>II<
Tembok yang melindungi kota MotherNature akhirnya runtuh, batalion-batalion Reich yang dipimpin oleh Yunus segera menyerang dengan kecepatan penuh.
Dan perangpun berakhir, dengan hasil kekalahan pada kubu Windland. Berakhirnya perang ditandai dengan penanda tanganan surat menyerah dan perjanjian.
Perjanjian ini kemudian dikenal dengan 'Perjanjian Mutlak' yang berarti tak dapat diubah.
Seperti janji sang Kaizer pemimpin Einheit Reich, penguasa negeri yang ditakhlukan tidak akan kehilangan kekuasaan dan rakyatnya akan disama ratakan, pembangunan dan pendanaan akan dilakukan oleh Reich dengan sedikit bantuan dari negeri yang ditakhlukan. Janji ini merupakan isi dari perjanjian yang ditanda tangani itu.
Meski begitu, rakyat-rakyat Windland masih belum bisa menerima kenyataan kekalahan mereka dan pengibaran bendera Reich di kediaman bangsawan High Moon Elf.
Kabar kekalahan negeri para elf ini menyebar ke seluruh penjuru DER WELT, negara-negara yang menentang Reich merasa bimbang, mereka yakin bahwa Reich benar-benar kuat karena dapat mengalah negeri elf.
***
Reichstag, Bartlin
Ruangan KaizerPara perwira Reich dan utusan sekutu Reich berkumpul di ruangan ini, mereka sedang berkumpul mengelilingi meja yang terdapat peta besar di atasnya.
"Tidak apa-apa kah tuan, jika kami menggunakan ruangan pribadimu sebagai tempat rapat?" tanya sang utusan dari Negara Dlya Rodiny, Vladimir Zhukov.
"Tidak masalah, aku yang menyuruh kalian ke sini," jawab sang Kaizer santai sembari menuangkan teh ke beberapa gelas yang tersedia.
Seseorang mengetuk pintu ruangan, dan sang Kaizer mempersilahkannya masuk. Pintu di buka dan Yunus masuk.
"Maafkan atas keterlambatan saya, perjalanan dari Windland ke sini cukup jauh," tukas Yunus, menggantungkan topi jenderalnya dan berjalan mendekati meja. "Seperti yang Kaizer rencanakan, jatuhnya Windland berhasil membuat blok musuh mengalami keretakan."
"Kami juga sudah mengetahuinya, Marshall Yunus," timpal Ali, utusan dari Negara Najmat Alshahr.
"Jadi, tuan. Apa yang akan Anda lakukan?" tanya Zhukov melihat ke arah sang Kaizer yang sedang duduk di kursinya menikmati segelas teh.
"Kita berikan waktu kepada mereka untuk merundingkan hal ini, dan sementara itu siapkan tentara untuk menyerang Royal Gloriuse dan Hinoizurukuni."
"Hanya itu, tuan?" tanya Ali, menyambung pertanyaan Zhukov.
"Ya. Kita tidak perlu memperhatikan negara kecil yang bahkan mengatasi kriminalitaspun tidak bisa."
"Siap, tuan," jawab semua perwira termasuk utusan serentak. Dan mereka semua keluar ruangan, tinggal Ichsan dan Yunus sajalah di ruangan ini.
Yunus menarik sebuah kursi dan meletakkannya di samping Ichsan, lalu duduk di kursi itu.
Ichsan menyodorkan secangkir teh ke Yunus, dan Yunus mengambilnya.
Kedua orang ini menikmati teh bersama.
"Kapan terakhir kali kita menikmati teh bersama seperti ini?" tanya Yunus setelah beberapa kali menyeruput teh hangatnya.
Ichsan meletakkan tehnya dan menoleh ke arah Yunus, "Sekitar lima tahun yang lalu, di Royal Gloriuse, bersama dengan sang ratu."
"Padahal dia musuhmu, tapi kau tetap memanggilnya 'ratu'," ujar Yunus terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DER WELT II : REICH KRIEG
Fantasy[COMPLETED] [Sequel of DER WELT] "Always learn from history!" -Kaizer of Reich [DerProject] Raja Tharlos kalah? yah, itu benar. Apakah dunia aman? Tentu tidak! Raja Tharlos berhasil dikalahkan, kekuatannya tersegel aman dan dijaga dengan ketat. Duni...