Dua Puluh Satu

11 1 0
                                    

Yuhuuu setelah sekian lama akhirnya gue comeback lagi gengs...

VOTE DAN COMMENTS NYA YA GAES!!!!






Willis

Oke guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke guys.. Saatnya kita menikmati waktu liburan panjang ini dengan senang hati. Tentu saja momen ini gue manfaatkan dengan melupakan masalah rumah sejenak sekaligus me-relax kan pikiran dan raga gue. Karena kebetulan untuk seminggu ke depan papa gue lagi ke luar negeri, dan mama lagi ke luar kota, jadilah di rumah sepi tak berpenghuni.

"Will, lo kalo nyetir jangan sambil ngelamun yak. Inget, lo bawa tiga nyawa manusia." celetuk Rendy yang membuat gue mendengus.

"Siapa bilang gue bawa nyawa kucing."

"Lo tuh, barusan ngomong." anjir kena lagi deh cogan.

Gue melirik Rendy yang duduk di sebelah gue dengan tatapan sinis.

"Iye maap Will.. Maap.."

"Hahahaha ada aja sih kalian ini.. Btw, pada mau ngga nih.." Lala yang duduk di belakang bareng Delia mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan snack.

"Sini Je.." pinta Rendy.

"Nih.. Sama Willis tuh bagi bagi." kata Lala memberikan sebungkus snack rasa jagung bakar ukuran jumbo.

"Siap, Je.. Makasih yaa.."

"Yoii kak, sans ae elah." balas Lala yang sekarang udah ganti buka makanan lain. Gila nih anak, ini belum setengah jalan udah banyak makan aja. Mana yang satu dibagi eh ganti buka yang lain. Wkwkwk..

"Eh gaes.. Gue bawa brownies juga loh.. Mau ngga?" tuh kan gue bilang juga apa. Gue yang cuma bisa lihat dari spion depan cuma senyum geleng geleng.

"Ya ampun Zea.. Lo bawa makanan banyak banget deh." kali ini Delia yang berkomentar.

"Hahaha biar ngga kelaparan di jalan dong. Nih Del, ambil duluan.."

"Di pinggir jalan juga banyak warung kali, La." balas gue ganti.

"Gampang dah itu hahahaha.. Cobain nih Will.." ucap Lala sambil menyodorkan sekotak brownies yang dia buka barusan.

"Aaaaa...."

"Dih, manja banget deh lo hahaha.." meskipun Lala ngomong gitu, tapi dia tetep aja nyuapin gue sepotong brownies coklat yang lumer banget.

"Jangan ngumbar kemesraan pliisss.." protes Rendy ngga terima. Dan emang posisi duduk gue dan Lala tuh menyilang. Jadi Lala duduk di belakang Rendy yang otomatis tangannya sedikit mengganggu Rendy.

"Tau nih, serasa kita makhluk astral aja." imbuh Delia ikutan protes.

"Bilang aja pingin.." balas gue kemudian.

"Emang.." Rendy jawab gini dengan raut yang dibuat sok sedih.

"Hahahaha.. Lo tuh ngga ada alasan disuapin kak. Nih mau ngga?" Lala kembali ke posisi semula sambil nyodorin kotak browniesnya ke Rendy.

"Gue masih makan snack ini loh Je.."

"Ya terus? Cobain browniesnya dulu deh kak. Beda dari yang lain tau."

"Iya bener.. Lo beli di mana deh Ze?" ini Delia yang nanya.

"Beneran? Mana deh.." mendengar ucapan Delia, Rendy langsung tuh ambil browniesnya. Tapi sebelum makan dia minum air putih dulu.

Pas udah dimakan, "Eh iya deng.. Kok lumer banget? Coklat nya kerasa lagi."

"Enakkan?" tanya Gue.

"Hooh.."

"Pastinya dong, orang itu buatan mama sama Willis. Hahahaha.." jawab Lala yang langsung membuat suasana seketika hening.

Krik

Krik

Krik

"Lo serius, Ze?" Delia bertanya dengan suara pelan.

"Sumpah demi apa?" gue nengok ke Rendy yang sedang menganga lebar.

"Hahahahaha.. Kenapa terkejut gitu sih? Ngga nyangka ya kalo Willis bisa bikin kue seenak itu?" Lala ketawa melihat ekspresi Rendy dan Delia. Sedangkan gue lebih memilih diem daripada makin panjang urusannya.

"Jelas lah, Je. Palingan juga dia cuma ngaduk adonan doang kan?" tau kan yang ngomong gini siapa.

"Ngga tau. Itu aja gue tinggal tidur hahaha.."

"Dasar geblek lo Ze, bukannya ngebantu malah tidur hahaha.." cerca Delia.

"Hahahaha biarin aja, biar Willis bisa masak."

Gila Willis gercep banget udah akrab sama nyokapnya Jea. - Rendy





Rafael

"Eh guys ini udah setengah jalan ngga ada yang laper gitu?" tanya gue ditengah ketenangan dalam mobil gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Eh guys ini udah setengah jalan ngga ada yang laper gitu?" tanya gue ditengah ketenangan dalam mobil gue. Setelah dari tadi mereka rame ngga jelas akhirnya diem juga. Eh ralat deng, yang banyak rame dan ga jelas nya sih Vino sama gue ya. Soalnya Dyo palingan bales cuma yang masuk diakal doang, kalo udah mulai ngelantur milih diam dia. Hahahaha.. Kalo Iren, dia juga sering nyahut obrolan absurd kita si, tapi ngga selalu.

"Laper juga sih, Raf. Tapi mobilnya Willis masih ngga keliatan." jawab Dyo.

"Kita tungguin pelan-pelan aja. Lo hubungin dia dulu deh."

"Ok.."

Setelah berkutik dengan ponselnya, terdengar suara dari sebrang telfon sana.

"Hallo Will.." sapa Dyo mengawali.

"......."

"Ooh Rendy.. Kalian posisi dimana sekarang?"

"......."

"Gue ada di kilometer 94. Kita berhenti di rest area kiri jalan ya. Nanti ada jalur kiri belok aja ke situ."

"......"

"Ok."

Setelah Dyo menutup telfonnya, "Langsung aja, Raf. Mereka udah deket kok."









To be continued..........

FRIENDSHIP GOALS? - SEHUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang