CHAPTER 23 "Knight Princess vs ReichKaizer" (Round One)

27 4 5
                                    

>II<

Dua orang pelayan membawakan baju yang diperintahkan oleh Ratu Luciana. Sebuah zirah baja yang akan dia kenakan untuk berperang.

Saat ini, ratu berada di dalam kamarnya dilindungi oleh para RedBlood Knight. Tanpa sepengetahuan Luniana, ratu akan terjun ke medan perang.

Namun usahanya sia-sia ketika Luniana datang tepat waktu.

"Apa maksudnya ini, Luci? Apakah kau mau berperang?"

"Iya, kakak. Aku tidak bisa berdiam diri melihat mereka harus mati demi melindungiku."

"Apa kau yakin bisa mengangkat pedangmu ini?"

"Aku yakin, kak."

"Kalau begitu, apakah kau yakin membunuh mereka? Ini perang, bukan permainan. Hanya ada satu peraturan, membunuh atau dibunuh. Yang kuat membunuh, yang lemah dibunuh. Kau yakin dengan itu?"

"Tapi kakak, aku--"

Luniana langsung mendekap adik kembarnya itu. "Tenanglah, Luci. Aku di sini untuk melindungimu, merekapun juga sama. Mereka rela berkorban demimu, setidaknya hiduplah untuk mencapai keinginan mereka."

Saat momen mengharukan ini, seorang prajurit datang dengan tiba-tiba, kondisi prajurit itu benar-benar kacau.

"Maaf atas gangguannya, Putri Ksatria. Saya ingin melaporkan bahwa gerbang berhasil diruntuhkan. Tidak hanya itu, dinding pertahanan sayap kanan dan kiri juga runtuh. Sekarang, kami tengah bertarung di dalam kota."

Luniana melepas dekapannya. Dia berbalik menatap prajurit tersebut dan berkata, "siapkan semua ksatria untuk melindungi kota!"

"Baik, Putri Ksatria." Dan prajurit itu pergi.

Luniana memanggil kapten RedBlood Knights dan memerintahkannya untuk melindungi istana ini, kemudian dia pergi untuk terjun langsung ke medan perang.

***

Sementara itu : Di posisi Einheit Reich, tempat Ichsan dan perwira tingginya berdiri.

"Gerbangnya sudah runtuh!" teriak seorang Reichmilitaer yang dibalas oleh sorakan para rekannya.

Para perwira segera memerintahkan setiap grup yang mereka pimpin untuk menyerang ke dalam kota. Pasukan Royal yang berada di luar kota segera mundur untuk mempertahankan kota dari dalam.

"Saatnya untuk menunjukkan kebaikkanku," kata Ichsan, turun dari kudanya dan merapikan semua perlengkapannya.

"Kebaikkan? Kurasa kau hanya ingin unjuk gigi saja," sindir Yunus. Ichsan terkekeh tak enakan mendengarnya. "Dasar. Bukannya mikir malah ketawa."

"Santai, santai. Aku hanya ingin melawan satu orang saja. Sudah lama aku menantikannya."

"Oke, oke. Lakukan sesukamu. Lagipun, aku hanya seorang ReichMarshall yang menuruti perintah Kaizernya, wahai Kaizer Ichsan."

"Ahaha... Di saat seperti inipun kau masih melawak." Ichsan memakai topi bicorne kesayangannya, dan menunjuk ke arah Proudenburg, "Ini lah saatnya," batinnya.

Yunus dan Ichsan bergerak menuju ke Proudenburg.

***

DER WELT II : REICH KRIEGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang