27

334K 11.5K 699
                                    

Kedua orang berbeda jenis itu saling diam, tak ada dari mereka yang memulai topik pembahasan. Wanita berambut sepunggung itu masih menundukkan kepalanya, entah apa yang menarik dibawah sana hingga wanita itu terus setia memandang ubin lantai cafe berwarna hitam yang di pijaki-nya.

Hingga suara lelaki berbola mata hitam kelam itu memecah keheningan dan membuat wanita dihadapannya menatapnya.

"Jadi, lo nyerah sampai disini?" Lila menganggukkan kepalanya pelan. Lalu mengaduk-aduk lemon tea dihadapannya dengan pandangan hampa.

Tak lama Lila terkekeh, entah apa yang dia kekehkan. "Aku gak mau ngerusak rumah tangga dia, kak."

"Aku cinta sama dia, bukan terobsesi sama dia. Jadi aku ngelepas dia. Memang gitu kan kuadrat-nya? Kalau kita cinta sama orang itu, Kita bakal seneng dengan apa pilihan orang itu. Meskipun itu buat kita sakit," sambungnya.

Lelaki itu menyipitkan matanya, lalu mengangguk seolah paham dengan ocehan wanita yang tengah bersedih dihadapannya.

"Oke, jadi urusan kita cuman sampai disini kan?" Tanya Daniel- si lelaki bermata hitam kelam.

Lila mengangguk lagi. "Iya," jawabnya lemah.

"Jadi, keputusan kakak?"

"Seperti yang kamu bilang. Saya cinta sama dia bukan terobsesi. Saya gak mau orang yang saya sayangi tersakiti hanya karena cinta sepihak atau obsesi saya."

***

"NATHAN!"

Panggilan cetar membahana itu mengagetkan Nathan saat dia baru memasuki pintu rumahnya. Ada apa lagi ini ya Allah. Repot amat ya kalau istri lagi bunting! Aduh sumpah Nathan sangat lelah selelah lelahnya. Pas buat aja enak lah pas bulet? Ingin rasanya Nathan bernyanyi Ddu ddu ddu dengan pakaian syar'i ala Anisa sabyan.

"Ya, sayang," jawab Nathan sambil berjalan menuju istri tercinta.

"Hiks..hiks," mata Nathan melebar melihat istrinya.

"Hay, kenapa nangis?" Nathan bertanya dan langsung memeluk erat tubuh istrinya yang mulai mengembang seperti adonan.

"Kamu jahat."

"Hah?" Perkataan dari istri cantiknya itu membuat Nathan tercengang. Orang jahat mana yang rela manjat pohon mangga tetangga pas jam dua belas malam hanya karena menuruti permintaan awkward sang istri? Oh kejamnya dunia.

"Jahat kenapa sayang?"

"Kamu kenapa lama banget pulangnya?" Nathan menghela nafas.

"Tadi dikantor banyak banget kerjaan.  Ada beberapa meeting penting yang gak bisa aku cancel dan banyak benget berkas yang harus aku tanda tanganin, yang gak bisa di wakilkan sama siapa pun. Belum lagi ada Dirut aku yang harus aku mutasi karena kurang konsisten, sayang. Maaf banget ya," penuturan Nathan membuat Clara mendongak. Dia merasa bersalah pada suaminya. Apa dia terlalu egois? Tapi entah kenapa semenjak hamil dirinya lebih ingin berlama-lama dengan suami tampannya ini.

Clara menunduk. "Maaf." Ucapnya pelan.

"Hey, gak perlu minta maaf, sayang. Aku yang salah, aku gak bisa tepati janji aku buat pulang cepat." Jawab Nathan memberi kecupan demi kecupan didahi mungil sang istri.

"Jadi mau apa sampai nagis Bombay gini?" Clara mengerutkan bibir. Sebenarnya dia juga merasa dirinya terlalu baper karena kehamilannya ini.

Nathan terkekeh melihat wajah menggemaskan istri mungilnya ini. Dengan secepat kilat dia langsung menyambar bibirk ranum kemerahan milik istri nya itu. Manis. Itu lah alasan Nathan sangat menyukai bibir mungil yang selalu mengatup jika sedang sebal itu.

"Ish, kebiasaan," desis clara pura-pura merajuk.

"Tapi kamu suka kan?" Goda Nathan. Pipi Clara langsung merona. Ahh, yang benar saja, bahkan dia sering melakukan hal yang lebih dari ini. Tapi, kenapa pipinya selalu saja merona. Menyebalkan.

"Nathan." Wanita itu masih misa-misuh di dalam dekapan Nathan. Ya ampun menggemaskannya.

"Sayang, aku belum mandi loh. Apa gak bau?" Clara menggeleng kepala cepat. Baginya, dia lebih suka wangi tubuh Nathan yang seperti ini. Entah sejak kapan dia selalu menyukai aroma mint dari tubuh atletis suaminya ini.

"Gak, kamu wangi kok. Aku malah suka." Jawab Clara.

"Beneran?" Tanya Nathan sekali lagi.

"Iyaaaa,"

Nathan tersenyum dan membelai lembut surai keemasan milik istri manisnya.

"Nathan," panggil Clara, yang dibalas deheman oleh pria tampan itu.

"Aku pengen kaos yang di depannya Poto Ivan Martinez," pupil mata Nathan langsung melebar yang benar saja. Apa dia kurang tampan sampai-sampai istrinya ini lebih memilih Ivan Martinez?

"Gak, sayang. Aku gak setuju. Lebih. Baik kita buat kaos yang didepannya gambar aku aja ya. Kan aku juga gantengnya mirip Fransisco lowski. Jadi ngapain kamu pake kaos yang gambarnya orang yang gak dikenal," Clara ingin muntah sekarang juga. Kenapa bisa suaminya ini bisa memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi seperti ini? Dan apa tadi katanya, orang yang gak dikenal? Ya ampun itu Ivan Martinez loh ya, masa suaminya ini gak tau?

"Gak aku gak mau gambar kamu. Lagian aku udah terlalu muak liat wajah kamu setiap hari," tolak Clara bersi keras. Mendengar hal itu keluar dari bibir mungil istrinya membuat mulut Nathan terbuka lebar.

Muak katanya? Oh God, siapa tadi yang menangis saat dirinya pulang terlalu lama? Dan kenapa istrinya norak sekali ingin menggunakan kaos-kaos seperti itu.




***
TBC

Al up egen...😂

Sorry kalau banyak typo bertebaran yes. Mungkin Al khilaf😊

Salam manis Al kekasihnya Ivan Martinez❤

16 September 2018

My Sweet Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang