Clara memandang sinis lelaki tampan dihadapannya. Lalu, membuang muka sebal sambil berkesiap dada. Dia sama sekali tidak memperdulikan rengekan manja dari suami tampan dihadapannya.
Ngeselin benget sih! Batin wanita berperut bulat itu. Yang bunting siapa? Yang ngidam siapa?
Bisa-bisanya Nathan ingin memilih semua perlengkapan bayi dengan warna hitam. Ya ampyun! Itu syukuran bayi atau layatan?
"Sayang, ayo dong. Kita pilih box bayi yang warna hitam, ya," ucapan Nathan langsung mendapatkan pendelikan mata tajam dari Clara. tuh kan, tuh kan. Sumpah ngeselin. suaminya siapa sih?
"Gak!" seru Clara tegas.
"kok gitu sih, yang. Kan katanya anak kita laki-laki. Jadi, aku mau anak kita biar jadi laki-laki beneran. Kan keren, sayang."
Ya seminggu lalu, mereka sudah mengetahui jenis kelamin anak pertamanya. Dan hasilnya Nathan langsung bersorak girang karena mendapat anak pertama lelaki. Sedangkan, Clara. Ada rasa sedikit iri karena tidak bisa mewujudkan impiannya untuk berduet berdandan ria dengan anak perempuan. Tapi, mau apapun jenis kelamin nya yang penting anak mereka sehat bukan.
"Tapi gak harus warna hitam juga kan? Kan masih banyak warna lainnya, Nathan!"
"Gak sayang, warna hitam aja, ya. Biar macho."
"Gak! Gak! Gak! Gak ada itu macho-machoan. Yang ada kayak orang layatan iya. Aku gak mau ya. Kita pilih warna biru aja." kekeh Clara.
"Ayo dong, dear." ujar Nathan dengan wajah memelas andalannya.
Clara memutar matanya malas. Kok gemesin sih? Aah ingat Clara lo kan lagi ngambek mode on. "Putih aja kalau gitu, biar adil." Nathan langsung mendesah kecewa.
"Hitam ya, sayang."
"putih!"
"Hitam."
"Putih!"
"Hit--"
"Hadeh, yang kayak gini udah mau jadi emak, bapak. Emang bisa? Kok gue kagak yakin," Suara bariton lelaki berkaos putih itu menghentikan pertengkaran non-faedah sepasang suami istri itu. Membuat kedua mata tajam pasangan itu menatap sinis kearah suara.
"Lo. Jangan ikut campur! Iya kan sayang?" Clara mengangguk-anggukan kepalanya setuju.
"Iya. Tolong ya, X. Jangan ikut campur dulu. Ini itu, perdebatan penting dari sepasang suami istri, yang sebentar lagi akan mejelma menjadi papa dan mama muda."
Xavier melongo dengan mulut terbuka lebar. Cocok banget kedua pasangan ini ya Dewa. Sama-sama alay!
"Makannya, cepetan kawin biar ngerti gimana girangnya pas mau jadi emak bapak."
Pletak!!
"Aduh! Sayang, kok aku di jitak?" Nathan berujar sambil mengelus dahi seksinya yang baru saja mendapat jitakan sadis dari tangan mungil istrinya. Untung sayang, masih tetap seksikan jidatnya?
"Nikah, sayang. Bukan kawin. Emang X kucing."
Merasa mendapat pembelaan, Xavier menyeringai puas kepada Nathan.
"Bener tu Cla. Bisa-bisanya gue yang ganteng gini di samain sama kucing. Ya gak cocok lah. Iya kan," ucap jail Xavier dengan menaik-turunkan alisnya.
"Iya. kan, Dia buaya bukan kucing, sayang." tawa Nathan langsung mengelegar mendengar penuturan istri cantiknya. Selalu kompak 'kan.
"Ya elah, cla. Gue gak buaya kali."
"Udah, diem. Ngomong mulu. Sayang, siapa sih yang ngajak dia kesini tadi?"
Nathan makin ngakak, rasain. Makan tuh bumil. Sedangkan Xavier langsung memanyunkan bibirnya sebal. Kompak banget pasangan ini ya dewa. "Aku gak ngajak dia. Dia aja yang ngikutin aku mulu."
"Ngenes banget sih, X. Makanya buruan nikah, biar gak ngintilin Nathan mulu. Ngeneskan." Gdubrak! Nyesek njir.
***
"hufhh." Clara mendesah lelah, saat mereka memasuki rumah besarnya. Ibu hamil itu sesekali bergerak mencari posisi nyaman untuk tubuhnya yang sudah bermetamerposis menjadi bakso jumbo.
Lelah, setelah drama perdebatan warna un-faedah itu terjadi, akhirnya sekarang dia bisa mendudukan bokong seksinya ini di atas sofa lebut rumahnya. Bisa bayangin kan gimana ribetnya belanja dengan perut sebesar gentong. Ribet cin!
"Cape?" Tanya Nathan yang dijawab deheman oleh Clara dan anggukan kepala.
Nathan tersenyum samar melihat wajah lelah Clara. Dia bisa melihat bulir-bulir keringat membasahi wajah cantik istrinya. Dengan lembut jari-jari besar Nathan mengapus buliran keringat dari dahi Clara.
"Langsung tidur aja kalau cape." Clara mengelengkan kepalanya. Lalu, menatap wajah tampan Nathan.
"Gak mau."
"Kenapa?" Nathan bertanya dengan dahi berkerut.
"Kamu nanti kerja lagi?"
"Kenapa emangnya?"
"Nanti kalau aku tidur kamu pergi. Aku gak mau." Clara berujar sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh atletis Nathan.
Nathan terkekeh pelan saat melihat betapa manjanya Clara. Tanganya segera bergerak mengelus punggung munggil istrinya itu. Dia sengat suka kemanjaan istrinya ini, sangat mengemaskan.
"Yaudah, ayo tidur. Aku gak akan kerja kayanya."
"Beneran?" Tanya Clara dengan wajah ragu. Melihat keraguan diwajah Clara Nathan langsung menganggukan kepala tegas. Lalu, mengecup hidung munggil istri tercintanya.
"Iya, sayang." emang siapa sih yang akan menolak untuk tertidur bersama bidadari cantik seperti istrinya ini?
***
TBC10 November 2018
Part 31 done!
Sampai jumpa di part 32🙋
Yang kangen Babang Xavier
Salam manis Al kekasih sesungguhnya Oh Sehun
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
RomanceDi JODOHKAN. Ya di Jodohkan. Satu kata itu yang paling tidak pernah kita harapkan keluar dari mulut orang tua kita, benarkan? Apalagi dijodohkan dengan orang yang tidak pernah kalian kenal. Itu sangat menjengkelkan. Itulah yang terjadi pada Seorang...