CHAPTER 32 "Battle of Hoshi, Part 3"

28 3 11
                                    

>II<

Pedang besar dan katana itu saling beradu, menimbulkan efek suara dentingan luar biasa.

Keduanya mengambil langkah mundur secara bersamaan. Lalu mengambil kuda-kuda secara bersamaan juga.

"Menyerahlah, L. Aku tidak ingin membunuhmu."

"Demikian juga denganku, Shin. Namun, ini adalah tugasku!"

Shin mengayunkan pedangnya berkali-kali dengan cepat, L yang tidak dapat mengiringi gerakan itu hanya berhasil menangkis beberapa serangan dan beberapa serangan lainnya berhasil menggores lengan kanan dan bahu kiri L.

Sementara itu di sisi lain.
Edwin memerintahkan divisi utama untuk bergerak, sementara dia tetap berada di tempatnya tak bergerak seincipun dan penuh pengawalan.

Pasukan berkuda Samurai muncul dari hutan, berlari kencang menuju divisi Reich yang berada di sayap kiri. Dengan cepat personel-personel yang ada di sayap kiri membentuk formasi persegi dan bertahan sebisa mungkin sampai bala bantuan tiba.

Dan untuk daerah tengah atau center, terjadi pertarungan di dalam desa itu, pasukan Reich yang sebelumnya menduga bahwa para Samurai telah terpanggang habis di desa itu malah terjebak di sana. Para Samurai berhasil menemukan cara untuk berlindung dari ledakan howitzer dan mempersiapkan penyergapan.

"Tuanku, pasukan di seluruh sisi membutuhkan bala bantuan, apa yang harus kita lakukan?" lapor dan tanya seorang perwira yang berada di samping Edwin.

"Perintahkan mereka untuk menghabisi para pecinta nenek moyang itu! Tidak ada bala bantuan sampai kondisi kembali normal."

"Tapi, tuan. Para samurai terlalu banyak, mereka bahkan muncul dari bawah tanah dan rerumputan."

"Apa maksudmu, kolonel?!"

"I-itu benar, tuan jenderal. Para Samurai telah mempersiapkan penyergapan semalam."

"Dan mengapa kalian baru tahu sekarang!? Aku tidak mau tahu, tembakkan howitzer untuk mengurangi jumlah mereka!"

"Pasukan kita ada di sana, tuan."

"Aku tidak peduli! Tembakkan seluruh Howitzer sekarang!"

Kembali ke sisi Seizuro vs Lordius
Tampak keduanya sudah mulai kelelahan. Tak hanya itu, luka yang tidak terlalu serius namun menyakitkan juga diderita keduanya. Shin Seizuro dengan darah yang menetes dari kepalanya dan Lordius dengan darah yang menetes dari mulutnya dan luka pada bagian bahu dan lengannya.

"Mari kita akhiri ini, L," ucap Seizuro.

"Aku setuju," balas L.

Keduanya mengambil kuda-kuda, ini adalah kuda-kuda untuk serangan terakhir.

"HIAA!!!" Seizuro melesat dengan pedang yang terhunuskan ke depan. L mengayunkan pedangnya untuk menangkis pedang itu, lalu melakukan ayunan kedua untuk menyerang, Seizuro berusaha menangkis

Dan...

Katana yang digunakan Seizuro terbelah menjadi dua, lalu terlihat bentuk tebasan yang ada tercipta di tubuh Seizuro akibat serangan barusan. Darah yang segar mengalir deras dari bekas tebasan tersebut. Pedang L yang tadinya bewarna perak kini merah berlumuran darah.

Seizuro terjatuh, darah membasahi tanah tepatnya terbaring. Tiap detiknya, darah semakin menggenangi tanah ini.

"Maafkan aku, Shin," gumam L, meski begitu, Shin Seizuro masih bisa mendengarnya.

DER WELT II : REICH KRIEGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang