25 - Buah Kesabaran

10.7K 616 17
                                    

Adakah yang menunggu Anna dan Dave?

Enjoy reading guyssssss❤

Anna kini berada di kamar mertuanya, kini Ia tengah menyuapi Rose sarapan dengan telaten. Tanpa rasa jijik, Anna mengusap makanan di area bibir Rose.

"Selesai. Sekarang mami makan obatnya ya, habis itu istirahat." ucap Anna lembut.

Rose hanya mengangguk. Setelah selesai dengan Rose, Anna kembali melanjutkan membuat pudding yang sempat tertunda tadi.

"Kamu lagi buat apa An?" tanya Veena.

"Buat pudding untuk mami Veen." jawab Anna dengan mengaduk bahan diatas kompor.

"Oh. Btw, mami udah gak ngamuk ke kamu lagi kan?" tanya Daveena memicing.

Anna tersenyum lembut, "Nggak kok, malah mami udah baik sama aku." jawab Anna tersenyum.

"Syukulah kalau gitu." balas Daveena lega.

"An, sebaiknya kamu jangan terlalu banyak berkerja. Aku gak mau kamu kecapekan." ucap Daveena menatap kakak iparnya itu.

"Kami kuat kok." jawab Anna pasti.

***

Anna duduk di sofa dengan mengelus perutnya yang sedikit membuncit. Ia tersenyum bahagia, lambat laun mertuanya mulai menerima dirinya sebagai menantu. Tiada doa yang sia-sia, tiada kesabaran yang tak terbalas. Sungguh, Allah sangat baik.

"Assalamua'alikum" ucap Dave memasuki rumah.

"Wa'alaikum salam." balas Anna. Ia berjalan mendekat kepada Dave.

Dave mencium kening istrinya dengan sayang, belum genap sehari pergi sudah merindukan Anna.

"Bagaiamana keadaan mami.?" tanya Dave.

"Alhamdulillah baik mas, sekarang mami sedang istirahat. Samperin gih!" ucap Anna.

"Kita kesana berdua." ucap Dave dengan menggandeng tangan sang istri.

Rose menoleh kala pintu terbuka, ternyata Dave dan Anna yang datang.

Dave mendekati ranjang dan mencium kening maminya. "Bagaimana keadaan mami?" tanya Dave lembut.

"Seperti yang kamu lihat." jawab Rose singkat.

"Besok waktunya mami kontrol. Maaf, Dave gak bisa mengantar. Biar besok diantar oleh Anna ya Mi." ucap Dave.

Rose mengangguk, hal tersebut membuat Anna melengkungkan bibirnya keatas.

"Anna. Boleh Mami memeluk kamu?" tanya Rose dengan menatap lekat menantunya. Dirinya selama ini buta dalam melihat kebaikan Anna.

Dengan cepat Anna memeluk mertuanya dengan erat, mereka berdua sama-sama menangis karena terharu. Terlebih lagi Rose, wanita paruh baya itu, Ia teringat kebencian yang salah kepada menantu sebaik Anna.

"Maafkan mami An, mami membencimu hanya karena kekurangan kamu. Maafkan mami nak, hiks..." ucap Rose terisak.

"Anna sudah memaafkan mami jauh sebelum mami minta maaf." bisik Anna lembut.

"Terima kasih An. Kamu memang baik, terbuat dari apa hatimu itu nak." ucap Anna.

Dave menatap dua orang yang Ia cintai dengan bahagia. Hal ini yang paling Ia tunggu selama ini, melihat mami dan istrinya akur.

"Dave, maafkan mami." ucap Rose menatap putranya.

"Dave sudah memaafkan mami. Dave bahagia melihat kalian akur." ucap Dave senang.

Annalia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang