22 - Memaafkan

10K 602 21
                                    

Ada yang nunggu gak sih?

Anna duduk termenung di sofa, Ia benar-benar tidak ingin melakukan aktivitas apapun selain duduk. Ia masih memikirkan hidup peliknya, dari suaminya yang menabrak waktu itu dan mertuanya yang membenci dirinya. Anna tersenyum hambar, hidupnya bagai sebuah drama yang tak kunjung tamat.

"An" ucap Tyo melihat putrinya.

"Ayah" balas Anna dengan meraih tangan kanan sang ayah untuk disalaminya.

Tyo mengernyit, tidak biasanya putrinya itu disini kala sore hari. Tyo juga bisa menangkap raut kesedihan di wajah ayu putrinya.

"Kamu kenapa, hm?" tanya Tyo.

"Gak papa kok yah." jawab Anna.

Tyo tidak percaya dengan jawaban putrinya, tidak meyakinkan hatinya. "Ayah mandi dulu" ujar Tyo kemudian. Dalam hatinya Ia harus bertanya kepada istrinya perihal Anna.

Setelah membersihkan diri, Tyo menghampiri istrinya yang tengah berada di dapur. Ia harus tahu apa yang terjadi dengan putri bungsunya.

"Bun" ucap Tyo lirih.

"Ayah, udah pulang dari tadi?" tanya Sarah seraya mencium punggung tangan sang suami.

"Iya. Oh ya bun, ada apa dengan Anna? mengapa Ia terlihat murung?" tanya Tyo langsung. Pria paruh baya itu sangatlah khawatir dengan putrinya.

"Kita duduk" ajak Sarah untuk duduk di meja makan.

"Anna mengetahui fakta, jika yang menabraknya adalah Dave" ucap Sarah.

Tyo terdiam sepersekian detik. Menantunya itu yang ternyata menabrak putrinya.

"Apa! semua ini gak bener kan bun?"

"Anna yang cerita sama bunda. Kasihan dia, sedari tadi Ia nampak murung memikirkan masalah ini. Terlebih lagi dia tengah hamil" ucap Sarah panjang dengan tatapan sendunya.

"Apa yang harus kita lakukan yah? bunda sedih melihat Anna seperti itu" ujar Sarah lagi.

Tyo terdiam, Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Anna. Ia ingin mendengar cerita dari mulut Anna sendiri.

"Ayah" ucap Ann begitu melihat sang ayah.

Air mata Anna terasa ingin tumpah dari persembunyiannya. Dengan cepat Ia memeluk ayahnya, dirinya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

"Menangislah putriku. Luapkan semua kegundahan hatimu" ucap Tyo lirih.

"Ayah, mas Dave yah. Hiks" ujar Anna sendu yang disertai isakan.

Tyo dan Anna duduk berdampingan, Anna masih terisak dan Tyo menatap putrinya dengan sedih.

"Kenapa harus mas Dave yang menabrak Anna yah? hingga Anna seperti ini? kenapa harus orang yang Anna cintai?" tanya Anna dengan lemah. Pandangan matanya kosong.

"Lihat ayah An." pinta Tyo. "Ini adalah takdir nak, Allah sudah menggariskan jalan hidupmu An." ucap Tyo.

Anna mengangguk lemah. Ia berpikir ulang kembali, dengan dirinya marah dengan Dave tidak akan mengembalikan apapun.

**
Sore menjelang malam, Dave nampak bersiap menuju ke rumah mertuanya. Ia harus menjelaskannnya pada mertuanya tentang kejadia kecelakaan waktu itu. Tidak lupa juga, Dave memebeli martabak dan terang bulan coklat kesukaan istrinya.

"Assalamualaikum" ucap Dave dengan mengetuk pintu di depannya.

"Waalaikum salam" balas Sarah dengan membuka pintu.

"Bunda" ucap Dave dengan mencium punggung tangan mertuanya.

"Masuk Dave" ucap Sarah. Sebenarnya Sarah ingin marah terhadap menantunya ini, tapi tiada gunanya jika Ia melakukannya.

Annalia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang