DER WELT II : REICH KRIEG

CHAPTER 16 "Royal Gloriuse Under Siege"

>II<

Lima tahun yang lalu, pasukan gabungan berhasil mengalahkan Raja Tharlos sebelum kekuatannya kembali mengancam DER WELT. Kekalahan Raja Tharlos tersebut menjadi sebuah awalan yang baru bagi DER WELT.

Namun, sekarang. Atas nama perdamaian, seorang penguasa dari negeri bersistemkan Militer mendeklarasikan perang ke seluruh penjuru DER WELT, tentu saja dia memberikan tawaran kepada beberapa negara untuk bergabung berperang bersamanya.

Negara-negara yang menolak tawaran tersebut memilih untuk melawan negara sang penguasa. Pada akhirnya, perangpun tercipta.

Einheit Reich bersama tiga sekutunya --Dlya Rodiny, Najmat Alshahr, dan Reich du Vin-- berhasil menguasai separuh DER WELT dengan hanya menjatuhkan satu negara yang terkenal cukup kuat, yaitu Windland tanah para elf.

Kekalahan Windland tersebut membuat negara-negara kecil mengibarkan bendera putih dan menerima setiap keputusan Einheit Reich. Lalu kubu Reichviktoria pun tercipta semakin kuat.

Dua negara masih bertahan dari tirani yang mengancam kedamaian DER WELT yang mengatasnamakan kedamaian itu sendiri. Negara itu ialah Royal Gloriuse dan Hinoizurukuni.

Pada hari ini, perang besar yang akan menentukan nasib DER WELT kembali terjadi. Pasukan Einheit Reich dan sekutunya telah dikerahkan kedua negara yang bertahan.

Vladimir Zhukov sebagai perwira tinggi Dlya Rodiny akan membantu Einheit Reich menyerang Hinoizurukuni, dan Ali sebagai perwira tinggi Najmat Alshahr akan menyerang Royal Gloriuse.

Invasi ke Hinoizurukuni dipimpin oleh General Jonathan Edwin dengan Jenderal Carl Staufenberg serta Brigjen Lordius, dan invasi ke Royal Gloriuse dipimpin oleh Kaizer Ichsan sendiri bersama dengan Reichmarshall Yunus serta Oberbehlshaber-SRS Richard.

*II*

Kantor Administrasi Utama Militer Royal Gloriuse
Proudenburg, Ibu kota Royal Gloriuse.

Suasan di kantor utama ini sangat ramai, ratusan orang mondar-mandir kesana-kemari mengurusi masalah berkas-berkas dan hal lainnya.

Kerapian kantor cukup kacau, beberapa orang tergesah-gesah hingga menabrak tong sampah ataupun meja orang lainnya. Bagai kapal pecah, itulah kata yang dapat mewakili kondisi kantor saat ini.

Keramaian dan kegaduhan tak hanya terjadi di kantor para staf, tapi juga di ruangan jenderal-jenderal.

Putri Ksatria Luniana, hari ini diperintahkan untuk menemui Panglima Jenderal Besar Cornwallis di kantor staff militer

"Putri Ksatria, syukurlah Anda datang. Saat ini keadaan kami seperti yang Anda lihat. Surat yang dikirimkan lewat burung merpati semalam benar-benar membuat kami kelelahan," kata seorang ketua staf militer berbicara sambil berjalan menuntun Luniana keruangan para jenderal.

"Surat? Surat berisi apa, pak ketua?"

"Surat itu berisi tentang pergerakan pasukan Einheit Reich. Dilaporkan bahwa sekitar seratus kapal Reich berlayar menuju Smilenburg. Belum dipastikan bahwa laporan itu asli atau palsu, tapi tugas kami sebagai staf militer adalah membuktikan laporan tersebut dan mengurus berkas para tentara yang akan ditugaskan ke Smilenburg."

"Ini memang masalah berat, tapi kantor sampai sekacau ini?"

"Maaf, Putri Ksatria. Saya sudah berusaha untuk membuat semua orang untuk tidak tergesah-gesah, tapi ancaman invasi dari Reich membuat semua orang takut."