13 - Long Distance Relationship

7.4K 527 5
                                    

Pagi ini Anna sudah siap seperti biasanya, wanita cantik itu sudah meminta izin pada sang suami untuk pergi ke kampus dan akan pulang di sore hari. Wanita itu merasa asing di rumah besar ini, dimana biasanya jika menantu di kasihi oleh mertua dan keluarganya, disini dia justru di bencinya. Dibenci hanya karena dirinya cacat. Anna hanya bisa menangis dalam diam menghadapi semuanya. Anna yakin, jika mertua dan iparnya bisa menerimanya suatu saat. Sama seperti es, lama-lama akan mencair juga.

Anna turun dari tangga, di sana Ia sudah melihat Rose dan Daveena yang tengah menyantap sarapan. Anna berjalan mendekat kearah meja makan. Ia akan ikut bergabung sama mereka. Baru saja duduk, Anna sudah mendapat tatapan tajam dari Rose, istri dari Dave itu hanya menunduk takut.

"Ngapain sih ikut sarapan sama kita? bikin gak nafsu makan aja!" ucap Daveena tajam.

"Bener Veena, hilang sudah nafsu makan mami" Rose membantin garpu dan sendok hingga berdenting diatas piring. Anna tersentak mendengarnya.

Anna tidak mau kemarahan mertuanya ini berlanjut. Ia memutuskan untuk segera pergi ke kampus saja.

"Mi, Anna pamit. Anna mau kuliah, nanti pulangnya sorean" ucap Anna lirih, Ia menjulurkan tangannya kearah Rose untuk di salaminya, namun naas tangan Anna di pandang penuh jengah oleh Rose. Anna menarik tangannya kembali karena tak ada respon dari mertuanya.

"Assalamualaikum" ucap Anna beranjak dari duduknya, Ia melangkahkan kaki untuk keluar dari rumah itu. Namun hanya beberapa Anna melangkah, suara Daveena menghentikan langkahnya.

"Sekalian gak usah pulang kesini" ucap Daveena menyeringai.

Anna diam di tempatnya, hatinya sedikit sakit mendengar ucapan Daveena. Dulu, dirinya dekat bagai bunga dan lebah. Tapi sekarang, bagai air dan minyak.

***
Dilain tempat, pria itu nampak sibuk dengan pekerjaannya yang tidak kunjung selesai. Ia benar-benar merindukan sang istri. Dave bangga memiliki Anna, bukan semata hanya bertanggung jawab karena kecelakaan itu, dirinya benar-benar mencintai Anna.

Dave tersenyum tipis melihat pesan dan telepon Anna yang membangunkan di subuh hari untuk solat, istrinya itu juga meminta izin untuk kuliah dan akan pulang sore.

Dave mengizinkannya, tapi dirinya juga mengawasi Anna dari jarak jauh.

***
"Hai Kiara, Rerin, Bagas" sapa Anna yang baru datang.

"Hai An, kita kira kamu gak masuk lagi" ucap Rerin.

"Ya nggaklah, kita kan ada tugas kelompok" ucap Anna.

"Tapi dimana kita mengerjakannya?" tanya Bagas. Dia adalah pria paling tampan di kelompok Anna.

"Gimana kalau di tempat biasanya?" ucap Kia.

Anna hanya mengangguk setuju, lagian juga dia sudah lama tidak kesana.

"Boleh deh, kita mah ngikut aja" ucap Rerin. Bagas juga setuju.

"Nah tempat udah di tentukan sekarang tinggal menentukan temanya" ucap Bagas.

"Itu mah gampang, nanti aku yang mikir." ucap Rerin.

"Wah, tumben kamu mau kalau disuruh mikir?" ucap Kiara.

"Tapi aku diantuin sama Anna. Iya kan An?" Rerin melirik Anna.

"Dasar!" cibir Bagas.

"Apaan sih"

***
Seorang Pria tampan itu memasuki mansionnya dengan sumringah, empat tahun lalu Ia meninggalkan negara ini, meninggalkan cinta pada seorang gadis cantik. Pria itu Rendra Prameswara.

"Ayah, bunda" ucap Rendra yang masih memegang koper besarnya.

"Rendra? kamu pulang kok gak kasih tau bunda sih?" ucap wanita paruh baya yang masih terlihat muda.

Rendra mendekat pada ayah dan bundanya. Ia memang sengaja tak memberi tahukan kepulangannya pada orang tuanya itu, Ia memang memberi kejutan pada ayah dan bundanya.

"Surprise" ujar Rendra memeluk bundanya.

"Ayah dan bunda bangga sama kamu" ucap Maira, bunda Rendra.

"Ayah juga bangga sama kamu" ucap Fatih memeluk putra semata wayangnya.

"Ini berkat doa ayah dan bunda" ucap Rendra.

"Sekarang kita makan. Kebetulan, tadi bunda masak" ajak Maira.

Setelah makan, Rendra masuk ke kamarnya. Ia begitu merindukan kasurnya ini. Rendra membaringkan tubuhnya di kasur menatap langit-langit. Pikirannya tertuju pada seorang gadis yang Ia cintai dari dulu hingga sekarang. Ingin rasanya Rendra bertemu dengan gadisnya itu dan berharap dia belum menikah, karena dirinyalah yang akan menikahinya.

Rendra mengmbil beberapa lembar poto, disana Ia melihat wajah ayu gadis yang Ia cintai selama ini. Poto itu terlihat candid, karena dirinya mengambil poto itu tanpa sepengetahuan empunya.

"Aku pengen banget ketemu sama kamu! aku kangen sama kamu" gumam Rendra mengelus poto itu.

Dulu, Ia memang tak berani menyatakan perasaannya, tapi sekarang perasaan itu justru menggebu di hatinya. Dulu dirinya juga memendam perasaannya karena Ia tak mau LDR an, karena dirinya mengambil beasiswa dulu. Tapi sekarang dirinya akan mengungkapkan pada dia.

"Aku gak sabar akan bertemu denganmu" ucap Rendra.

***
Malam ini, Anna tak bisa tidur. Ia lebih memilih berdiri di balkon menatap taburan bintang yang gemerlap di langit malam. Terpaan angin malam membuat hijabnya tersapu kesana kesini.

ting

Anna meraih ponselnya yang Ia letakkan di meja kecil dekatnya. Anna tersenyum melihat siapa yang mengirimi pesan.

My Husband
Sayang, kamu udah tidur?

Me
Belum mas, aku gak bisa tidur.

My Husband
Ini sudah malam sayang. Kamu harus tidur, aku tahu kenapa kamu gak bisa tidur? karen kamu kangen aku kan?

Anna terkikik, benar sekali tebakan suaminya itu. Benar, dirinya kangen dengan Dave.

Me
Nah sekarang kamu tahu kan mas, kalau aku kangen sama kamu. Kamu harus selesaikan pekerjaannmu disana, disini aku menunggumu❤

My Husband
Iya istriku, aku janji gak akan lama-lama disini.
Aku merindukanmu sayang😘

Anna tersipu melihat emoticon dari suaminya.

Me
Akupun sama mas. Aku tidur dulu. Assalamualaikum.

My Husband
Selamat tidur istriku. Aku akan datang dalam mimpimu.

Anna tersenyum, tak lagi membalas pesan dari suaminya. Cinta? Ia sungguh mencintai suaminya. Dirinya merasa bahagia menjadi istri Dave, semoga kebahagiaan sesalu bersama pernikahannya. Anna mengelus perut ratanya, berharap Allah segera menitipkan malaikat kecil nan lucu di rahimnya. Semoga dengan adanya anak, Anna bisa meluluhkan hati sang mertua.

Anna menutup pintu balkon, Ia menuju ranjang dan duduk disana. Ia mengingat, jika Ia pernah dititipi kalung berinisial 'R' untuk Daveena. Anna membuka nakas dan mencari kalung itu, Ia melihat kotak berukuran sedang. Didalam itu ada kalung dan surat, Anna tidak berani membuka surat itu karena Anna merasa itu bukan untuknya. Anna juga mengingat, waktu itu Pria itu menemuinya untuk memberikan kado ini pada Daveena. Namun Daveena salah paham padanya, Anna menerka. Apa Daveen juga suka pada Rendra? tapi jika tidak untuk apa waktu itu Daveena menjauhinya. Anna tidak ingin berspekulasi lebih jauh, biar waktu saja yang menjawabnya lebih jelas.

"Aku sayang kamu Avee, meski kamu membenciku. Aku yakin, kamu menyayangiku seperti dulu" gumam Anna sendu.

Kediri,
14 Juni 2019

Annalia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang