"Apa sebelumnya kamu mengenal Anna?" tanya Rose pada putrinya.
Daveena diam sesaat. Ia mengingat, dulu Ia sering mengajak Anna datang kesini. Saat itu maminya masih berada di luar Negeri.
"Iya mi. Anna dulu sahabat Veena" jawab Daveena.
"Dulu?" ucap Rose memicing.
"Sebelum dia mengkhianati aku" ucap Daveena.
"Maksud kamu?" tanya Rose yang makin penasaran.
Flashback On.
Anna dan Avee berjalan bersama menuju kantin sekolah. Mereka merasa lapar karena pikirannya lelah karena pelajaran matematika. Anna dan Avee selalu bersama bagai saudara, mereka saling menyayangi.
"Kamu mau makan apa An?" tanya Avee.
"Samain saja kaya kamu" jawab Anna.
Avee memesan makanan dan minuman lalu duduk kembali di depan Anna.
"Hai" Sapa seorang pria tampan. Anna dan Avee memicingkan matanya. Apa ini Pria baru yang di gandrungi oleh teman-temannya?
"Siapa?" tanya Avee.
"Kenalin. Gue Rendra" jawab pria itu seraya mengulurkan tangannya pada Anna dan Avee.
"Daveena" jawab Daveena, Anna hanya menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Gue pergi dulu. See" ucap Rendra. Daveena menatap punggung Rendra yang mulai menjauh.
"Hayo, kamu suka ya sama cowok tadi?" tanya Anna dengan nada menggoda.
"Apasih An. Cuma suka senyumnya aja" jawab Daveena.
Hari ini adalah hari di mana kelulusan kelas 12. Daveena merasa sedih karena akan berpisah dari pria yang di cintainya. Hingga suatu waktu Daveena melihat jika Anna menerima hadiah dari Rendra. Padahal Anna tahu jika dirinya mencintai Rendra. Tega sekali Anna padanya.
Mulai detik ini, Ia berjanji akan membenci sahabatnya itu.
Flashback Off.
"Jadi gitu mi ceritanya. Mangkanya aku benci sama Anna" ucap Daveena emosi.
"Kurang ajar sekali wanita cacat itu. Kita harus membalas sakit hatimu padanya Veena. Mami gak terima kalau kamu di sakiti oleh dia" Rose emosi seketika karena mendengar cerita putrinya.
"Iya mi"
***
"Assalamuakaikum" ucap Dave begitu memasuki kamarnya."Waalaikumsalam mas" balas Anna mendekat pada suaminya lalu meraih tangan Dave untuk di salaminya. "Maaf ya mas, tadi gak sambut kamu pulang." nada penyesalan keluar dari mulut Anna.
Dave tersenyum tipis pada istrinya. "Nggak papa sayang." balas Dave.
"Sekarang mas mandi. Biar Anna siapkan bajunya" ucap Anna lembut.
"Baiklah" balas Dave.
Setelah menyiapkan baju untuk suaminya, kini istri dari Dave itu mulai menyiapkan makan malam yang sudah di masak oleh bi Darsi, Anna hanya tinggal memanaskan saja. Anna tersenyum kala menyiapkan makanan untuk suaminya, Ia teringat bundanya yang juga melakukan ini. Benar katanya, apa yang di lakukan karena hati pasti akan membawa perasaan bahagaia tersendiri di hatinya.
"Sudah siap sayang?" tanya Dave yang tiba-tiba muncul. Rambutnya masih terlihat basah.
"Sudah mas. Mas duduk dulu, Anna mau panggil Mami dan Daveena" ucap Anna pada suaminya.
Anna berjalan menuju kamar mertuanya dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Semoga hati mertuanya itu bisa melunak.
Saat hendak mengetuk pintu, sayup-sayup Anna mendengar pembicaraan Rose di telepon. Di sana, mertuanya itu menghina Anna dengan mengumpat kata serapah. Anna tersenyum, lalu mengetuk pintu.
"Permisi mi. Mari kita makan malam, kita sudah di tunggu mas Dave" ucap Anna setelah mengetuk pintu.
"Iya" jawabnya ketus.
Anna kembali ke meja makan. Ia tak memberi tahu Daveena karena gadis itu tak ada di rumah.
"Mami bentar lagi turun mas" ucap Anna yang akan duduk di kursi.
"Kalau Daveena?" tanya Dave.
"Daveena pergi tadi mas. Mau makan malam sama teman-temannya" ujar Anna menjelaskan.
Dave mengangguk paham. Tak lama dari itu Rose datang dan tersenyum ke arah putra tampannya.
Mereka makan dalam diam, Anna masih terasa canggung kala bersama mertuanya.
"Ah ya sayang, mami tuh gak suka udang loh. Nanti kalau kamu masak, pisahin ya" pinta Dave pada istrinya.
"Iya mas" jawab Anna mengangguk.
"Iya An, mami gak suka udang. Kalau makan udang gatal-gatal semua tubuh mami" ucap Rose menimpali, bahkan nada suaranya terdengar begitu lembut di telinga Anna.
"Iya Mi" balas Anna dengan gugup.
***
Sudah dua minggu Anna dan Dave berada di rumah mewah ini, rasanya Anna tak betah berada di sini. Semua yang di lakukannya tidak pernah benar.Mertuanya akan marah pada Anna hanya karena kesalahan kecil, Anna di marahi hanya karena mencuci menggunakan mesin cuci. Ya begitulah Rose, dia akan berbaik hati dengan mertuanya jika Dave ada dan sikapnya pula akan berubah jika Dave tak ada.
"Sebentar lagi teman arisan saya akan datang. Kamu siapkan snack dan minuman" titah Rose dengan datar tanpa menatap wajah Anna.
"Iya mi" balas Anna.
Anna yang di bantu oleh bi Darsi, kini menyiapkan yang di perintah oleh Rose. Anna bersyukur untung kuliahnya hari ini libur jadi dirinya bisa lebih leluasa di rumah.
Teman sosialita Rose mulai berdatangan. Memang benar, teman-teman Rose adalah para ibu-ibu yang tajir melintir. Bahkan tak tanggung, arisan setiap bulannya adalah 250 juta rupiah.
"Selamat datang semuanya. Mari silahkan duduk" ucap Rose pada teman-temannya.
"Ah ya, terima kasih jeng Rose." ucap salah satu dari mereka.
"Oh ya jeng, mana menantumu? kata orang dia cantik?" tanya Meita.
"Ada, dia memang cantik. Tapi cacat" ucap Rose datar. "Saya malu jeng punya menantu cacat. Jeng tahu Shilla gak? dia yang beberapa waktu lalu saya ajak datang ke rumah jeng Meita. Dia adalah sebenatnya calon istri anak saya" jelas Rose.
"Sabar ya jeng, mungkin Dave dan Shilla gak jodoh" ujar Rania menimpali.
"Permisi, silakan dinikmati" ucap Anna.
"Terima kasih" ucap Meita tersenyum ke arah wanita berhijab cantik di depannya.
"Itu menantumu jeng?" tanya Nesa memicing. Jujur wanita itu juga akan malu jika mempunyai menantu seperti Anna.
"Iya. Memalukan sekali punya menantu cacat. Saya jadi malu" ucap Rose. Wanita paruh baya itu tak memperdulikan kata-kata yang menyakitkan bagi Anna.
"Saya pasti juga akan malu jeng, mau di taruh mana muka saya kalau punya menantu cacat" ucap Nesa menimpali.
"Mangkanya ya jeng, kalau cari menantu itu yang cantik dan tidak cacat. Kasihan nanti anak kalian yang punya istri cacat. Pasti akan malu" ujar Rose begitu pedas.
"Saya permisi" ucap Anna dan meninggalkan ruang tamu. Ia menahan tangisnya, hatinya sakit kala mertuanya membuatnya malu di depan teman-temannya.
Anna lebih memilih masuk ke kamarnya, Ia sudah bilang pada bi Darsi kalau dirinya tak enak badan.
Anna mengambil Air wudhu lalu mengerjakan salat sunnah. Hanya itu yang bisa di lakukannya sekarang ini. Ia hanya bisa bercerita pada Tuhannya dan meminta agar dirinya selalu sabar menghadapi mertuanya.
Kediri,
30 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Annalia (Tamat)
RomancePernikahan yang terjadi karena rasa tanggung jawab dan Iba. Akankah Dave benar-benar mencintai Anna. Ataukah perhatiannya selama ini karena rasa bersalahnya? Annalia Aisyah Wirawan.(21) Gadis cantik berhijab itu kehilangan kebahagiaan sejak dinyatak...