01 - Dosen Pengganti

12.4K 733 1
                                    

Happy Reading
😍😍😍

Anna dan kedua orang tuanya kini sudah berkumpul di meja makan. Anna hanya menatap bundanya yang melayani ayahnya, hal itu juga di inginkan oleh Anna.

"Bun, Anna juga mau dong di ambilin bunda" ucap Anna dengan menyodorkan piring ke arah bundanya.

Sarah tersenyum simpul pada putrinya, putrinya ini kadang manja kadang mandiri.

"Manja banget anak ayah" gumam Tyo.

"Gak papakan bun, sekali-kali" balas Anna beralih menatap bundanya.

"Iya sayang" balas Sarah lembut.

"Oh ya, Amel nanti jadi kesini gak?" tanya Tyo tiba-tiba.

"Katanya sih gak jadi yah, Nisya sakit katanya" jawab Anna. Tadi pagi kakaknya itu mengirimi pesan bahwa Ia tak jadi datang karena putrinya sakit.

"Nisya sakit apa An?" tanya Sarah dengan raut khawatir. Semoga keadaan cucunya selalu sehat. "Bunda jadi khawatir deh yah" lanjutnya.

"Nisya demam bun" ucap Anna.

"Semoga Nisya gak papa" gumam Sarah.

"Berangkat yuk yah" Anna melirik jam tangannya.

"Hm iya" balas ayahnya.

Anna tersenyum tipis melihat kemesraan orang tuanya, ayahnya itu tak pernah absen untuk mencium kening bundanya setiap akan pergi bekerja. Bahagianya sangat sederhana, hanya dengan melihat kerukunan ayah bundanya saja sudah membuat hatinya senang. Anna berharap jika suatu saat nanti akan seperti orang tuanya itu.

"Bun, Anna berangkat. Assalamualaikum" Anna mencium punggung tangan bundanya.

"Iya hati-hati" balas Sarah.

Mobil Tyo sudah meninggalkan pekarangan rumahnya. Anna hanya diam saat duduk di samping ayahnya sembari membaca buku tebalnya, ya benar pagi ini Ia ada ujian.

"Serius banget kamu baca bukunya nak?" tanya Tyo saat melirik anak gadisnya membaca buku.

"Iya yah, Anna pagi ini ada ujian." jawab Anna singkat, gadis itu melanjutkan membacanya.

***
"Pagi An" sapa Kiara, sahabatnya.

"Pagi juga Kia" balas Anna tanpa menoleh ke Kiara.

Mereka berdua begitu dekat, mereka bersahabat sejak hari pertama memasuki universitas ini.

"Huft, semoga pak Andre gak masuk biar gak jadi ujian" gumam Kia, sontak Anna langsung menoleh pada sahabatnya itu.

Anna menaikkan sebelah alisnya, "Janganlah Kia, aku udah belajar dari semalam. Masa iya gak jadi ujiannya. Kamu gak belajar ya?" ucap Anna yang diakhiri pertanyaan untuk Kiara.

Kia cengengesan kala mendengar pertanyaan sahabatnya itu, "Kamu kok tau sih An, aku kemarin gak sempat belajar. Gara-gara mama minta di temeni pergi arisan" ucap Kia dengan mengeluarlan buku tebalnya dari dalam tas. Sebaiknya Ia belajar sebentar dari pada tidak sama sekali.

10 menit kemudian, seorang Pria tampan masuk ke kelas Ia membawa laptop dan beberapa  lembaran yang di yakini adalah soal ujian.

"Selamat pagi" ucapnya dengan nada tegas. Semua yang tadi nampak ramai menjadi diam dan menatap pria di depannya.Semua mahasisiwi menatapnya dengan memuja ketampanannya.

"Saya adalah dosen pengganti pak Andre. Beliau sedang sakit, jadi saya yang akan menggantikan beliau." jelasnya. "Ada yang bertanya" lanjutnya.

"Nama bapak siapa?" tanya salah satu mahasiswi dengan tatapan memuja. Bagaimana tidak, Pria di depannya ini sangat tampan. Hidung mancung, bibir tipis dengan rahang kokohnya. Meleleh rasanya kala menatap dosen pengganti tersebut.

Annalia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang