16 - Kebencian Rose

8.2K 579 18
                                    

Pagi semuanya,

Udah gak sabar aku pengen up part ini, tapi target gak nyampai. Banyak yang baca tapi enggan vote.

Sedih akutu jadinya, jangan lupa vote ya dan jangan jadi siders.😍

Malam ini, Dave meminta istrinya untuk membereskan semua baju-bajunya. Ia harus pindah ke apartemen miliknya dan hidup disana bersama Anna. Dave tidak mau jika istrinya itu di sakiti oleh ibunya sendiri. Saat mengetahui istrinya di hajar oleh Shilla, dunianya terasa hancur. Ia tak akan pernah rela jika Anna di sakiti seujung kuku oleh siapapun. Ia mencintai Anna, jauh sebelum istrinya tertabrak oleh dirinya sendiri.

"Mas kenapa kita pindah ke apartemen?"tanya Anna menatap suaminya yang tengah menutup koper besar berwarna hitam di depannya.

Dave menoleh pada Anna lalu duduk di samping istrinya. "Sudah cukup kamu menderita sayang. Kita akan memulai hidup baru. Hanya ada aku, kamu dan anak-anak kita kelak." jawab Dave lembut.

"Apa mami mengizinkan?" tanya Anna lagi.

Dave menarik napasnya pelan lalu menghembuskannya. "Apa setiap hari kamu di sakiti oleh mami?" tanya Dave menatap manik hitam istrinya.

"Mas. Mami baik kok sama aku. Dia juga sayang sama aku" jawab Anna berbohong. "Ya Allah, maafkan aku yang telah membohongi suamiku" batin Anna.

Dave menggelengkan kepalanya pelan. Istrinya ini tak pandai berbohong. "Kamu jangan berbohong An. Aku tahu selama ini mami membenci kamu" ucap Dave.

Anna diam. "Kenapa kamu gak jujur sama aku, kalau mami sering sakiti aku. Aku ini suamimu An. Jangan ada dusta diantara kita" ucap Dave.

Mata Anna berkaca-kaca. Ia melakukan ini agar hubungan ibu dan anak itu baik-baik saja. Anna tidak mau jika mertuanya itu bertengkar dengan suaminya sendiri. "Karena aku gak mau kamu dan mami jadi bertengkar karena aku Mas." cicit Anna meneteskan air matanya.

Dave merengkuh Anna dalam pelukannya. Pria itu menciumi kepala istrinya. Mengapa istrinya bisa setegar ini menghadapi maminya. Dave semakin merasa berdosa mengingat bahwa dirinya yang telah menabrak istrinya sendiri. Suatu saat nanti Ia akan memberi tahu Anna dan semoga wanita itu tak membencinya, karena Dave tak sanggup menerima kebencian dari wanita yang Ia cintai.

***
Sarapan kali ini, Rose tidak kumpul bersama. Wanita paruh baya itu merasa kesal karena putranya memilih istri cacatnya itu dari pada dirinya yang melahirkan dan membesarkannya.

"Lihat saja wanita cacat. Saya tidak akan tinggal diam, kamu telah merebut Dave dari saya." gumam Rose menyeringai sinis.

Seharusnya sejak dulu Ia tak merestui anaknya itu menikahi Anna. Sungguh dirinya menyesal sekali.

Mertua dari Anna itu juga kesal terhadap putrinya, bukankah Daveena setuju jika akan menyakiti Anna. Tapi apa? kemarin gadis itu berubah pikiran dan malah membela Anna di depannya. Hal itu membuatnya muak seketika.

Disini, dirinya merasa sendiri. Dave dan Daveena berpihak pada wanita cacat itu, hanya Shilla yang memihaknya. Hanya Shilla yang mengerti keadaannya.

Di meja makan, mereka bertiga nampak kurang bersemangat memakan sarapannya. Anna merasa khawatir dengan mertuanya yang tidak ikut sarapan, apa mami sakit? pikirnya saat itu.

"Avee mami mana?" tanya Anna pada Daveena.

"Aku juga tidak tau An. Dari aku bangun aku belum melihatnya" jawab Daveena.

"Avee?" tanya Dave pada istrinya. Mengapa istrinya itu memanggil adiknya dengan sebutan 'Avee'.

"Iya mas. Kami memang bersahabat dari SMA." jawab Anna.

Annalia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang