Bandung, 8 tahun Lalu
Aku memasuki ruang OSiS pada jam istirahat. Seperti kebiasaanku selama dua bulan ini, yaitu memberikan titipan makan siang kusus dari Tari. Titipan khusus untuk orang yang sekarang sedang duduk sambil memejamkan mata dengan kedua telingga tertutup headset.
Jika orang lain akan sibuk berebut tempat di kantin atau belari ke sana kemari mengejar bola orange sambil tebar pesona pada cewek-cewek yang duduk di koridor kelas. Nah, makhluk satu ini malah asik sendiri. Padahal setahuku, dia juga anggota tim basket.
"Taruh di meja itu aja, terus tutup rapat lagi pintunya setelah kamu keluar!" ucapnya tanpa membuka mata sama sekali.
Aku berjalan mendekatinya. Memandang sejenak dia yang tengah tertidur atau pura-pura tidur adalah salah satu moment favoritku. Tanpa tatapan tajam dari matanya atau kata-katanya yang kadang bisa ngalahin pedesnya jalapeno, dia tampak seperti pangeran baik hati. Maklum saja aku sedang berada pada taraf jatuh cinta walau harus aku sembunyikan serapat-rapatnya.
Menaruh kantong di meja, menghela napas pelan lalu aku beranjak pergi dari sana. Aku akan menyusul Tari yang lebih dulu ke kantin. Bagaimanpun aku juga butuh makan.
Miris sekali nasibku jadi babu untuk dua orang sekaligus. Jangan kira aku tidak berusaha menolak. Aku melakukannya berkali-kali tapi entah aku yang tolol atau apa. Pada akhirnya aku yang mengalah. Entah terlalu lemah atau aku memang terlalu bodoh!
"La, kamu emang enggak capek lakuin ini hampir tiap hari?" suaranya menghentikan langkahku
"Capek... Capek banget Kak! Vani juga manusia, bukan robot. Mending Kakak cepet jadian sama Tari, jadi Vani bisa bebas tugas jadi kurir dan cupid dadakan gini!" balasku agak sebal.
Matanya terbuka dan memandangku dengan tatapan elang andalannya "Jadi kamu mau aku jadian sama Tari?"
Eenggak boleeeeeeeeeeeeh!... Teriak hatiku, namun entah kenapa kata-kata itu ketika sampai di mulutku berubah jadi "Iya, lebih cepat lebih baik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT (COMPLETED)
Ficção GeralJika hati bisa diajak berlogika maka hidup tidak mungkin serumit ini! Kisah Vanilla yang berusaha move on, namun bagaimana bila benang-benang masa lalu ternyata sudah terangkai menjadi simpul mati dan akan tetap ikut terajut membentuk masa depan yan...