Tiga Puluh Sembilan

12 1 0
                                    

Vote dan komennya dulu teman teman..





Zea

Siang ini, disaat gue meminta ketemu sama Kak Rafael, dia berusaha menolak ajakan gue dengan berbagai macam alasan. Tentu saja gue mikir ada sesuatu karena ngga biasanya dia menolak ajakan gue dengan alasan yang ngga masuk akal.

Akhirnya, gue pun memilih pergi ke tongkir dengan harapan siapa tau dia ada di sana.

Sampai di sana, mata gue langsung tertuju ke tempat yang biasanya. Dan disana sudah ada Kak Vino beserta Kak Rendy.

"Hai kak.." sapa gue lalu duduk di salah satu kursi.

"Eh Jea, Delia nya kemana?"

"Lah kan dia udah duluan tadi, bukannya Kak Rendy udah dikabarin ya?"

"Ehehehe oiya lupa." jawab Kak Rendy dengan cengirannya tanpa dosa.

"Kita kangen kumpul kumpul bareng lo, loh Ze." sahut Kak Vino kemudian.

"Hahahaha gue juga kok kak. Btw, kalian ketemu Kak Rafael ngga?"

"Rafael mah udah cabut duluan. Katanya sih tadi ke studio." balas Kak Rendy. "Eh tapi Je, lo tau sesuatu ngga?"

"Apaan?"

"Rafael mukanya lebam anjir, dan dia ngga mau cerita ada apa. Cuma bilang katanya kepentok lemari. Emang iya?"

"Hah? Ya ngga tau, kan gue belum ketemu. Emang kepentok lemari bisa gitu?"

"Dan kalo gue ngga salah juga nih, Ze. Tadi pagi gue lihat Willis juga mukanya memar." kata Kak Vino mengimbuhi.

"Yang bener lo Vin? Apa jangan jangan mereka habis_____"

Bodo amat dengan ucapan Kak Rendy, tanpa membuang waktu gue langsung lari menuju ke studio seperti yang dibilang Kak Rendy tadi.

Benar. Kak Rafael ada di sana sendirian. Dia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya acak.

"Kak Rafael." dia terlonjak kaget begitu gue manggil dia. Dan benar saja, saat ia menoleh ganti gue yang terkejut dengan wajahnya yang lebam.

"Kak Rafael, lo kenapa?" tanya gue seraya duduk di sebelahnya.

"Gapapa kok, Ze. Santai aja."

"Jadi ini alasan lo ngga mau ketemu gue?"

Dia diam dan gue menganggap jawabannya adalah iya.

Gue berdiri membuat Kak Rafael mendongak menatap gue. "Ada kotak P3K ngga di sini?" tanya gue sambil melihat sekitar.

"Di laci sini kayaknya." jawab Kak Rafael membuka laci di sebelahnya.

Gue pun mengambil alih kotak P3K tersebut lalu kembali duduk di sebelah Kak Rafael.

Pelan pelan, gue mulai mengobati luka yang ada di sudut bibirnya karena itu yang menurut gue paling parah. Kemudian, beralih ke luka lainnya yang ada di sekitar wajahnya.

Selama gue obatin, Kak Rafael diam sambil sesekali mendesis kesakitan.

"Kak."

"Hm?"

"Lo habis berantem sama Willis ya?" tanya gue di saat memberi betadine di luka terakhir.

Lagi-lagi Kak Rafael diam.

"Kenapa? Kalian ada masalah apa?" lanjut gue.

"Engga kok, Ze. Ini gue habis kepentok lemari doang."

"Gue ngga gampang dibodohi kayak Kak Rendy ya." sahut gue membuat Kak Rafael tertawa kecil.

"Cerita aja sih kak."

"Kenapa lo bisa tanya gitu?"

"Willis juga lebam." kata gue singkat.

Lagi. Kak Rafael cuma senyum. "Yaudah, lo tadi mau ketemu gue ada apa?"




Willis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seusai jam terakhir di kelas gue, gue dan Dyo berjalan santai di sepanjang koridor kampus. Dan saat gue udah diluar gedung, tepatnya lagi di sebelah gedung Saintek, gue melihat Rafael berjalan masuk ke sana.

Kejadian semalam masih membekas buat gue. Dan satu-satunya temen yang gue ceritain kronologis nya ya cuma Dyo. Soalnya kan dia temen senjurusan sama gue, satu kelas lagi. Jadi gue ngga bisa sembunyiin.

Ya, meskipun pas gue cerita selalu di goblok goblok in sama Dyo. Tapi gue bodo amat karena udah lega bisa mukul Rafael.

Ketika gue mau ke parkiran karena gue berniat langsung pulang tanpa mampir ke tongkir, gue melihat Lala sedang berlari menuju gedung fakultas nya.

Sudah gue duga. Pasti mereka berdua ketemuan. Lagi.

Masih di selimutin rasa kesal yang begitu membara, tanpa basa basi lagi gue mendahului Dyo dan cepet cepet pergi dari kampus.

















To be continued.............

Jangan lupa di vote teman teman

FRIENDSHIP GOALS? - SEHUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang