Aku melihat ponselku berkali–kali tapi tetap tidak ada pesan maupun telepon dari Kak Sapta. Sejak dia melihatku malam itu diantar oleh Arga, nyaris tak ada komunikasi apapun antara aku dan Kak Sapta. Bingung sebenarnya apa mau hatiku ini? Aku berharap dia membatalkan perjodohan dan mulai menjauhiku tapi saat dia jauh ataupun menjaga jarak, aku malah mengharapkan sebaliknya.
Sudah seminggu ini dia hilang bagai ditelan bumi. Pernah aku hampir menghubunginya duluan tapi urung. Harga diriku ternyata masih setinggi dulu. Sepertinya aku harus bersiap pada kemungkinan yang terburuk. Semoga kalaupun hal itu terjadi, aku bisa kuat menghadapinya. Tapi relakah aku kehilangan dia untuk kedua kalinya? Mungkin sakit awalnya tapi seiring berjalannya waktu, segalanya akan membaik lagi bukan?
"Teh Vani masih mau duduk di dalem mobil sampai kapan? Kita udah sampai dari tadi? Mana itu bau ayam goreng udah manggil-manggil lagi! Sumpah, Maya laper banget ini," ucapan Maya dari kursi samping kemudi menyadarkan lamunanku.
Aku terkekeh lalu berkata, "Oke, Ayo kita samperin ayam goreng yang udah manggil-mangil kamu tadi!"
"Yups, let's go Teh!"
"Elah, enggak usah sok inggris deh!"
Dia terkekeh dan kami berjalan ke arah restoran ayam cepat saji. Kami baru saja selesai meeting dengan sebuah WO yang tertarik membuat seragam bagi karyawannya terutama bagi karyawan wanitanya. Walau bukan proyek sebesar proyek dengan Arga tapi cukup menguntungkan butik. Bukankah rezeki harus tetap disyukuri entah besar maupun kecil.
Kelihatanya Maya memang benar-benar kelaparan, bayangkan dalam waktu lima belas menit saja ayamnya sudah berubah menjadi tulang-tulang ayam. Padahal makananku saja belum habis setengahnya. Sepertinya dia butuh satu porsi tambahan.
"Vani, kok kamu ada di sini?" suara seseorang membuat wajahku mendongak dan melihat Kak Bayu mulai mendekati meja kami.
"Kakak kesini sama siapa?" tanyaku sambil mengedarkan pandangan mencari seseorang.
"Enggak usah dicari, orangnya enggak bareng aku kok!"
"Emang aku cari siapa?" tanyaku pura-pura bodoh.
"Kalau kangen tuh enggak usah ditahan, entar ginjal kamu terganggu kan jadi repot!"
"Apa hubungannya kangen sama ginjal coba? Lagian siapa juga yang kangen!"
"Halah, ngeles aja kamu kayak bajaj!"
"Kak Bayu kok ada di sini, mau mencuri resep rahasia kayak plankton, ngaku deh?"
"Sembarangan! Muka ganteng gini masa di samain sama plankton. Dasar adik kelas kurang ajar. Aku tuh habis ketemu pacar."
"Terus mana pacar Kak Bayu sekarang?"
"Udah pulang, soalnya kita putus barusan. Dia mau lanjut sekolah ke luar, jadi dia minta putus karena enggak sanggup LDR. Padahal aku udah bilang berkali–kali, aku mau LDR–an sama dia. Mau setahun, dua tahun sampai lima tahun aku sanggup!"
Aku mendengus keras kemudian berucap "Kak Bayu enggak mungkin sanggup LDR. Vani inget banget waktu zaman sekolah dulu. Kakak tuh tipe orang yang kalau makan mie instan aja setengah mateng. Tipe orang kaya gitu enggak akan kuat deh LDR. Lagian orang putus kok enggak ada sedih-sedihnya. Vani curiga malah senengkan kalo putus?"
"Life must go on, aku kan cowok, masa iya nangis-nangis. Terus kamu dapat teori ngaco soal mie instan sama LDR dari siapa tuh, enggak nyambung banget!"
"Loh, kakak aja enggak sanggup tunggu sampe mie mateng padahal cuma butuh waktu 3 menit, Nah mana sanggup nunggu bertahun-tahun buat LDR "
Kak Batu menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar teori absurd dariku. "Nah, ini nih akibat kebayakan MSG, otakmu makin kacau kayak gitu. Ah, udahlah aku mau balik ke Resto." Tersenyum mengejek lalu berkata, "Jenguk gih Sapta, sakit tuh orang udah seminggu dan aku yakin tuh cowok bego pasti enggak ngasih tau kamu kan Vani. Nanti aku kirim alamat apartemennya. Oke nona-nona cantik, AA yang ganteng ini pulang dulu ya. Enggak usah rindu, kata Dilan Rindu itu berat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET ME NOT (COMPLETED)
Fiction généraleJika hati bisa diajak berlogika maka hidup tidak mungkin serumit ini! Kisah Vanilla yang berusaha move on, namun bagaimana bila benang-benang masa lalu ternyata sudah terangkai menjadi simpul mati dan akan tetap ikut terajut membentuk masa depan yan...