>II<
Markas Reich, Enam kilometer di selatan Reruntuhan Desa Hoshi
Di sebuah tenda yang besar, semua perwira berkumpul di sana mengelilingi meja yang cukup besar yang di atasnya terdapat peta Desa Hoshi.
"Sudah kubilang, jika kita mengajak Comrade Marshall Zhukov di perang ini, kita dapat memenangkannya dengan mudah," kata Carl dengan nada yang sedikit tinggi.
"Jika Zhukov kita bawa ke sini, siapa yang akan menjaga Rionshiti? SRS? Kita tidak bisa mempercayai SRS seperti Kaizer mempercayai mereka," sanggah Edwin.
"Lalu apa? Kita biarkan para samurai menghajar kita habis-habisan?"
"Tentu saja tidak. Kita akan membakar mereka sebelum mendekati kita."
"Caranya? Dengan howitzer yang membutuhkan waktu untuk mengisi ulang pelurunya, samurai dapat mendekati kita dengan mudah. Jika Comrade Marshall Zhukov ada di sini, kita dapat menggunakan Pasukan Sihirnya, dan ditambah lagi Dlya Rodiny terkenal dengan pasukan kavalerinya yang bernama Cossacks."
"Pasukan Sihir dan Cossacks tidak akan memengaruhi pertempuran ini. Kita dapat memenangkannya, sendiri. Tanpa bantuan Zhukov maupun SRS. Cukup memancing setengah pasukan Tokugawa ke dalam desa, lalu membom mereka dengan howitzer."
"Kau sudah melakukannya, Tokugawa tidak akan jatuh dilubang yang sama, dia bukan keledai."
"Cukup, Carl! Kita hanya perlu menghabisi mereka. Senjata kita lebih maju dari mereka, mana mungkin kita akan kalah."
"Baiklah, Edwin. Aku tidak bisa menentangmu. Sebenarnya aku sudah muak, tapi ini demi masa depan DER WELT dan Reich."
"Bagus. Kau hanya perlu menjalankan semuanya sesuai intruksi dariku."
Lalu kedua jenderal itu berhenti berdebat dan menyusun strategi mereka.
Keesokkan Harinya
Medan Perang Reruntuhan Desa HoshiSemua sudah berada di posisinya. Sama halnya seperti kemarin, perang dimulai ketika arteleri dari kedua belah pihak saling menembak satu sama yang lain.
Tokugawa mengambil langkah pertamanya, dia memerintahkan Seizuro yang berada di sayap kiri pasukannya untuk bergerak.
Edwin melihat pergerakan tersebut, dan memerintahkan Carl yang ada di sayap kanan untuk menemui mereka. Namun, L tiba-tiba datang dan meminta bertukar posisi dengan Jenderal Carl.
"Apa kau sadar yang kau lakukan ini, Brigjen Lordius?" tanya Carl.
"Sangat sadar, jenderal. Biarkan saya yang memimpin divisi Anda, dan Anda memimpin divisi saya."
"Permintaan yang aneh. Tapi, tidak masalah bagiku. Begini saja, kau ikutlah berperang bersamaku di divisi ini, dan biarkan divisimu dipimpin oleh perwira senior lainnya."
"Jenderal? Anda yakin? Jenderal Edwin akan marah melihat ini."
"Tenang saja, Edwin tidak akan mempermasalahkannya. Aku sudah mengirim seseorang untuk memberitahunya."
"Terimakasih, jenderal."
"Aku tidak tahu mengapa kau sangat ingin berperang di divisiku, padahal divisimu pasti akan terjun sebentar lagi."
"Ada janji yang harus kutepati, pak."
"Apapun itu, aku tidak berhak mengetahui, meskipun aku atasanmu." Carl tertawa ringan. Lalu menarik pedangnya dan mengacungkannya ke depan, "Der General Carl Staufenberg's Reichmilitaer Infantrie Division, marsch!" Dan seluruh personel di divisi ini bergerak serentak diiringi musik dan kibaran benderan hitam Reich.
KAMU SEDANG MEMBACA
DER WELT II : REICH KRIEG
Fantasy[COMPLETED] [Sequel of DER WELT] "Always learn from history!" -Kaizer of Reich [DerProject] Raja Tharlos kalah? yah, itu benar. Apakah dunia aman? Tentu tidak! Raja Tharlos berhasil dikalahkan, kekuatannya tersegel aman dan dijaga dengan ketat. Duni...