35

313K 9.4K 234
                                    

Clara mengerjapkan matanya, menerawang ruangan temeram yang mamenuhi indra penglihatannya. Dimana dia sekarang? Pikirnya sekarang. Seingatnya tadi dia hanya membukakan pintu untuk orang yang secara bar-bar membunyikan bel rumahnya. Lalu dia mana dia sekarang ini?!

Wanita itu meringis merasakan nyeri pada kepala dan perutnya yang sudah membesar. Clara memejamkan matanya berusaha menetralisir nyeri pada kepalanya.

"Sudah bangun?" tanya lelaki yang Clara masih ingat betul dengan suara itu. Wajah lelaki itu tidak terlihat, karena temaram lampu yang dimatikan, hanya sinar rembulan malamlah yang menyinari ruangan ini.

"Kak Daniel?" Clara bertanya dengan suara ragu-ragu. Lelaki itu tersenyum senang. Wanitanya masih mengingatnya 'kan. Ya wanitanya!

"Kamu masih ingat aku?" Daniel bertanya dengan nada suara terdengar antusias, sedangkan Clara mendesis saat kornea matanya sudah menangkap cahaya yang menerangi ruangan itu.

Clara mengangguk. "Ini dimana kak?" tanyanya.

"Ini rumah aku. Apa kamu tidak ingat?" ucap Daniel.

Indra penglihatan wanita itu langsung menjelajahi ruangan dia berada sekarang.

Sekarang dia mengingingat ruangan ini, ruangan dengan dominasi warna hitam putih, beraroma maskulin yang selalu dia abrak-abrik jika dia bosan menunggu lelaki itu. Ruang ini tidak banyak berubah masih sama dengan terakhir kali dia mengunjunginya.

"Hem, aku ingat. Kenapa kakak bawa aku kesini?" Tanya Clara sedikit tegas. kenapa lelaki ini membawanya kekamar lelaki ini. Dan jangan lupakan cara lelaki itu membawanya. Dengan membuatnya pingsan, seakan dia tengah diculik. Tapi benar bukan dia memang tengah di culik? Hay! Sekarang Clara mulai panik!

"Aku kangen kamu." jawab Daniel lirih. Apa Claranya tidak mau berjumpa dengannya lagi.

Clara menggelangkan kepalanya tidak habis pikir dengan jalan pikiran lelaki dihadapannya. Lelaki ini gila? Membawa istri orang yang tengah hamil besar, dan mengatakan kalau padanya kalau dia rindu. Alasan macam apa itu!

"Kakak gila." desis Clara, dahi Daniel berkerut tidak paham.

"Kenapa kamu bilang aku gila?"

"Emang ada, seorang lelaki yang membawa istri orang yang tengah hamil besar dengan membiusnya dan berkata kepada wanita itu bahwa dia rindu. Kakak bahkan lebih parah dari pada gila, tau gak." Clara mengeram kesal.

"IYA! IYA. AKU MEMANG SUDAH GILA, KAMU PUAS!" Daniel berteriak keras sambil mengepalkan tangannya.  Clara meringsuk menjauh berusahan menjauhkan dirinya dari orang yang penting dimasa lalunya itu.

"Aku gila karena kamu, Cla. Aku gak bisa hidup tanpa kamu." sambung Daniel dengan suara parau.

"Kalau kakak gak bisa hidup tanpa aku, kenapa dulu kakak ninggalin aku?" Tanya Clara dengan wajah memerah dan jangan lewatkan air yang sudah ngalir pada pipinya.

Sorot mata Clara menajam, menuntut jawaban lelaki yang telah meninggalkannya itu.

"Kamu mau tau?" Clara mengangguk yakin.

Ya, wanita ini harusnya tahu semuanya dari dulu bukan.

🌈🌈🌈

"HA!!!!!!"

"Tenangi diri lo, bro. Lo harus berpikir dengan kepala dingin. Jangan teriak-teriak gak penting kaya gini!"

"Bangsat!! Istri gue hilang lo masih nyuruh gue tenang! Lo gak ngerasain jadi gue, X." teriak Nathan pada temannya itu.

"Gue tau lo lagi khawatir banget sama Clara. Tapi, gak kaya gini caranya." ucap Xavier berusaha menenangkan Nathan.

"Terus gue harus gimana? Gue harus tidur sambil dengerin musik jazz dikamar? Sedangkan, Clara entah dimana dia sekarang, bangsat!" seru Nathan sambil menghancurkan semua yang ada diatas meja kerjannya.

"Justru kayak gini yang buat lo gak bisa mikir." Nathan mengatur nafasnya mencoba menenangkan pikirannya yang berantakan.

Dada Nathan naik turun, rambut lelaki itu terlihat berantakan, jas yang entah dimana rimbannya, kemeja yang sudah terbuka kancingnya dibagian atas dan lengan yang tengah di gulung hingga siku. Satu kata yang menjelaskan keadaan lelaki itu. KACAU!

"gue harus gimana, X?" tanyanya mulai tenang.

Melihat sahabatnya yang mulai tenang Xavier membuang nafas lega. Setidaknya tidak ada adegan banting-bantingan lagi.

"Kita lapor polisi." usul Xavier.

Nathan melirik malas pada Xavier. "ini belum satu kali dua puluh empat jam."

Xavier menyengir polos. Mungkin kalau sedang keadaan normal, Nathan sudah lempar kompor tuh muka.

"Lo jangan goblok deh, X. Lo bisa gunain kekuasan lo buat ngelacak dimana istri gue sekarang."

Xavier menepuk dahinya pelan. "Masya Allah, kenapa gue goblok banget ya." ujar Xavier sambil langsung berlari keluar mencari alat-alat perangnya.






***
TBC

Sorry lama update ya, soalnya Al bentaran lagi UNBK. Jadi tolong maklumi kalau misalnya Al jarang update.

Terus, kayaknya Al bakalan molor Update, deh. Jadi tolong jangan Hapus MSH dari perpustakaan kalian ya...


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis Al istri satu-satunya Chanyeol❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis Al istri satu-satunya Chanyeol❤

My Sweet Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang