ZeaNgga terasa, malam ini udah malam terakhir kita ber delapan berlibur ke Banten. Dan karena hal itu, kita semua mencar masing-masing. Dari sore, Delia dan Kak Rendy udah keluar ngga tau kemana. Kalau Iren, dia barusan pergi bareng Kak Vino. Sedangkan gue, Willis, Kak Rafael dan Kak Dyo lagi di sebuah kedai dekat hotel sambil minum kopi.
"Lo ngga sekalian ikutan Vino sama Rendy, Will?" tanya Kak Rafael setelah menyruput secangkir kopi nya.
Willis senyum sambil melirik ke Kak Dyo.
"Gue tinggal ngga apa-apa nih?"Kak Rafael menaikkan salah satu alisnya. "Why not? Silahkan aja kalo emang mau jalan."
"Kalo mau jalan buruan, ntar kemaleman lagi. Besok kan mau balik." Kak Dyo mengingatkan.
"Ayok, La.." Willis berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Gue pergi bentar ya kak.." pamit gue pada Kak Rafael dan Kak Dyo.
Mereka berdua cuma ngangguk sebagai jawaban.
Akhirnya, gue dan Willis pun jalan jalan menyusuri tepi pantai. Sambil melihat langit malam yang penuh bintang. Willis menggenggam tangan kanan gue. Tapi kali ini ada yang beda dari biasanya. Telapak tangannya jadi dingin gitu.
"Will, lo ngga apa-apa?" gue menoleh sekaligus mendongak ke arah Willis.
Dia pun ikutan noleh ke gue, "Ha? Ngga apa-apa kok. Kenapa?"
"Tangan lo dingin banget soalnya."
Mendengar pernyataan gue, Willis kembali natap ke depan. "Masa sih?"
"Iya. Kalo lo sakit balik aja yuk."
"Gue ngga sakit, La. Cuma kena angin malam doang."
"Beneran?"
Kali ini Willis berhenti jalan dan nengok ke gue, "Iya. Lo ngga usah khawatir oke?"
Gue cuma tersenyum menanggapi perkataan Willis.
"La.."
"Hm?"
"Langitnya bagus ya?" tanya Willis tanpa melanjutkan jalannya dan kini beralih menatap luasnya laut dan langit. Dan kebetulan juga, emang ngga jauh dari kita berdiri ada batu karang di sana.
"Hahaha iyaa.."
"La.." panggil Willis lagi tanpa melepaskan gandengannya di tangan gue.
"Apa?"
"Kriteria pasangan lo nanti kayak gimana?"
"Apaan dah. Random banget deh lo. Emangnya kenapa?"
"Pingin tau aja gue."
"Mm.. Ngga tau."
Willis sontak menoleh ke gue dengan raut penuh tanya, "Kok ngga tau?"
"Ya emang gue ngga tau. Meskipun gue mempunyai banyak kriteria, tapi kalo hati udah memilih ya buat apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIP GOALS? - SEHUN [END]
Fanfiction[END] Gimana jadinya kalo orang yang diam-diam kita sayang ternyata memiliki perasaan yang sama juga? Dan saat rasa itu saling terungkapkan, tapi takdir mengatakan hal yang lain.. Just a life story that is not always what it wants to be. Life that...