CHAPTER 1 "The Birthday Party"

98 10 11
                                    

->II<-

Royal Hotel of Sleepwell, Proudenburg.
Hotel khusus untuk para utusan negara.

Seorang pria sedang bercermin di kamar yang dipesannya. Tampak pria itu berkali-kali merapikan topi dan medalinya.

Seseorang mengetuk pintu kamarnya, dan si pria menyuruh orang itu masuk.

"Wah, kau masih belum selesai, Ichsan?" tanya orang yang mengetuk pintu itu. Dia adalah Yunus yang sekarang telah berpangkat 'Jenderal'.

Dan pria yang sedang bercermin adalah Ichsan si iris mata hazel, tapi mata kirinya sudah tak ada. "Ya, Yunus. Seragam baru ini memang bagus, tapi agak sulit merapikannya, terutama dibagian medali ini," jawab Ichsan masih berkutat dengan seragam barunya.

"Ayolah Ichsan, kau sudah tampan. Seragam itu sangat cocok denganmu dan rapi. Bisakah kita berangkat sekarang?"

"Tunggu sebentar ya, mohon bersabar." Ichsan masih mencoba merapikan pakaian yang padahal kalo dilihat sudah rapi.

Yunus hanya menghela nafas panjang melihat tingkah sahabatnya itu.

"Bagaimana sekarang?" tanya Ichsan meminta pendapat.

"Lebih baik, walau menurutku sama saja," jawab Yunus sekenanya.

"Ayo, aku tak sabar untuk bertemu si kembar. Sudah lima tahun, kangen jadinya."

Yunus hanya diam dan mengikuti Ichsan dari belakang.

*II*

Royal Palace
Pukul 19:00

Istana benar-benar sangat ramai. Semua kalangan menghadiri pesta ulang tahun Ratu Luciana dan Putri Ksatria Luniana.

Para rakyat menggelar pesta di halaman istana dan seluruh jalanan Proudenburg. Kemeriahan tak terjadi di Ibu Kota saja, warga negara Gloriuse di kota lain juga menyemarakkan pesta ini.

Para Raja, Pangeran, dan utusan-utusan seluruh negara menghadiri pesta.

Ratu Luciana selalu berdiri menyambut para tamu yang terus berdatangan, sementara Luniana sibuk mengatur pesta berjalan.

Seorang pria bertubuh gempal mendekati Luciana dan berkata, "Wahai Ratuku, tidak baik bagi Anda untuk menyambut para tamu tepat di depan pintu istana. Biarkan saya yang menggantikan Anda."

"Terimakasih atas kebaikkan hati Anda, Tuan Mog. Tapi saya sangat suka menyambut wajah yang bergembira ini."

"Kalau begitu, izinkan saya mendampingi tugas Anda."

Ratu Luciana membalasnya dengan senyuman sembari terus menyambut kedatangan para tamu.

Akhirnya, rombongan Reich tiba. Ichsan, Yunus, dan Amel datang dengan pakaian baru mereka masing-masing.

"Selamat ulang tahun, Yang Mulia Ratu Luciana de Gloriuse," sapa Ichsan begitu melihat sang Ratu.

"Selamat datang dan terimakasih sudah hadir, Reich Kaizer Ichsan yang terhormat, dan Marshal General Yunus, serta Duta Besar Amel. Silahkan masuk dan nikmati pestanya," sambut ratu hangat seraya mempersilahkan mereka.

"Seperti lima tahun yang lalu, Anda masih tetap murah hati. Di mana Luniana, apa dia mengenakan gaun yang indah?"

"Kakak tak akan pernah menyentuh gaun, seperti biasa pasti menggunakan baju zirah baja yang berat itu. Hehehe. Oh iya, bagaimana dengan mata kirimu?"

DER WELT II : REICH KRIEGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang