33

311K 10.4K 117
                                    

Clara memandang puas kamar bayi bernuansa baby blue hasil rancangannya. Senyumnya mengambang lebar. Karena impiannya memberi warna baby blue pada kamar anaknya terkabul.

Kamar dengan keseluruhan warna baby blue, box bayi berwarna putih dan berbagai pernak-pernik imut sebagai sentuhannya itu, adalah impian Clara sejak lama.

Perlahan tangannya merayap lembut pada perut buncitnya, lalu mengelusnya dengan gerakan lembut. Bibirnya tak berhenti mengucapkan kalimat-kalimat syukur karena kehadirian jabang bayi di perutnya.

Apa yang lebih membahagiakan bagi seorang wanita, selain menjadi seorang ibu? Menurut Clara hal ini adalah sesuatu yang paling membahagiakan dalam kehidupannya. Memiliki seorang suami yang sangat menyayanginya, buah hati yang sebentar lagi akan hadir dari rahimnya. Lengkap sudah definisi kebahagiaan menurut Clara.

Merasa puas memandang kamar calon bayinya, akhirnya Clara meraih klop pintu kamar itu lalu menutup pintunya. Sebenarnya, kamarnya dan kamar anaknya saling berhubungan, agar lebih memudahkan jika anaknya menagis sewaktu-waktu.

Setelah menutup pintu itu, Clara berjalan menuju kamarnya. Meraih handphonenya yang berada di atas nakas lalu menghidupkan benda persegi itu. Senyum geli terpancar dari wajah calon ibu muda itu. Disana tertera berpuluh-puluh panggilan tak terjawab dan jangan lewatkan juga puluhan pesan yang masuk dari suaminya.

Ada apa dengan suaminya ini? Semakin hari semakin lebay saja. Bahkan mereka berpisah belum lebih dari setengah jam lalu.

***


Nathan mengacak-acak rambutnya yang mulai memanjang, Lalu mendesah panjang. Kenapa hari ini terasa sangat pelik baginya. Dan ada apa dengan sikapnya hari ini? Ingin selalu menempel terus pada istrinya dan jangan lupakan emosinya yang begitu labil hari ini.

Membentak temannya tanpa sebab! Oh lord itu bukan dirinya sekali. Ia merasa membutuhkan kopi andalan istrinya sekarang. Tapi kapan ia bisa mendapatkannya? Melihat tumpukan map yang menggunung dihadapannya dan layar laptop yang menampilkan grafik penjulan itu, membuat Nathan lemas seketika.

Dengan gontai dia menghampiri sofa yang berada di dekat kursi kebesarannya. Tubuhnya langsung diambrukan kesofa itu lalu memejamkan matanya guna menetralkan rasa penatnya hari ini. Jas mahalnya sudah lepas sedari tadi lengan kemejanya sudah ia gulung hingga kesiku dan jangan lewatkan dasi yang sudah ia kendorkan karena merasa tercekik sedari tadi.

Mata Nathan yang tertutu langsung terbuka saat mendengar suara phonsel-nya. Nathan mendesah malas lalu beranjak menuju meja tempat ia meninggalkan benda pipih itu.

Kenapa rasanya ingin sekali ia lemparkan benda pipih itu hingga retak?

Niat itu langsung ia urungkan saat melihat nama siapa yang tertera pada benda itu. senyumnya bahkan langsung mengambang lebar saat melihat nama siapa itu. Dengan semangat yang tak terhingga Nathan menjawab panggilan itu.

"Iya, Sayang. Kenapa telpon aku? Rindu ya."

"Rindu? Nathan, gak usah lebay deh. Siapa yang rindu. Kurang kerjaan banget aku rindu sama kamu."

Bibir Nathan langsung mengerucut sebal mendengar ucapan istrinya. Ini istri gak ada manis-manisnya banget Ya Allah.

"Kalau gak rindu, terus kenapa telpon?" tanya Nathan dengan nada sebal.

"Eh, kampret. Tadi kamu yang telpon aku, terus spam chat aku lagi. Yaudah, aku telpon aja siapa tau penting. Eh ternyata gak ada yang penting-penting bengetkan? Yaudah bye suami tersayang."

Tut Tut Tut...

Udah gitu doang? Kok kesel ya?

***

"Besok-besok jangan telpon-telpon aku kalau gak ada yang penting." ucap Clara pada seseorang yang baru saja merebahkan badannya kekasur miliknya.

Mulut Nathan langsung terbuka lebar saat istrinya dengan lancarnya mengucapkan kata-kata itu.

"Ya ampun, yang. Emang gak boleh apa aku kangen sama kamu," ujar Nathan dengan bibir mengkerucut.

"Kangen apaan? Gak usah alay! Setiap hari ketemu juga." ujar Clara sarkas.

"Tega banget kamu, yang. Kejam! Kamu tau gak, apa yang kamu lakuin sama aku itu ja-hat!" Ujar Nathan mendramatisir.

Dahi Clara mengkerut memandang ilfil suaminya. Kok bisa alay gini sih? Abis kepentok apa itu pala bang!

"Nathan. Kamu tau gak, akhir-akhir ini tuh kamu alay-nya itu loh, gak ketulungan. Dikurang-kurangin deh. Udah mau jadi bapak juga."

"Aku tuh gak alay, sayang. Aku cuman mau ngungkapkan betapa aku sangat bahagia ada selalu disamping kamu."

Fix itu pala abis kepentok pintu kayanya.

***
TBC

Uhuy babang Natnat sama kakak Cla up egen.

Ada yang rindu kagak💃💃

Al rasa lama-lama cerita ini ngebosenin iya gak sih?
Sorry banget kalau cerita ini lama-lama ngebosenin karena Al akhir-akhir tuh memang gak niat nulis. Al akhir-akhir ini tuh lebih suka baca, jadi mohon maaf banget kalau ceritanya ngebosenin.

Al juga bingung mau buat ending gimana.

Kok malah curhat... Udah deh intinya Al minta maaf aja gitu.

Part 33 done!

Sampai jumpa di part 34🙋

Gak bosen bosen Al ingetin buat mampir ke lapak sebelah Heart? Dan Cool Boy.

Kerena disana kalian bakal ketemu sama tokoh yang berbeda dengan cerita yang berbeda banget 👼👼

Jadi cus buruan datengin lapak sebelah.

Medan, 21 Desember 2018

Salam manis Al istri sah-nya Kim Taehyung

My Sweet Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang