08 - Bimbang dan Jawaban

6.4K 478 9
                                    

Ada yang nunggu?

Setelah kepulangan Dave, Anna kembali masuk ke kamarnya. Dirinya tak bisa tidur, memikirkan hal itu semua. Dosen itu mengajaknya meinikah, Anna tersenyum simpul. Satu poin untuk Dave, dosen itu mengajaknya menikah bukan pacaran.
Apakah Dave akan menerima keadaannya sekarang, Ia tak seperti dulu lagi. Perlahan senyum manis itu luntur, semoga saja Dave menikahinya bukan karena fisiknya.

pukul 02.30 Anna terjaga dalam tidurnya, Ia beranjak dari tidurnya dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Anna akan mengerjakan tahajud sekaligus istikharah. Ia akan meminta petunjuk Allah perihal lamarannya kemarin.

"Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini."

"Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untuk diriku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya."

***

Keluarga Anna kini tengah menyantap sarapannya. Sarah menatap putrinya dalam, Ia tak menyangka jika Anna dilamar. Sarah berharap jika yang melamar putrinya kemarin benar-benar menerima Anna apa adanya.

"Bunda kenapa lihatin Anna kaya gini? ada yang salah dengan hijab yang Anna kenakan?" tanya Anna menatap bundanya.

Anna tersenyum singkat, Ia menatap putrinya dalam. "Kamu cantik" ujar Sarah.

"Aih, bunda. Anna jadi malu" ucap Anna.

"Tapi bener loh kata bunda, kamu hari ini cantik"  Tyo menimpali ucapan istrinya, Ia melihat ada kebahagiaan yang terpancar di wajahnya.

"Aih, ayah jadi ikutan bunda aja" ucap Anna malu.

"An, kamu menerima lamaran dia?" tanya Sarah menatap dalam putrinya.

"Anna gak tau bun." jawab Anna lirih, Sarah tau jika putrinya ini bimbang.

"Kamu pikirkan dengan tenang. Bunda dan ayah akan selalu mendukung apapun yang terbaik buat kamu" Tyo menatap lekat putrinya dan mengusap singkat kepala Anna yang terbalut hijab berwarna peach itu.

"Makasih ayah, bunda" ucap Anna menatap kedua orang tuanya bergantian, Ia sangat menyayangi Sarah dan Tyo.

"Udah ah, jangan baper-baperan lagi. Udah siang loh ini" ucap Sarah mengerjabkan matanya yang berkaca.

"Ya udah, kita berangkat saja An. Nampaknya  bundamu ingin kita segera berangkat" ajak Tyo dengan nada guyonan.

"Ya udah, Anna dan ayah berangkat ya bun. Assalamualaikum" Anna meraih tangan bundanya untuk di salaminya dengan takzim.

"Ayah berangkat bun. Assalamualaikum" Tyo mencium singkat kening Sarah dan membiarkan tangannya dicium singkat oleh sang istri.

***
"Kia, aku dilamar" ucap Anna, menatap Kia. Kia menghentikan kunyahan bakso dimulutnya dan beralih menatap sahabatnya.

"Are you kidding ?" Kiara menatap lekat mata Anna, mencari kebenaran di sana.

"I'm seriously" jawab Anna.

"Siapa yang melamar kamu?" tanya Kiara heboh, alhasil semua pengunjung kantin menatap pada Kia.

Anna menepuk tangan Kiara, bagaimana bisa seheboh ini.

"Aws, sakit tau" sungut Kia.

"Kamu sih, bikin heboh aja" ucap Anna.

"Ya maaf, tapi siapa yang ngelamar kamu?" tanya Kiara dengan nada penasaran.

Annalia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang