Sudah seminggu dari pembahasan kedua sejoli itu ingin pergi berlibur. Lebih cocok di katakan berlibur entah honeymoon? Clara bingung mendeskripsikan nya. Dari awal mereka menikah, mereka memang belum pernah pergi honeymoon, bukan?
Memang saat itu Nathan pernah membahas tentang itu, tapi saat itu Clara sedang masa sibuk-sibuknya ujian ini-itu. Tak apalah tidak pergi honeymoon, yang pentingkan masih bisa dikamar. Itu lah yang dikatakan suami mesumnya itu.
Ya, begitulah. Mereka merencanakan honeymoon yang tertunda. Mereka hanya merencanakan pergi ketempat yang tidak perlu menempuh jarak yang terlalu jauh.
Disini lah sekarang mereka berada. Bali. Di pantai Nusa dua. Pantai ini terlihat indah dengan background matahari terbenam. Keduanya tengah berlari saling mengejar.
Clara berbalik arah melihat suaminya yang mengejarnya. "Kejar dong, Payah." Ujar Clara sambil menjulurkan lidahnya mengejek suaminya.
"Awas aja kalau ketengkep."
"Gak bisa." Clara berlari lagi. Berusaha berlari sekencang mungkin agar suami tampannya tidak dapat menangkap nya.
"Siapa bilang? Hmm." Clara menjerit kaget ketika sebuah tangan kekar memeluknya dari belakang.
"Kamu tertangkap sayang. Aku gak akan ngelepasin kamu, lalu ku kurung kamu di kamar seharian." Ujar Nathan sambil mencium gemas pipi sang istri.
"Nathan, jangan dicium mulu muka aku." Clara mendorong wajah suaminya dengan tangannya yang terbebas dari pelukan Nathan.
"Biarin aja." Nathan memutar tubuh Clara agar menghadapnya.
Clara terlihat cantik dengan menggunakan dress selutut berwarna putih motif bunga-bunga berwarna biru laut,dengan rambut digerai. Membuat surai indah itu menari-nari tertiup angin. Sedangkan Nathan lebih terlihat tampan dengan celana berwarna hitam selutut kemeja putih tidak dikancing memperlihatkan kaos abu-abu yang memperlihatkan jelas perut kotak-kotak nya.
Keduanya hanyut dalam tatapan masing-masing. Membuat kedua pasang mata itu terkunci satu sama lain. Nathan mempertipis jarak wajahnya dengan wajah sang istri, membuat Clara memejamkan matanya dengan kedua tangannya yang melingkar di leher lelaki tampan yang berhadapan dengannya. Kedua mata Nathan terus memperhatikan bibir ranum Clara. Bagai adegan slow motion bibirnya langsung memanggut bibir mungil itu.
Keduanya bagai terhipnotis oleh cumbuan manis itu. Sampai Nathan melepas panggutan itu, lalu mengelus bibir Clara yang sedikit membengkak karena ulahnya dengan lembut.
"I love you, my beautiful wife." Mata Clara melebar mendengar ucapan dari bibir seksi suaminya, diperutnya bagikan ada kupu-kupu yang berterbangan menggelitik, dadanya berdesir menghangat.
"I love you too, my sweet husband." Ucapan istri mungilnya itu, membuat senyum Nathan mengembang. Dengan lembut Nathan kembali memanggut bibir manis yang telah jadi candu baginya itu.
***
Seminggu setelah acara bulan madu romantis ala Clara dan Nathan lewat. Keduanya telah kembali kekediaman mereka. Mereka kembali lebih cepat dari jadwal, itu karena Clara terus mengalami muntah-muntah disaat mereka sedang berduaan. Entahlah dia kenapa setiap Nathan ingin mengajaknya ke dokter dia selalu menolak, dengan alasan cuma tidak enak badan biasa. Tapi Nathan selalu mencemaskan keadaan. Dia tidak ingin istrinya ini sakit.
Tapi yang namanya Clara, tetaplah Clara. Clara dengan sikap keras kepalanya. Dia mengancam, jika Nathan bersikeras ingin ke dokter, dia ingin mogok makan seminggu. Terlalu kekanakan bukan? Begitulah Clara.
Sekarang keduanya tengah berada ruangan yang sama, tapi keduanya tengah sibuk dengan kegiatannya masing masing. Dannn.
Lihatlah Clara entah kegiatan apa yang dilakukan? Dengan selimut yang membungkus tubuhnya hingga ke dada tatapannya terus memperhatikan lelaki yang tengah sibuk dengan kegiatannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
عاطفيةDi JODOHKAN. Ya di Jodohkan. Satu kata itu yang paling tidak pernah kita harapkan keluar dari mulut orang tua kita, benarkan? Apalagi dijodohkan dengan orang yang tidak pernah kalian kenal. Itu sangat menjengkelkan. Itulah yang terjadi pada Seorang...