersulang!" sorak pria itu.
"""Bersulang.""" jawab semuanya serentak.
"Kalian bisa saja, itu hanyalah ketidak sengajaan. Seharusnya, mari kita bersulang untuk kebaikan Tuan Jenderal Wolven. Hidup Jenderal Wolven dan bersulang!" koreksi Vionna, berpura-pura tersenyum dihadapan semua tentara.
"""Hidup Jenderal Wolven!"""
Para tentara meneguk bir-bir itu dengan rakus, tanpa sopan santun, mirip seperti serigala lapar. Vionna tak meminum bir, dia hanya memesan segelas susu.
Dia duduk menyendiri di meja paling sudut, tentu dia melakukan itu karena dia satu-satunya perempuan.
Dua orang pria berpangkat perwira menengah mendekati Vionna, salah satunya meminta izin untuk duduk di meja ini. Vionna menganggukkan kepala sebagai jawaban iya.
"Vionna, kenapa kau terlihat tak semangat? Ayolah, kau adalah pemenang dari perang ini. Cerialah sedikit," ujar salah satu dari dua perwira itu, diketahui namanya Franch, tertera jelas di seragam bagian dada kanannya.
Dan yang satunya lagi bernama John."Franch, kumohon, jangan membahas masalah kemenangan lagi. Aku sudah cukup lelah mendengar pujian," balas Vionna, meneguk perlahan segelas susu yang dipesannya.
"Tapi, tak kusangka gadis berumur 16 tahun ini adalah seorang sharpshooter dan ajudan jenderal. Kau boleh juga ternyata," tukas John memuji.
"Sudah kubilang jangan memuji lagi. Jika bukan karena Jenderal Wolven, aku tidak akan bisa hidup sampai hari ini," kata Vionna, dia memanggil pelayan dan memesan semangkuk sup. Franch dan John memesan segelas bir.
"Bisa kau ceritakan tentang pertemuanmu dengan Jenderal Wolven?" tanya Franch, pipi Vionna memerah mendengar pertanyaan tersebut.
"E-eh? Pertemuanku dengan tuan jenderal? Ku-kurasa disimpan saja untuk diriku sendiri," balas Vionna, menghindari pertanyaan barusan.
Pelayan datang membawakan pesanan, John mengambil segelas birnya dan meminumnya, kemudian dia memberi pertanyaan, "Apa kau tau kenapa Jenderal Wolven tak pernah berbicara dan selalu berbisik kepadamu jika ingin memberi perintah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DER WELT II : REICH KRIEG
Fantasía[COMPLETED] [Sequel of DER WELT] "Always learn from history!" -Kaizer of Reich [DerProject] Raja Tharlos kalah? yah, itu benar. Apakah dunia aman? Tentu tidak! Raja Tharlos berhasil dikalahkan, kekuatannya tersegel aman dan dijaga dengan ketat. Duni...