37

333K 9.8K 171
                                    

"Kamu ingat hari itu kan, Cla?" Tanya Lelaki berkaus hitam itu pada wanita yang tengah berlinang air mata dihapannya.

"Kakak kemana aja, setelah hari itu?" Clara bertanya dengan nada menuntut. Memandang tajam lelaki dihadapannya. Lelaki yang dulu tak pernah dia ketahui keadannya setelah kejadian na-as itu terjadi.

"Kamu gak tau?" Daniel mengerutkan dahinya.

"Aku hampir gila saat itu, kak. Aku udah datangi semua rumah sakit yang ada di Jakarta ini buat cari kakak. Aku udah berusaha datangi rumah kakak, tapi rumah kakak kosong. Saat kejadian itu, aku bahkan ngecek berulang-ulang kali dirumah sakit kakak di rawat saat itu, sebelum kakak menghilang. Tapi mereka bahkan gak ngasih tau di mana kakak dipindahkan. Aku stres. Aku kaya maya hidup kalau kakak mau tau." Nafas Clara memburu saat menceritakan saat-saat itu.

Saat dimana dia persis dengan orang gila. Lontang-lantung hanya untuk mencari lelaki yang menjadi kekasihnya itu. Masih ingat dia akan wajah khawatir mamanya saat itu. Mamanya bahkan tidak pernah makan hanya karena membujuk seorang Clara, anak gadisnya yang tidak ingin keluar dari kamarnya berhari-hari. Wajah Geo, kakaknya.  Yang frustasi membujuk adiknya yang tidak mau keluar dari kamarnya itu. Bahkan, Geo sampai tidak kuliah hanya untuk membujuk adiknya dengan berdiri di depan pintu kamarnya dan terus berceloteh agar Clara mau keluar kamar dan bermain bersamanya. Wajah lelah sang papa karena memikirkan ancamannya sebelum menemukan Daniel dia tidak akan keluar.

Dan. Yah, akhirnya dia harus di infus karena ditemukan pingsan tak berdaya di bawah ranjangnya.

"Maaf, aku gak tau kalau kejadinya akan seperti itu."

"Kemana kakak saat itu?" tanya Clara menuntut, dia tidak ingin basa-basi dengan lelaki ini karena mengingat kejadian itu. Mungkin menurut sebagian orang akan berpikir bahwa dia egois. karena, sedikitnya kecelakan itu terjadi kerena dirinya.

Tapi lebih egoisan mana dengan kekasih yang tidak memberikan kabar pada pacarnya selama bertahun-tahun dan meninggalkan perasaan bersalah seorang diri.

"Aku ke Jerman. Aku menjalani operasi di sana."

"Apa separah itu?"

"Heum, tidak juga. Aku hanya mengalami Gegar otak dan patah kaki  yang membutuhkan terapi untuk berjalan bertahun-tahun agar aku bisa berjalan normal kembali." Jawab Daniel dengan senyum masam.

Mata Clara membulat. Separah itu kah? Batinnya.

"Lalu, kenapa kakak gak kasih aku kabar?" butir kristal itu kembali terjatuh dari kedua mata indah wanita itu. sekarang dia merasa sangat bersalah. Sangat.

Hati Daniel masih bisa merasa perih saat melihat air mata yang keluar dari mata indah itu, dengan perlahat dia menarik tubuh wanita itu dalam dekapannya. Agak sedikit susah memang, karena kondisi perut wanita itu membulat.

"Aku tidak ingin kamu merasa bersalah. Aku gak mau, kamu malu karena kamu memiliki kekasih cacat karena aku."

Clara memandang wajah Daniel tajam. "Kenapa kakak bisa mikir secetek itu? Apa selama tiga tahun kita pacaran, kakak belum kenal sama aku."

"Bukan, bukan seperti itu, Cla. Aku tau, pasti kamu akan memilih tetap merawat aku. Tapi aku gak mau ngebebanin kamu dengan kondisi aku dulu. Aku rencana akan membuat kejuatan saat aku membali. Tetapi, yah. Aku yang lebih dulu terkejut." Daniel terkekeh.

"Maaf, kak. Aku gak peka sama kakak."

"Hi, it's ok, beb. No problem. Aku baik-baik aja. Itu udah berlalu. Jadi, lupain aja." jari-jari panjang Daniel menghapus dengan lembut bulir air yang mengalir dari mata Clara.

"Jadi, kenapa kakak balik lagi?"

"kan, aku udah bilang tadi. Kalau, aku mau buat kejutan. Tapi malah aku yang terkejut." Daniel berkata dengan senyum masam. Senyum itu membuat Clara semakin merasa bersalah.

"Maaf, kak." Clara menundukkan kepalanya.

Dengan senyum tipis Daniel mendongakkan kepala Clara dengan tangannya. "Aku gak bakalan bisa balik lagi ke kakak. Mungkin dulu aku jadi bisa gila karena cinta aku ke kakak, tapi sekarang. Aku udah nemuin orang yang aku cinta. Dan orang itu bukan kakak. Dan ya, pasti aku akan lebih gila lagi jika aku kehilangan dia, kak." sambung Clara.

"Apa aku bener-bener udah gak ada kesempatan?" Clara mengeleng pelan.

Daniel terkekeh. Nasip tidak selalu berpihak pada kita bukan. "padahal kalau kamu mau sama aku lagi. Aku udah siapin semaunya untuk kita pindah ke Jerman nanti." Daniel menunduk dengan memasang senyum fake smile nya

"Kak?"

"Gak, sayang. Aku ngerti. Aku di tolak. Kayanya aku besok bakalan langsung terbang aja ke Jerman. Siapa tau, langsung dapat jodoh yang lebih dari kamu." sepertinya Daniel sudah mengikhlaskannya. Clara terseyum tulus.

"Tapi, kakak masih bisa jadi kakak aku 'kan?" Daniel menganggukan kepalanya lalu mengecup dahi Clara cepat. "Tentu." jawaban itu membuat senyum Clara kian melebar.

***

Uhuyyy aku double up yey

Aye, aye.....

Oce, part 37 Done!!

Kayanya aku mencium aroma-aroma perpisahan😷

Sorry gess MSH kayanya tinggal dua atau satu part lagi tamat. End......

Sumpah aku tuh sedih beneran. Harus ninggalin lapak ini. Karena ini tuh, cerita pertama aku yang paling banyak peminatnya😭😭

Kalau aku buat cerita lagi mampir dong say, jangan sombong-sombong. Plisssssss (esnya panjang sampai Papua..)

Baca ya ya ya..

Kalau jumpa sama cerita yang judulnya L'INCONTRO. Plis mampir tinggal loncat lapak aja kok, say.

Janji mampir ya jangan sombong-sombong😢

Dan maafkan Al kalau masih banyak typo, soalnya Al gitu nulis langsung update, masih anget banget.

Dan maafkan Al kalau masih banyak typo, soalnya Al gitu nulis langsung update, masih anget banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis Al kekasih satu-satunya seumur hidupnya Chanyeol❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis Al kekasih satu-satunya seumur hidupnya Chanyeol❤

My Sweet Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang