Annalia - Prolog

27K 1K 13
                                    

Gadis cantik itu menangis, ia tak sempurna lagi sekarang ini. Ia menatap nanar kaki kanannya yang lumpuh, sungguh ini menyedihkan baginya.
Ia mengingat, bagaimana Ia menolong seorang anak kecil yang hampir tertabrak mobil. Memang benar, jika pengemudi itu melarikan diri. Pengecut.

"Sudahlah sayang jangan menangis lagi" ucap Sarah, bundanya.

"Anna cacat bun, lihat kaki Anna lumpuh. Hiks" ucapnya menangis dengan menatap kaki kanannya.

Sarah merengkuh putrinya lembut, hatinya sakit kala melihat anak keduanya seperti ini. Demi Tuhan, Ia rela jika berada di posisi Anna sekarang.

"Sayang. Kamu harus kuat dengan semua ini" gumam Sarah pelan.

"Anna takut bun, kalau semua orang akan menggunjing Anna. Mereka pasti akan menertawakan keadaan Anna" ucap Anna, pikirannya menerawang hingga kesana.

"Biarkan saja apa yang di katakan mereka. Kamu harus ikhlas nak" ucap Sarah menahan air matanya. Sakit sekali rasanya.

"Assalamualaikum" ucap seorang pria dengan membawa martabak kesukaan Anna.

"Waalaikum salam" jawab Anna dan Sarah.

"Nih, ayah bawa martabak kesukaan kamu" ucap Tyo, ayahnya.

"Makasih yah" balas Anna lirih.

Tyo merasa sedih melihat keadaan putrinya seperti ini. Pengemudi itu tega sekali, tak bertanggung jawab sama sekali pada Anna. Pengecut.

"Kamu udah boleh pulang loh An" ucap Tyo.

"Bener yah?" tanya Sarah memastikan.

"Iya, tadi sebelum ayah kesini, ayah terlebih dahulu menemui dokter yang menangani Anna" jelas Tyo.

***
Ditempat lain, seorang pria nampak kacau akan kejadian kemarin. Bisanya Ia mengebut dalam membawa mobilnya dan tanpa sengaja menabrak seorang gadis. Bodohnya lagi, Ia melarikan diri tanpa menolongnya.

"Lo kenapa sih Dave?" tanya Dika, sahabatnya.

"Gue masih kepikiran dengan keadaan gadis yang gue tabrak kemarin" jawab Dave lirih, sungguh ia merasa bersalah.

"Gue rasa lo harus cari tau tentang gadis itu" ujar Dika dengan menepuk pelan bahu Dave.

Tanpa banyak kata, Dave meninggalkan Dika yang masih tercengang akan kepergiannya barusan. Persetan dengan Dika yang akan mengoloknya karena pergi tanpa pamit.

Dave menyuruh orang kepercayaannya mencari tau tentang gadis yang di tabraknya kemarin. Ia berharap jika gadis itu baik-baik saja.

Tak butuh waktu lama, kepercayaannya itu sudah mengirimkan data tentang Anna.

"Annalia Aisyah Wirawan" gumamnya, Ia nampak mengingat nama itu, nama yang tak asing bagi telinganya.

Ia membaca data tersebut dari atas hingga akhir. Ia syok bawasannya Anna adalah salah satu mahasiswinya di kampus. Dave tau satu kebenaran lagi, jika kaki kanan Anna lumpuh. Ini semua karenanya.

"Maafkan saya Anna" gumamnya pelan.

***
Banyak pasang mata menatapnya aneh, semua mata nampak mencemooh padanya. Ada juga yang nampak berbisik akan keadaan Anna sekarang.

"Hai An" sapa Kiara, sahabatnya. Kiara nampak kaget dengan keadaan Anna. Mengepa Anna tak mengabarinya perihal keadaannya.

"Hai Ra" balas Anna.

"Kok kamu gak kasih tau aku kalau kamu kaya gini?" tanya Kiara.

Anna tersenyum kecut menatap sahabatnya. "Hanya kecelakaan sedih saja Kia" jawab Anna, Ya Anna akan belajar Ikhalas dengan keadaannya sekarang ini.

"Kamu hutang penjelasan sama aku" ucap Kia.

***
"Kedatangan saya kemari adalah untuk melamar putri bapak. Anna" ucap Dave, Sarah dan Tyo kaget. Dave adalah salah satu klien Tyo, dia adalah seorang CEO yang sukses di usia mudanya.

"Maksud kamu?" tanya Sarah, bagaimana bisa pria sesempurna Dave melamar putrinya. Apakah bisa pria itu menerima keadaan istrinya.

"Saya ingin melamar putri anda" ulangnya.

"Apa kamu tidak menyesal dengan keadaan Anna?" tanya Tyo dengan tegas, Ia tak mau melepaskan putrinya pada orang yang salah.

"Saya yakin pak. Saya akan menerima putri bapak apa adanya. Saya yang akan melengkapi kekurangannya" ujar Dave meyakinkan ayah Anna.

"Bun, panggil Anna" ujar Tyo pada istrinya.

Sarah menuju kamar Anna, semenjak keadaannya seperti ini Anna menempati kamar tamu. Kamar tamu pun sudah disulapnya seperti kamarnya diatas.

"Anna" ucap Sarah lembut.

"Iya bun, ada apa?" tanya Anna seraya meletakkan pulpennya.

"Kita kedepan yuk" ajak Sarah. Anna mengerutkan keningnya bingung lalu menganggukinya.

Mata Anna terbelak melihat kehadiran dosen yang amat pelit nila. "Pak Dave? untuk apa kesini?" batin Anna.

Dave melihat Anna yang berjalan pincang dengan tongkatnya membuatnya semakin merasa bersalah.

Anna duduk di tengah-tengah ayah dan bundanya. Sedari tadi Ia hanya menundukkan kepalanya, Ia takut menatap Dave.

"Menikahlah denganku" ucap Dave, Anna mendongakkan kepalanya lalu menatap ayah dan bundanya bergantian, bertanya apa yang di katakan Dave.

"Begini An, nak Dave ini ingin melamar kamu. Apa kamu menerimanya.?" jelas Tyo.

"Anna masih belum tau. Biarlah Anna memikirkannya" ucap Anna pada ayahnya.

"Nak Dave, berilah Anna waktu untuk memikirkan hal ini" ucap Tyo.

"Saya mengerti Pak" ucap Dave.

***
Satu minggu kemudian, Anna menerima pinangan Dave. Semoga keputusan Anna tak salah.

Akad yang hanya dihadiri kedua belah pihak terlihat begitu khikmat. Namun, Rose, mami Dave nampak tak menyukai Anna. Bagaimana bisa anak sulungnya menikahi gadis cacat seperti Anna.

 








Assalamualaikum semua......
Ada cerita baru lagi nih, semoga kalian suka ya.
Masih prolog loh ya...
Tetap nantikan part-part selanjutnya ya.

Jangan lupa Vote dan Comennnya...

Kediri,
19 Februari 2019 - 11.20 WIB

Annalia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang