Delapan Belas

9 1 0
                                    

VOTE DAN KOMENNYA GAES...

Willis

Memang benar, satu satunya yang tidak bisa berbohong adalah cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang benar, satu satunya yang tidak bisa berbohong adalah cermin. Mau gimanapun bentuk gue, tetep aja gue keliatan ganteng. Hahahaha..

Apalagi malam ini gue udah rapi seperti pangeran di negeri dongeng. Bukan tanpa alasan, meskipun biasanya juga gue selalu tampil rapi. But, tonight I feel different.

Entah sejak kapan gue kecanduan jalan sama Lala. Akhirnya, sesuai perjanjian kemarin kita beneran jalan dong.

Suasana jalanan yang ngga terlalu padat membuat gue sampai di rumah Lala lebih cepat.

Ngga berlama-lama lagi, gue turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah.

"Permisi.."

Cukup dua kali ketukan, mamanya Lala muncul dari balik pintu. "Loh, Willis. Masuk nak.."

Sebelum melangkah masuk, gue tersenyum mengangguk.

"Mau keluar sama Zea?" tanyanya begitu kita berdua udah sama-sama duduk.

"Iya, tante. Boleh kan?"

"Ya boleh banget dong.. Tante malah suka kalo ada yang ngajak keluar Zea. Tuh anak biar ngga hibernasi di kamar aja. Hahahaha.."

"Hahahaha.. Emang Zea gitu, tante. Sukanya nyari tempat yang sepi-sepi. Malahan, pas awal masuk kuliah dulu, Zea suka pergi ke rooftop."

"Ke rooftop?" ulang mamanya Lala. "Kok dia berani? Di sana dia ngga macem-macem kan tapi?"

"Ooh.. Engga kok, tante. Kita sering ke sana bareng. Soalnya di sana tuh udaranya enak, semilir gitu. Terus katanya Zea juga, dia suka karena bisa lihat Jakarta yang luas."

Mamanya Lala tersenyum lega. "Ooh gitu.. Makasih ya udah jagain Zea."

"Eh, sama-sama tante. Hehehe.." jangan tanyakan gue kenapa. Karena gue mendadak grogi disenyumin camer.

"Loh, lo udah dateng? Kok ngga ada chat sih?" Lala yang baru aja muncul dari dalam, langsung duduk di samping mamanya.

"Surprise dong."

"Dih, orang udah janjian dari kemarin.  Hahahaha.."

"Ngomongin apa aja sih kalian berdua, sampe aku ngga dipanggil." lanjut Lala dengan nada setengah menyindir.

"Rahasia dong.. Udah deh, katanya mau keluar. Hati-hati loh ya.." pungkas mamanya Lala akhirnya.

"Yeuu si mama sekarang mainnya rahasia. Yaudah deh, aku keluar dulu ya, ma.." Lala berdiri diikuti oleh mamanya dan tentunya gue.

"Iyaa.. Hati-hati.." ucap mamanya Lala sekali lagi.

"Permisi, tante.." pungkas gue meminta izin.

FRIENDSHIP GOALS? - SEHUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang