Dua bulan sudah pernikahan Dave dan Anna berjalan, mereka semakin romantis dari hari ke hari. Tak jarang Dave memberikan kejutan untuk sang istri, serasa aniversary tapi aniverhari. Pak dosen itu amatlah memanjakan istrinya, Anna merasa beruntung mempunyai istri seperti Anna.
"Sayang, satu minggu ini aku harus meeting ke luar kota." ucap Dave, pasalnya dirinya pun merasa berat untuk berjauhan dari Anna.
"Kemana mas? akan aku siapkan keperluannya" jawab Anna. Jujur dari hatinya yang dalam, Ia merasa berat jika suaminya pergi. Ia merasa takut jika berada di rumah ini sendiri, dirinya seperti orang asing.
"Pasti aku akan merindukanmu" ucap Dave.
"Aku pun sama mas" balas Anna sendu.
"Kamu baik-baik di rumah ya. Kan ada Mami dan Veena." Dave mulai menghibur istrinya.
Anna mengangguk, jika dirinya jujur atas perlakuan mertua dan adik iparnya itu pasti suaminya akan marah dan mereka akan bertengkar karenanya. Tapi Anna bukan orang yang suka mengadu. Biarkan pelan-pelan dirinya melelehkan hati mereka.
"Kalau kamu mau kamu boleh kok tinggal di rumah orang tua kamu. Nanti aku yang akan mengantarmu" ucap Dave cepat karena Anna tak kunjung memberikan respon.
Anna menggeleng cepat, Ia ingin disini saja dekat dengan mertua dan adik iparnya. "Nggak mas, aku di sini saja" jawab Anna.
"Aku mencintaimu istriku" Dave meraih Anna di pelukannya dan mencium keningnya.
"Aku juga mencintaimu mas" balas Anna.
***
Setelah mengantar suaminya ke bandara, Anna duduk di ruang tamu dengan membaca novel. Dirinya di buat hanyut oleh alur novel di tangannya.Suara pintu mengalihkan perhatian Anna, wanita itu meletakkan novel lalu beranjak membukakan pintu. Wanita seksi itu dengan baju yang memperlihatkan paha mulusnya itu menyelonong masuk ke rumah. Benar-benar tak tahu sopan santun!.
"Mbak siapa?" tanya Anna lembut. Pasalnya Ia tak mengenali wanita ini.
"Mami" ucap Shilla dengan manja begitu melihat Rose yang berdiri di tangga terakhir.
Rose tersenyum lebar kala Shilla datang, ibu dari suami Anna itu bahkan memeluk Shilla.
"Mami kangen sama kamu sayang" ucap Rose pada Shilla.
"Shilla juga kangen sama Mami." balas Shilla.
"Kita duduk saja. Anna buatkan minum untuk Shilla" ucap Rose memerintah Anna, wanita itu mengangguk patuh.
Setelah beberapa saat, Anna datang dengan dua cangkir teh untuk Shilla dan Rose.
Shilla memandang jijik pada Anna, dirinya sangatlah lebih baik dari istri Dave. "Huh, ini wanita yang dinikahi Dave?" ucap Shilla.
"Apakah Dave buta? mau saja menikahi wanita cacat seperti ini. Aku jauh lebih cantik dan sempurna" ucap Shilla berdecih.
"Apa mami tidak malu mempunyai menantu seperti dia? benar-benar memalukan saja." lanjut Shilla. Anna menunduk, hatinya terasa remuk mendengan penghinaan Shilla. Mengapa selalu tentang fisik? bukankah manusia sama di mata Tuhan, namu mengapa fisik selalu menjadi penilaian.
"Oh, atau jangan-jangan kamu pakai pelet buat bisa nikah sama Dave? menjijikkan sekali jika menggunakn cara kotor" Shilla masih menghujat Anna.
"Astaghfirullah, saya tidak pernah memakai pelet atau apa. Jika mas Dave di takdirkan menjadi suamiku kamu bisa apa. Allah telah menetapkannya mbak" ucap Anna yang sudah tak bisa membendung air matanya. Shilla diam mendengar pernyataan Anna.
Rose hanya diam, Ia senang melihat Anna menangis karena hujatan Shilla.
"Mami malu banget punya menantu seperti dia. Seharusnya kamu yang menjadi yang menjadi istri Dave. Huh, tapi sudahlah udah terlanjur" ucap Rose kemudian.
"Mi aku mau jadi istrinya Dave. Aku mencintai dia mi" rengek Shilla tanpa tahu malu. Anna diam, bisanya wanita itu berkata demikian. Memalukan.
Anna sudah tidak tahan lagi mendengar ucapan mereka yang menusuk hatinya, Ia meninggalkan Shilla dan Rose.
"Dave mana mi?" tanya Shilla.
"Dia keluar kota sayang, ada pertemuan klien penting sekaligus meninjau tempat katanya" jawab Rose.
"Berapa lama mi?"
"Satu mingguan." jawab Rose.
"Wow, kita bisa ngerjain Anna sepuasnya. Aku mau dia nangis tanpa keluar air matanya." ucap Shilla dengan menyeringai sinis. Sudah tak sabar rasanya menjahili Anna.
"Iya Shilla, mami setuju. Mami amatlah membenci Anna" ucap Rose sinis.
***
Dave baru saja sampai, pria itu langsung menelfon sang istri. Dirinya sudah begitu merindukannya."Assalamualaikum, halo sayang" sapa Dave.
"Waalaikum salam, mas sudah sampai di sana?" tanya Anna dengan bindeng, Ia terlalu lama menangis hingga hidungnya memerah.
Dave sedikit khawatir dengan keadaan Anna, mengapa suara istrinya ini serak? apakah Anna sakit? apakah ada yang menyakiti istrinya itu.
"Sudah, kamu kenapa sayang? kok suara kamu serak dan sedikit bindeng, kamu sakit?" tanya Dave dengan nada khawatirnya.
"Aku gak papa kok mas, hanya gejala pilek saja." jawab Anna berbohong. 'Ya Allah, maafkan aku yang karena membohongi suamiku sendiri' batin Anna.
"Ya sudah, kamu istirahat." ucap Dave.
"Iya Mas, Assalamualaikum" ucap Anna mengakhiri panggilan dari suaminya.
Dave merasa ada yang janggal. Bukankah tadi Anna sehat? atau istrinya itu sedang menangis? jika iya karena apa.
Pria itu mendial nomor tangan kanannya. Ia memerintahkan Abi untuk memantau istrinya. Ia hanya ingin menjaga Anna dari jauh.
***
Daveena kini berada di gazebo belakang rumah, gadis itu tengah asyik dengan ponselnya."Hai" sapa Anna dengan membawa segelas jus jeruk dan keripik gandum.
Daveena hanya melirik sekilas Anna. Untuk apa wanita ini menghampirinya.
"Aku bawa jus dan camilan untuk kamu" ucap Anna meletakkan apa yang di bawanya.
"Ngapain sih lo kesini? ngerusak mood gue aja." omel Daveena.
"Aku kangen sama kamu Avee. Aku kangen semuanya tentang kita" ucap Anna lirih.
Daveena mendengus. "Huh, kangen? gue enggak. Justru gue malah benci sama lo. Lo itu mimpi buruk bagi gue, lo khianatin gue An" ucap Daveena.
"Semua gak benar Avee. Semuanya hanya salah paham saja" ucap Anna.
"Stop panggil gue 'Avee' gue semakin benci karena panggilan itu mengingatkan semua pengkhianatan lo ke gue" ucap Daveena emosi.
"Aku akan menjelaskannya. Aku mohon dengarkan aku!" pinta Anna memohon.
"Bagi gue udah gak penting An dan udah berlalu beberapa tahun lalu. Jadi gak ada gunanya, karena semakin lo deketin gue, malah menambah kebencian gue ke lo" cerca Daveena.
"Tapi.."
"Pergi. Gue bilang pergi" ucap Daveena meninggi.
Anna pergi dari sana. Mengapa semua menjadi rumit seperti ini. Semua hanya salah paham saja, dirinya tak mengkhianati Daveena sama sekali. Andai saja kak Rendra berada di sini, pasti pria itu akan menjelaskan pada Daveena jika dirinya tak mempunyai hubungan apapun dengan Rendra. Namun hati Daveena sudah terlingkupi tasa kebencian untuk Anna.
Kediri,
09 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Annalia (Tamat)
RomancePernikahan yang terjadi karena rasa tanggung jawab dan Iba. Akankah Dave benar-benar mencintai Anna. Ataukah perhatiannya selama ini karena rasa bersalahnya? Annalia Aisyah Wirawan.(21) Gadis cantik berhijab itu kehilangan kebahagiaan sejak dinyatak...