CHAPTER 36 "Shahr Bombard"

25 3 4
                                    

>II<

"Aku rasa..."

"Itu UST," ucap Ichsan.

Yunus bersegera membersihkan kaca teropongnya dan menggunakannya kembali.

"Itu tidak perlu, Yunus. Dengan satu mata ini saja aku dapat menebak mereka. Tapi, kau dan aku tahu mereka masih jauh, membutuhkan sekitar tiga jam untuk sampai ke sini dengan jumlah personel sebanyak itu. Mengerti?"

"Ya, Ichsan."

"Sudah kuduga hal ini akan terjadi. Kirimkan seseorang untuk mengabari Hower, perintahkan Hower untuk kembali ke sini."

"Siap, kaizer," jawab seorang prajurit.

"Ini saatnya untuk menggunakan itu," kata Ichsan sembari melirik Ali.

Beberapa benda besar tertutup kain didorong oleh delapan orang persatu bendanya, orang-orang itu adalah tentara dari Najmat Alshahr.

"Buka kainnya!" komando Ali, mereka semua menari kain yang menutupi benda itu.

Dan...

Sesuatu yang besar muncul ketika kainnya dibuka.

Sebuah meriam besar sepanjang enam meter dengan peluru seberat 40 kg, meriam besar yang dapat meluncurkan manusia itu dijuluki Shahr Bombard.

"Bagaimana dengan benda ini, Yunus? Apakah dapat menghancurkan tembok pertahanan itu?" tanya Ichsan.

Yunus mencoba menghitung-hitung kemungkinan yang terjadi. Dia mengukur peluru meriamnya dan meminta Ali untuk mencoba menembakkan satu meriam saja.

Ketika bola meriam berukuran jumbo itu melayang dan menghantam tembok pertahanan Rosenburg, guncangan dirasakan oleh Cornwallis yang berada di atasnya.

"Ini patut dicoba, Ichsan. Ukuran dan kecepatan yang dihasilkan meriam ini menghasilkan momentum yang besar, jika kita terus menembaki tembok itu, besar kemungkinannya akan runtuh."

"Baiklah, lakukan sekarang."

"Kalian dengar, isi kembali meriamnya!" komando Ali. Pasukan Alshahr mengangkut bola-bola meriam yang berat itu, lalu memasukkannya. Satu orang bertugas untuk mengisi mesiu pada meriam, dua orang mengisi peluru, satu orang untuk menembak, dan empat orang untuk mendorong meriam ke depan atau menahan meriam setelah meriam terhentak mundur saat sehabis menembak.

***

"Apa yang... apa yang barusan menghantam kita?" tanya Cornwallis tegang.

"Sebuah bola meriam, pak," jawab prajurit yang melihat kedatangan serangan itu.

"Meriam? Kupikir mereka tidak akan bisa sejauh ini, dari tadi mereka menggunakan howitzer."

Morgan mendekati Cornwallis dan memberikan teropongnya, "Coba lihat ini, panglima."

"Tunggu, benda apa itu? Semacam meriam besar. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

"Kemunculan UST membuat Ichsan mengeluarkan kartu ASnya."

"Kau yakin hanya ini kartu AS yang Ichsan miliki, Morgan?"

"Tidak. Ada satu kartu lagi yang masih disembunyikan Ichsan, yaitu Mieko."

"Ternyata kau teliti juga. Dari tadi aku belum melihat Mieko."

"Namun, jika Mieko muncul, bagaimana cara kita menghadapinya?"

"Tentu saja mengalahkan Mieko, apa lagi?"

DER WELT II : REICH KRIEGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang